04

970 142 3
                                    

Esok paginya, Keluarga Xue menjemput Wei wuxian.

"Tolong jaga cucuku." Wei Jia
"Nyonya Jia, anda tenang saja. Ying Ying akan baik baik saja bersama kami." Nyonya Xue

"Itu benar nenek! Ayah ku sangat mahir di laut. Kami akan bersenang senang." Xue Yang
"Baiklah, nenek percaya itu pelaut kecil jangan sampai kau di telan oleh lumba lumba." Goda Wei Jia, seketika Xue Yang merinding ketakutan.

"Nenek, lumaba lumba tidak memakan manusia." Wei Ying
"Benar! Tidak makan manusia." Xue Yang, yang mendengar itu tiba tiba menjadi berani kembali.
"Kau takut ya." Wei Ying
"Apa?! Tidak!" Xue Yang

Ketiga orang dewasa hanya tertawa melihat perdebatan mereka. Setelah berpamitan mereka pun pergi. Wei Jia dengan bantuan Lu Lu kembali memasuki rumah.

"Nyonya, sudah saatnya anda kerumah sakit. Anda sudah menundanya selama Tuan muda ada di sini." Lu Lu

"Kau benar." Wei Jia duduk di sofa.
"Penyakit ini semakin menyakiti ku. Tapi, aku tidak boleh menyerah sampai Wei Ying bisa melindungi dirinya sendiri." Wei Jia

"Saya akan menyiapkan mobil." Lu Lu membungkuk sopan sebelum meninggalkan Wei Jia.

"Wei Ying, cucu ku yang malang. Semoga nenek dapat bertahan sampai kau dewasa dan mampu bertanggung jawab pada dirimu sendiri." Wei Jia bersandar di sofa sambil memejamkan mata.


Di sisi lain, Wei Wuxian tampak mengabaikan hidangan lezat di depan nya. Jiang Wanyi sedang membuat jamuan, dan ia mengundang teman teman nya termasuk Wei Wuxian.

"Kakak kembar mu itu, sungguh pergi dari ibu kota?" Nie Huaisang
"Em, di bawa oleh nenek." Wei Wuxian
"Apakah sebab itu guru Lin tiba tiba di gantikan?" Wen Ning

"Mungkin saja, bukan kah anak akak di kelas membecinya karna guru Lin juga tidak memperlakukan dia dengan baik." Jiang Wanyi
"Kau.. Baik baik saja?" Wen Ning

"Aku tidak tau.." Wei wuxian
"Wei wuxian, mengapa kau membenci kakak mu sendiri?" Lan WangJi yang sejak tadi diam, tiba tiba bersuara.

"Karna.. Ayah tidak suka kepadanya." Wei wuxian tampak bingung dengan jawaban nya sendiri.
"Mengapa ayah mu tidak suka kepada nya?" Nie Huaisang
"Wei Ying termasuk anak yang pandai." lanjutnya.

"Aku... Tidak tau.." Wei wuxian menunduk dalam. Lan WangJi tidak lagi bertanya, namun ia terus menatap Wei wuxian.


"Wahh ini laut?!" Wei Ying tampak senang saat melihat lautan
"Bagaimana indah kan?" Nyonya Xue
"Em! Terimakasih bibi sudah membawa ku melihat laut." Wei Ying tersenyum lebar dengan tulus.

"Ying Ying, apa ini kali pertama mu melihat laut?" Tuan Xue bertanya dengan hati hati.
"Benar paman!" jawab Wei Ying
"O-oh.. Kalo begitu! Mari kita bersenang senang!" Tuan Xue

"Pertama kalinya? Memangnya ayah mu tidak pernah mengajak mu?" Xue Yang menyeletuk saat mereka mulai menaiki kapal.

"Aduh! Ibu mengapa kau memukul ku!" Xue Yang mengaduh saat Nyonya Xue memukul kepalanya
"Ying Ying, kau tidak punya alergi dengan makanan laut kan? Bersiaplah, kita akan pesta makanan laut malam ini." Nyonya Xue mengabaikan Xue Yang.

"Tidak bibi, aku bisa makan apa pun." Wei Ying
"Ibu aku ingin gurita besar!" Xue Yang
"Kau harus coba itu. Rasanya sangat enak." Xue Yang

"Benarkah?" Wei Ying
"Ya! Kau harus coba semua hasil tangkapan ayah ku!" Xue Yang
"Ayah! Kau harus dapat yang banyak!" Xue Yang

"Anak ini, kau semakin pintar memerintah ya." perempatan imajiner muncul di pelipis kepala Tuan Xue.
"Tapi, untuk Ying Ying. Ayah akan menangkap banyak gurita." kapal mulai mejalu.
"Untuk ku juga!" Xue Yang

"Ya ya, sekarang duduk dengan tenang dan biarkan ayah mu menangkap gurita untuk kalian." Nyonya Xue
"Baik!" keduanya pun duduk di tempat yang sudah di sediakan. Ada box cemilan dan minuman yang aman untuk anak anak. Mereka bermain dan makan bersama sampai pada tengah hari, mereka diam karna lelah dan tertidur.

"Suami ku, apakah cerita Nyong Jia itu benar.. Anak sekecil dia.." Nyonya Xue tampak sedih saat menatap wajah tidur Wei Ying.
"Orang seperti nyonya Jia tidak akan mungkin berbohong." Tuan Xue
"Anak yang malang." tatapan mata nyonya Xue tampak menyendu.

"Sekarang itu sudah berlalu, Ying Ying akan baik baik saja bersama nyonya Jia." Tuan Xue
"Benar.. Aku akan sering berkunjung." Nyonya Xue, Tuan Xue mengangguk kecil.


Xue Yang terbangun karna mencium aroma lezat.

"Wahh!! Ying Ying bangun!" jeritnya keras.
"Hah! Ada apa kenapa?" Wei Ying yang kaget segera terbangun.
"Ibu ku sudah memasak gurita nya." Girang Xue Yang

"Xue Yang! Kau membuat ibu kaget!" Lagi lagi Xue Yang mendapatkan pukulan kecil di kepala nya.
"Ibu! Kau terus saja memukul kepala ku. Aku bisa saja menjadi bodoh." Xue Yang
"Memangnya kau pintar." nyonya Xue
"Ibuuu!!" Rengek Xue Yang  

Melihat ternyata tidak terjadi apa apa. Wei Ying yang masih kaget kembali berbaring. Untuk menetralkan detak jantungnya yang memburu karna kaget.

"Kau pasti kaget ya, ini minumlah dulu." tuan Xue memberinya sebotol air.
"Terimakasih paman." Wei Ying meminum nya setelah ia duduk.

"Xue Yang berisik kan." Tuan Xue duduk di sebelahnya.
"Tidak.. Saya suka suasananya." Wei Ying
"Benar? Jika dia menganggu katakan kepada paman." Tuan Xue mengelus lembut kepala Wei Ying. Membuat Wei Ying tersentak dan tanpa sadar semakin mendekatkan kepalanya kearah Tuan Xue.

Melihat itu tuan Xue tersenyum tipis, ia pun mengelus nya lagi dan lagi.

"Hei! Apa kau sedang mencuri ayah ku?" Xue Yang mengomel sambil memakan kaki gurita.
"Bukan dia, tapi ayah yang menculik nya." Tiba tiba tuan Xue memangku Wei Ying yang membuat nya kaget.

"Ayah juga! Kenapa kalian jadi senang sekali dengan nya." Xue Yang merengut.
"Xue Yang, paman hanya bercanda kok." Wei Ying buru buru menjawab.

"Tidak, paman serius. Paman suka anak yang tenang. Tidak seperti dia." tuan Xue menunjuk Xue Yang dengan dagunya.

"Hiks.. Ibuuuu." Xue Yang
"Apa? Aku sibuk memasak." Nyonya Xue tampak cuek.
"Ibu juga samaaa." Xue Yang

"Xue Yang, aku tidak mengambil ibu dan ayah mu." Wei Ying serega menghampiri mu
"Sudah sudah jangan menangis kau semakin jelek." Hibur nya

"Hei! Siapa yang kau bilang jelek!" Xue Yang
"Hehe." Tiba tiba Wei Ying tertawa dan membuat Xue Yang menyerang nya.

"Hahahah, Xue Yang hentikan.. Hahaha geli ..  Haha .. Hei henti-..hahaha.." Gelitik di sekitar perut dan pinggang nya membuat gelak tawa Wei Ying memenuhi kapal.

Tuan dan Nyonya Xue hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua nya.



"Nyonya, ini semakin serius. Saya sarankan kepada anda untuk menjalankan pengobatan di rumah sakit." Dokter
"Tidak, aku memiliki seorang cucu yang harus aku jaga." Wei Jia
"Nyonya.." Lu Lu

"Ia mengalami ini semua karna ibunya meninggal karna sakit. Bagaimana jika ia menyalahkan dirinya jika ia tau apa yang terjadi kepada ku." Wei Jia menjadi serius.
"Luka hatinya masih belum sembuh, aku.. Tidak ingin mengores luka baru." Wei Jia.

TBC !!!

Selamat pagi, selamat membaca semuanya. Saya suka dengan komentar komentar yang kalian berikan, lebih banyak komentar nya yaaa. Vote nya juga, heheh 😁😁

Menebus Kesalahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang