17

593 97 2
                                    

"Wei Ying, bagaimana... Aah.." Wei Changze diam, namun kemudian ia tersenyum saat melihat Lan WangJi dan Wei Wuxian tidur saling berhadapan satu sama lain.

"Sebaiknya aku segera pergi agar tidak menganggu." ia kembali menutup pintu dengan rapat tanpa membuat suara.


"Hei, bagaimana kondisi kakak mu?" Hua cheng bertanya. Mereka baru saja beristirahat di tengah pertandingan.  Wei Wuxian tampak sibuk dengan ponsel nya.

"Tidak tau, Lan WangJi tidak menjawab pesan ku." Wei Wuxian
"Telfon saja." He Xuan
"Jangan, bisa saja Wei Ying sedang tidur." Hua Cheng
"Oh, kau benar juga." Wei Wuxian


Lan WangJi perlahan membuka matanya, ternyata matahari sudah mulai tenggelam dan hari mulai gelap.  Ia terkejut saat melihat wajah tidur Wei Ying tepat ada di depan wajah nya.

'Bisa kah aku menyentuh wajah nya?' Lan WangJi dengan lembut mengelus pipi Wei Ying.

'Benar benar lembut dan.... Kenyal...' Lan Wangji

"Emhhn.."

"Oh?!" Segera ia menarik tangan nya dan bangun dari tidur nya.
"Kau bangun? Bagaimana kondisi mu?" Lan Wangji mencoba menghilangkan rasa gugup nya.

'Apa dia menyadari nya?' Lan WangJi

"Aku merasa lebih baik." Wei Ying perlahan bangun

"Apa kau lapar? Pesanlah sesuatu." Wei Ying

"Ya aku memang agak lapar. Apa yang mau kau makan?" Lan WangJi meraih ponsel nya. Sebelum memesan sesuatu, ia tampak membalas pesan Wei Wuxian.

"Kalian sudah bangun?" terdengar suara Wei Changze dari luar kamar.
"Ah, ya paman kami sudah bangun." Lan WangJi pergi untuk membuka pintu.

"Kalian pasti lapar, paman sudah memesan makanan. Mau makan di sini saja?" Wei Changze
"Aku baik, ayo makan di bawah." Wei Ying menyingkap selimutan nya.

"Sungguh baik baik saja?" Lan WangJi
"Em, pusing nya sudah hilang." Wei Ying
"Pegang tangan ku." Lan WangJi
"Oh.. Oke.." Wei Ying pun memegang tangan Lan WangJi. Dan membiarkan nya membantunya berjalan.

"Wei Wuxian belum kembali? Bagaimana pertandingan nya?" Wei Ying
"Sepertinya berjalan baik, dia menanyakan keadaan mu juga." jawab Lan WangJi di sela makan nya.

"Ayah tidak menonton pertandingan nya?" Wei Ying
"Dia bukan anak kecil yang harus di dukung. Lagi pula jika ayah datang bisa saja di usir oleh nya karna malu." Wei Changze
"Benar juga..." Wei Ying

"Makan mu sudah semakin baik." Wei Changze memperhatikan Wei Ying saat makan.
"Em, terimakasih kepada Lan WangJi yang sudah merawat ku." Wei Ying
"Kurasa aku sekarang berhutang kepada mu." Wei Ying

"Aku tidak ingin kau membayar nya. Aku hanya ingin kita lebih akur." Lan WangJi
"Lebih akur? Apa sekarang kita tidak akur?" Wei Ying
"Sedikit akrab lagi.." ucapan Lan Wnagju terdengar sangat pelan.

"WangJi, apa kau tertarik dengan Wei Ying?" Wei Changze
"Itu..." Lan WangJi tampak menunduk
"Haha.. Apa kah anak ku akan punya kekasih.." Wei Changze tertawa

"A-ayah!" Wei Ying merona
"Hei wajah mu merah lagi, apa kau demam lagi?" goda Wei Changze, Wei Ying menutup wajah nya.

'Ini memalukan.' Wei Ying

"Kau sungguh tidak mau paman antar?" Wei Changze dan Wei Ying mengantar Lan WangJi sampai pintu rumah.

"Tidak perlu paman, Wei Wuxian juga belum kembali. Tidak ada yang menemani Wei Ying." Lan WangJi

"Hati hati, kirimi aku pesan saat kau sudah sampai." Wei Ying

"Em, terimakasih paman untuk makan malam nya." Lan WangJi
"Paman yang harus berterimakasih. Kapan kapan ayo kita makan malam bersama lagi." Wei Changze
"Tentu paman." Lan WangJi pun pergi.

"Kapan Wei Wuxian akan pulang?" Wei Ying
"Seharus nya sebentar lagi." Wei Changze
"Oh, ku fikir itu dia." Wei Changze melihat Wei Wuxian memasuki gerbang rumah.

"Ayah, kakak? Apa yang kalian lakukan di luar sini?" Wei Wuxian
"Mengantar Lan WangJi, bagaimana pertandingan mu?" Wei Ying

"Ku fikir kami harus puas dengan posisi kedua." Wei Wuxian
"Posisi yang bagus, ayah bangga. Apa yang kau bawa?" Wei Changze
"Buah untuk kakak, ku fikir demam nya bisa segera turun jika kakak makan banyak buah." Wei Wuxian
"Terimakasih, kau pasti lelah. Ayo masuk." Wei Ying menerima bungkusan yang Wei Wuxian berikan.
"Kau sudah makan malam?" Wei Changze menutup pintu rumah.
"Ya, aku sudah makan dengan tim ku." Wei Wuxian

Wei Changze dan Wei Ying tampak menonton tv bersama. Di temani teh hangat, potongan buah yang di beli Wei Wuxian dan kue kering.

"Apa kau sungguh sudah baik baik saja? Istirahat lah lebih banyak jika kau masih merasa sakit." Wei Changze
"Aku baik, rasa lemas nya mungkin karna aku terlalu banyak tidur." Wei Ying

"Sepertinya Lan WangJi sungguh menjaga mu dengan baik." Wei Changze tersenyum tipis
"Em, dia menjaga ku dengan sangat baik. Dia bahkan bersedia untuk membolos." Wei Ying

"Ayah senang, kau memiliki teman sebaik itu." Wei Changze
"Aku juga, senang memilikinya di sisi ku." Ucap Wei Ying dengan nada pelan.
"Hum?" Wei Changze
"Oh! Bukan apa apa." Wei Ying segera mengalihkan pandangannya dan fokus dengan ponsel nya.

Ia tiba tiba tersenyum saat membaca pesan dari seseorang.

"Dari Lan WangJi?" Wei Changze
"E-em.. Dia sudah sampai rumah dengan aman." Wei Ying
"Itu bagus." Wei Changze tersenyum tipis

"Apa yang bagus?" Wei Wuxian datang untuk bergabung. Ia duduk di sebelah Wei Ying dan memakan camilan yang ada.

"Ayah akan beri tau nanti." Wei Changze
"Apa apaan itu." Wei Wuxian mendengus.

"Maaf, karna tidak datang untuk mendukung pertandingan mu." Wei Ying
"Tidak masalah, kau sakit. Bagaimana bisa aku memaksa mu untuk datang." Wei Wuxian

"Tapi, bagaimana kau bisa sakit? Bukan kah kau selalu masuk kamar mu pukul 9 malam?" Wei Wuxian
"Apa kau melakukan sesuatu?" Wei Wuxian

"Sesuatu apa.." Wei Ying tampak bingung dan kaget
"Contoh nya..." Wei Wuxian berbisik dan seketika wajah Wei Ying merona.

"A-aku tidak memiliki hal seperti itu!" Wei Ying
"Sungguh? Tidak sama sekali?" Wei Wuxian
"Tidak satu pun, untuk apa kau memiliki  itu?!" Wei Ying
"Kau sungguh laki laki yang baik." Wei Wuxian

"Wei Wuxian, berapa banyak yang kau punya di kamar mu?" Wei Ying
"Aaaa, itu..." Wei Wuxian tampak tidak fokus melihat ke ada Wei Ying

"Aku akan melihat nya sendiri." Wei Ying bangun dari duduk nya dan menuju kamar Wei Wuxian
"Kau tertarik?" Wei Wuxian tampak menarik turun kan alis nya.

"Ya sangat, untuk membakar nya." mendengar ucapan dan wajah serius Wei Ying membuat Wei Wuxian merasa takut.

"Kak! Jangan lakukan itu semua bukan milik ku!" Wei Wuxian segera menyusul nya.
"Aku tidak perduli!" Wei Ying
"Kakak!!" Wei Wuxian

"Apa yang mereka bicarakan." Wei Changze yang tidak memahami kedua anak nya hanya melihat sambil menikmati teh hangat nya.

TBC !!!

Menebus Kesalahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang