part 19

257 23 0
                                    

"Dinda merindukan putra kita kian santang ya?"

"Iya kanda, kenapa dia meninggalkan kita semua?"

Subang larang berhalusinasi klu kian santang berada di depan pintu

"Putraku kian santang" subang larang menghampiri kian santang

"Dinda, dia bukan putra kita dinda"

Halusinasi sosok kian santang berada di depan pintupun hilang, subang larang mencari-cari keberadaannya

"Kanda, dimana putra kita kian santang kanda"

"Dinda, dia sudah di alam lain dinda, sadarlah dinda"

"Tidak kanda, putra kita masih hidup"

"Dinda, masuklah, tidak baik jika seorang suami di tinggalkan sendirian di kamar istrinya, jangan lupa kunci terlebih dahulu pintunya"

"Iya kanda" subang larang langsung menutup pintu lalu mengunci pintu kamarnya sesuai arahan dari prabu sliwangi

"Katakanlah dinda, ada apa di dalam firasat dinda"

"Firasat dinda mengatakan bahwa putra kita kian santang masih hidup kanda, dia meminta tolong di bukakan liang kuburnya, tapi dinda yakin itu hanya halusinasi dinda saja"

"Apakah dinda yakin jika putra kita masih hidup?"

"Yakin kanda"

"Apa mau kita bongkar liang kuburnya?"

"Mau kanda, tapi jika firasat dinda salah bagaimana?"

"Firasat seorang ibu memanglah benar jika sudah bertentangan dengan buah hatinya, tapi seorang ibu tidak akan relakan buah hatinya meninggalkannya bahkan seorang ibu bisa berhalusinasi jika putranya masih hidup"

"Dinda juga tidak yakin jika putra kita kian santang masih hidup, bagaimana bisa dia yang jelas-jelas sudah di kubur masih bisa hidup kembali"

"Tapi tidak ada yang tidak mungkin dinda, contohnya saja putra kita layang kusuma, dia ternyata masih hidup"

"Apa?, benarkah kanda dia masih hidup lalu dimana dia?" Subang ralang antusias ingin melihat layang kusuma

"Dia berada di pihak musuh padjajaran dinda, dia yang sudah membunuh putra kita kian santang"

"Itu tidak mungkin kanda"

"Sepertinya dia sangat membenci anak-anak kita yang lainnya"

"Astagfirullah aladzim, mungkin saja ada kesalah pahaman antara layang kusuma dengan kita semua kanda"

"Sepertinya begitu dinda"

"Jika kanda berkenan, boleh dinda berkunjungi ayahanda dinda?"

"Silahkan saja dinda, kanda tidak melarang dinda untuk mengunjungi ki gendeng tapa"

"Terimakasih kanda"

"Iya dinda"

kisah keluarga padjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang