05

899 134 3
                                    

Kedua mata Wei Ying tampak membola lucu saat lidah nya mengecap rasa enak dari gurita rebus yang di masak oleh ibu Xue Yang.

"Ini sangat enak." ucapnya dengan serius
"Haha, benarkan? Gurita besar sangat enak." Xue Yang lagi dan lagi memenuhi mulutnya dengan makanan.

"Bibi senang kau menyukainya." Nyonya Xue tersenyum puas saat Wei Ying menikmati masakan nya.
"Masakan ibu enak karna gurita nya besar." Xue Yang

"Bocah, ukuran tidak ada hubungan nya dengan rasa." Nyonya Xue mengusap gemas kepala Xue Yang
"Tentu saja ada." Xue Yang

Wei Ying hanya mengedipkan matanya beberapa kali melihat perdebatan keduanya.

"Abaikan mereka, coba juga udangnya." Tuan Xue meletakan udang yang telah di kupas kemangkuk Wei Ying
"Terimakasih paman, paman juga makan yang banyak." Wei Ying meletakan baby gurita kedalam mangkuk Tuan Xue
"Anak yang baik." Tuan Xue mengelus lembut kepala nya.

"Ayah, kau sepertinya sangat suka dengan Wei Ying." Xue Yang
"Ayah sudah mengatakan nya. Ayah suka anak yang tenang." Tuan Xue menikmati makanan nya. Mengabaikan Xue Yang yang mengerutkan bibirnya sambil mengunyah makanan.

"Hm, itu benar. Bagaimana jika Xue Yang kita tukar dengan Wei Ying saja." Nyonya Xue
"Ibuu!" Xue Yang
"Sayang, nyonya Jia tidak akan mau mengurus nya." Tuan Xue

"Ayaahhh!" Xue Yang
"Tapi, aku mau punya saudara seperti Xue Yang, dia agak lucu." Wei Ying

"Dia sama sekali tidak lucu." Nyonya Xue
"Ying Ying kau memang yang terbaik." Xue Yang memeluk Wei Ying

"Bleekk! Ibu dan ayah kalah. Wei Ying menyukaiku." Xue Yang meledek ayah dan ibunya.
"Bocah ini." Nyonya Xue tersenyum sambil menahan kesal. Sedangkan tuan Xue dan Wei Ying hanya tertawa.

'Rasa hangat ini.. Apakah seperti ini rasanya berada di tengah tengah keluarga yang menyayangi kita?' Wei Ying

"Nenek aku kembali." Wei Ying memasuki rumah. Dengan Tao mengikuti nya dari belakang dengan membawa box putih ukuran persegi empat.

"Cucu nenek sudah kembali." Wei Jia meletakan kertas kertas di tangan nya.
"Bagaimana liburan mu? Kau meninggalkan nenek sendirian selama dua malam di rumah." Wei Jia

"Hehe, maafkan aku. Liburan ku sangat menyenangkan. Bibi dan paman Xue sangat baik." Wei Ying

"Benarkah? Kau tidak merepotkan mereka?" Wei Jia
"Emm, mungkin sedikit. Kami banyak memakan hasil tangkapan paman." Wei Ying.

"Kau pasti sangat bersenang senang." Wei Jia
"Lalu, dimana bagian nenek?" Wei Jia
"Kakak Tao membawanya ke dapur. Malam ini pasti di sajikan." Wei Ying

"Oh? Mari kita lihat, seberapa banyak yang kau bawa pulang hm." Wei Jia mencubit lembut ujung hidung Wei Ying
"Nenek tidak akan kecewa." Wei Ying tersenyum lebar.

Wei Jia terdiam melihat banyaknya hidangan di atas meja makan. Dan semua di dominasi oleh hidangan laut. Ada kerang, udang, kepiting, gurita, cumi cumi dan lain nya.

"Kau memasak semuanya?" Wei Jia
"Tuan muda ingin anda melihat semuanya Nyonya." Lu Lu menyiapkan makanan untuk Wei Jia.

"Bagaimana nenek? Apakah kau senang?" Wei Ying
"Sangat senang, tapi nenek tidak bisa menghabiskan semuanya." Wei Jia

"Tentu saja tidak bisa, semua ini untuk semua orang di rumah." Wei Ying tersenyum lebar.

Lu Lu dan Tao juga para pelayan lain di rumah itu terkejut.

"Tuan muda sangat baik hati. Tapi, kami tidak bisa makan semua ini." Lu Lu
"Tidak bisa? Apakah kakak Lu Lu memiliki alergi dengan makanan laut?" Tanya nya

"Tidak bukan seperti itu."  Lu Lu menjadi kesulitan menjelaskan nya.
"Tidak papa, panggil semua orang. Ayo duduk dan makan sebelum semuanya dingin." Wei Jia

"Baik Nyonya." Lu Lu segera memanggil ketiga teman nya yang lain.
"Terimakasih untuk kebaikan nyonya." Pelayan 1
"Apa.. Kami sungguh bisa makan di sini.." pelayan 2

"Em! Ayo makan semuanya, makana laut yang segar sangat enak loh." Wei Ying
"Benarkah? Kalo begitu Tuan muda harus makan yang banyak." Tao mengupas kan kerang dan udang untuk Wei Ying.

"Kakak Tao juga." Wei Ying terlihat sangat senang dengan suasana meja makan yang ramai.

Juga, ia terus bercerita tentang semua yang ia lakukan dengan Xue Yang di atas kapal.


"Tuan muda, ia tampak sangat senang bersama dengan keluarga Xue." Lu Lu membantu Wei Jia untuk tidur.

"Em, kau benar." Wei Jia menerima gelas air dan obat yang di berikan oleh Lu Lu
"Ku pikir mereka bisa menjaga nya saat aku tidak ada." Wei Jia

"Nyonya! Tolong jangan berbicara seperti itu! Anda pasti akan sembuh." Lu Lu 
"Anda harus yakin dengan hal itu." Lu Lu, Wei Jia tersenyum tipis.

"Lu Lu, kau salah satu pelayan yang paling aku percaya. Tolong, jaga Wei Ying." Wei Jia.
"Saya dan semua orang di rumah ini akan menjaga tuan muda bersama sama dengan anda. Sudah larut, sebaiknya nyonya segera tidur." Lu Lu

Wei Jia terkekeh dengan omelan Lu Lu. Lu Lu adalah perempuan dewasa yang telah bekerja dengan nya untuk waktu yang cukup lama. Ia sangat tanggap, cepat dan dapat di percaya. Sebab itulah Wei Jia sangat mempercayai nya.


"Hei! Aku dengar kalian liburan bersama beberapa hari lalu! Itu benar?!" Ah Qing
"Ya benar, lalu kenapa?" Xue Yang membuka kotak makan siang nya. Hari ini ia membawa kotak makan siang karna ingin membawakan Shu She dan Ah Qing hasil tangkapan laut ayahnya.

"Heee! Tidak adil! Mengapa hanya kau dan Ying Ying!" Ah Qing tampak protes
"Diamlah dan makan saja." Xue Yang memasukan udang goreng kedalam mulut Ah Qing

"Humph!" Ah Qing mendengus namun ia menikmati udang goreng di mulut nya.
"Kau membawa semua ini?" Shu She

"Ya, untuk makan siang kita." Xue Yang
"Guritanya sangat enak. Kalian cobalah." Wei Ying tersenyum manis
"Jangan fikir kalian akan dimaafkan karna membawa ini." Ah Qing
"Siapa yang meminta maaf." Sahut Xue Yang cuek.

Shu She hanya menghelang nafas nya. Mungkin dia sudah bosan melihat bagaimana kedua sabahat nya itu selalu saling ejek saat bertemu.


Di tempat lain, Wei Wuxian tampak ragu untuk mengatakan sesuatu kepada Wei Changze. Namun, ia juga akhir akhir ini merindukan sosok kakak kembar nya itu.

"Ada yang ingin kau katakan?" Wei Changze
"Ayah.. Tidak bisakah kita menjemput nya?" Wei Wuxian
"Tidak." Wei Changze kembali melanjutkan kegiatan nya, sibuk dengan tablet di tangan nya.

"Ayah masih membenci nya?" Cicit Wei Wuxian
"Nenemu telah tau, semua perbuatan ayah. Ayah tidak akan bisa membawanya kembali walau ayah bersujud di kakinya." Wei Changze

"Apa sekarang nenek juga membeci ku?" Wei Wuxian.
"Jika ada orang yang pantas untuk di benci. Hanyalah ayah Wu Xian, bukan diri mu." Wei Changze

TBC !!

Menebus Kesalahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang