01

1.7K 163 8
                                    

Peringatan!! Cerita mengandung kekerasan terhadap anak. Mohon kebijakan para pembaca. Terimakasih.

Wei Ying, putra pertama Wei Changze harus mendapat kekerasan dari sang ayah karna alasan yang tidak masuk akal.
Setiap hari, ia harus mendengar umpatan dan kata kasar dari sang ayah. Tak jarang, tubuh kecilnya mendapat pukulan.
Tak ada yang bisa ia lalukan, selain hanya menangis dalam diam. Dan menahan rasa sakit yang mendera tubuh nya.

Seperti malam ini, lagi dan lagi Wei Ying mendapat kekerasan dari Wei Changze yang pulang dalam keadaan mabuk. Sedangkan, adik kembar nya Wei Wuxian tidak pernah mengalami ini semua. Mengapa hanya dia?!

"Anak sialan! Karna kau aku harus kehilangan istri ku!" Amuk Wei Changze dalam keadaan mabuk.
"Anak bodoh! Berhenti menangis! Kau membuat kepala ku semakin sakit!"

Lagi, satu pukulan mendarat di tubuh Wei Ying. Dengan sekuat tenaga nya, Wei Ying menahan tangisan nya. Namun, apa yang bisa di lakukan oleh anak berusia 7 tahun selain menangis saat ia mendapatkan penganiayaan?

"Maaf ayah.. Maafkan aku.." Wei Ying
"Tolong jangan pukul lagi." Mohon Wei wuxian
"Kau memerintah ku hah!" Amarah Wei Changze semakin memuncak.
"Tidak ayah tidak maafkan aku..." Tangis Wei Ying semakin terdengar keras bersamaan dengan pukulan yang menghantam tubuh nya.

Wei Ying terisak dalam tidur nya. Dalam tidur pun, ia tidak merasa tenang dan nyaman. Kekerasan yang ia alami selalu menganggu tidur nya. Sekali lagi, Wei Ying meringkuk di ranjang tidur nya. Memeluk kedua lutut nya. Menangis tanpa suara, bahkan memohon kepada tuhan. Agar ia dapat bersama dengan ibunya, Cangse Sanren yang meninggal dunia karna sebuah penyakit langka.

Pagi harinya, walau seluruh tubuhnya sakit. Wei Ying tetap pergi ke sekolah. Dengan berjalan kaki, jangan berharap ia akan duduk di kursi mobil yang empuk. Karna itu semua hanya milik Wei Wuxian, adik kembar nya.

"Yo, anak culun sudah datang." Jin Zixun salah satu anak yang selalu menganggu Wei Ying di sekolah tampak menghadang langkah Wei Ying.
"Apa yang kalian ingin kan?." Wei Ying
"Uang mu." Wang Lingjiou
"Berikan uang mu." katanya lagi.

Wei Ying merogoh saku celana nya, dan memberikan semua uang yang ia miliki.

"Hah! Hanya ini?! Dasar miskin!" Jin Zixun mendorong nya dengan keras. Dan pergi begitu saja.

Wei Ying hanya diam, bangun tanpa bantuan siapa pun dan kembali menuju kelas nya.

"Anak anak, hari ini ada kegiatan kelompok. Kalian buatlah kelompok tiga orang. Setiap ketua kelompok datanglah ke depan kelas untuk mengambil materi yang akan kalian kerjakan." Guru

"Baik!"
"Ayo sekelompok bersama."
"Aku juga aku juga."
"Kami sudah bertiga."

Saat semua anak tampak sibuk memilih kelompok. Wei Ying hanya diam di bangku nya dengan kepala menunduk.

"Wei Ying, dimana kelompok mu?" Guru kelas memanggilnya saat setelah semua kelompok sudah terbentuk.

"Guru, kami tidak mau satu kelompok dengan nya."
"Benar dia aneh."

Guru menghelang nafas, ini bukan pertama kalinya Wei Ying di tolak oleh teman teman sekelas nya.

"Wei Ying, apa kau terlalu nakal di sekelas sampai mereka tidak mau berteman dengan mu?" Guru
"Aku memiliki banyak pekerjaan jadi, tolong jangan menambah pekerjaan ku dan kerjakan tugas nya." Guru itu menatap Wei Ying dengan datar.

"Baik, maafkan saya guru." Wei Ying kecil meremas kuat jari jari tangan nya.

Di sisi lain, tampak seorang anak laki laki lain nya. Melihat kejadian itu dengan bermacam rasa yang berkecambuk di hatinya. Walau ia tidak terima dengan perbuatan teman sekelas dan guru nya terhadap Wei Ying. Ia tidak melakukan apa pun untuk membela nya.

Menebus Kesalahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang