15

710 105 5
                                    

Malam telah menunjukan pukul setengah 12 malam. Saat orang orang telah tidur dengan nyaman. Wei Ying tampak masih sibuk di meja belajar nya. Ia mempelajari kembali semua pelajaran yang di ajarkan oleh guru hari ini. Ia juga sedikit membaca tentang pelajaran esok.

"Sudah jam segini?" Wei Ying meregangkan tubuh. Jam telah menunjukan tepat pukul 12 malam.
Ia pun menutup buku dan merapikan meja belajar nya. Dan bergegas tidur.

Esok hari nya, saat di sekolah ia dan Lan WangJi kembali belajar di perpustakaan atau di dalam kelas.

"Kak, kau sudah makan siang?" Wei Wuxian yang sejak tadi hanya melihat kakak nya terus belajar pun bertanya.

"Kau belum makan siang?" Lan WangJi
"Aku belum lapar." Wei Ying
"Lapar atau tidak, kau harus makan saat waktunya makan." Lan Wangji
"Aku akan membeli sesuatu." Lan WangJi segera meninggalkan kelas untuk menuju kantin sekolah.

"Hei, kau tidak perlu... Melakukan nya." Wei Ying menghelang nafas saat Lan WangJi telah menghilang di balik pintu kelas.
"Biarkan saja, dia benar kau harus makan walau kau tidak lapar." Wei Wuxian

"Sekarang ini aku sibuk dengan persiapan pertandingan basket. Jadi, aku tidak bisa selalu mengawasi mu. Jangan sampai kau sakit karna terlambat makan." Wei Wuxoan
"Aku tidak akan sakit karna itu." Wei Ying mendengus

Beberapa hari telah berlalu, Wei Ying terus mengulangi kebiasaan nya belajar sampai larut malam. Wei Changze yang kebetulan melintas. Mengerutkan alisnya saat melihat salah satu kamar anaknya masih terlihat terang bahkan saat tengah malam.

"Wei Ying, ayah melihat lampu kamar mu masih menyala saat tengah malam. Apa kau tidak suka tidur dalam gelap?" Wei Changze bertanya setelah esok harinya saat semua orang sarapan.

'Apa cahaya lampu meja belajar terlalu terang?' Wei Ying meremas sumpit makan nya.

"Ku fikir.. Begitu." Jawab nya pelan.
"Tapi, kau baik baik saja saat liburan tidur dengan ruangan gelap." Wei Wuxian

"Itu... Mungkin karna aku tidak sendirian." Wei Ying kembali beralasan.
"Mau ayah belikan lampu tidur?" Wei Changze

"Aku akan membeli nya sendiri." Wei Ying
"Baiklah. Katakan jika kau butuh sesuatu." Wei Changze
"Ayah, kau hanya perlu memberi kakak uang saja. Juga, akhir bulan ini kami akan berlibur ke pemandian air panas keluarga He. Pastikan ayah mengisi ulang kartu kredit kami." Wei Wuxian

"Kalian akan berlibur tanpa ayah?" Wei Changze
"Ayah, tolong jangan ganggu masa muda kami." Wei Wuxian
"Masa muda kata mu?" Wei Changze tiba tiba merasa kesal dengan ucapan anak bungsu nya itu. Sedangkan Wei Wuxian hanya tersenyum lebar tanpa rasa bersalah.

"Hari ini,  aku akan ketoko buku. Apa kau mau ikut?" Lan Wangji
"Toko buku? Kedengaran nya bagus. Ada buku yang ingin aku beli juga." Wei Ying memejamkan matanya sedikit lama.

"Apa kau sedang sakit?" Lan Wangji
"Tidak, hanya sedikit pusing." Wei Ying
"Apa hari ini kita bisa belajar di rumah ku saja? Aku merasa kurang nyaman jika belajar di luar." Wei Ying
"Tentu, mari lakukan." Lan WangJi

'Dia terlihat tidak sehat.' Lan WangJi

"Permisi." Lan WangJi bersama Wei Ying masuk kedalam rumah Wei Ying.
"Ayah? Kau sudah pulang?" Wei Ying agak kaget saat melihat Wei Changze sudah berada di rumah padahal masih pukul 5 sore. Biasanya, Wei Changse akan pulang pukul 8 atau 9 malam.

"K-kau sudah pulang..." Wei Changze tersentak. Setelah sekian lama, Wei Ying kembali memanggilnya dengan sebutan ayah.
"Ayah ingin pulang cepat. Tapi, masih ada beberapa pekerjaan. Mungkin ayah akan pulang terlambat. Pesanlah sesuatu untuk kalian makan." Wei Changze memeluk dan mengecup pucuk kepala Wei Ying.

"Buat dirimu nyaman ya WangJi." Wei Changze menepuk pundak Lan WangJi sebelum meninggalkan rumah.
"Hati hati saat mengemudi paman." Lan WangJi membungkuk sopan.

"Ayo kekamar ku." Wei Ying lebih dulu menuju lantai dua.
"Duduk di mana saja kau mau, aku akan mengambil minuman." Wei Ying menggantung tas nya di tempat biasa ia menggantung nya.
"Jangan repot repot." Lan WangJi meletakan tas nya di lantai. Dan duduk di dekat ranjang.

"Tidak repot, kau sebaiknya duduk di ranjang dari pada di lantai. Bisa saja lantainya kotor dan dingin." Wei Ying
"Baiklah." Lan WangJi kembali berdiri, selagi Wei Ying mengambil minuman untuk mereka. Ia melihat sekeliling kamar Wei Ying.

"Rapi, dia punya banyak buku." Lan WangJi.

"Ada apa denganku, mengapa pusing nya tidak kunjung hilang." Wei Ying memegangi kepalanya.
"Sepertinya aku perlu obat." Wei Ying membawa nampak berisi minuman dingin dan camilan untuk dirinya dan Lan WangJi. Dan kembali kekamar.

"Kau menunggu lama, minum lah. Atau kau mau makan?" Wei Ying meletekan nampan itu diatas meja belajar.

"Aku belum terlalu lapar." Lan WangJi duduk di kasur, sedangkan Wei Ying duduk di meja belajar.

"Kau baik baik saja? Kau terlihat kurang sehat." Lan WangJi
"Tidak hanya pusing saja. Ku fikir karna aku belajar sampai larut." Wei Ying

"Sampai pukul berapa kau belajar?" Lan WangJi
"Entahlah, mungkin tengah malam." Wei Ying
"Kau? Untuk apa belajar sampai selarut itu? Kau pasti kurang istirahat sebab itu kau merasa pusing." Lan Wangji
"Apa kau demam? Biar kulihat." Lan WangJi berdiri dan menempelkan telapak tangan nya di dahi Wei Ying.

"A-aku... Baik baik saja.." Wei Ying menggigit bibir nya saat jarak wajah nya dengan Lan WangJi menjadi sangat dekat.

"Sedikit hangat, dimana letak obat obatan? Ah tidak kau harus makan lebih dulu." Lan WangJi.
"Aku baik, mengapa kau terlihat sangat panik. Hanya sedikit pusing." Wei Ying memegang lengan Lan WangJi.

"Kau.. Suka menyepelekan rasa sakit?" Lan WangJi
"Ap-.. Tidak." Wei Ying
"Tidak perlu belajar untuk hari ini, kau istirahat saja." Lan Wangji
"Sebentar lagi ujian semester." Wei Ying
"Nilai mu baik baik saja Wei Ying. Dan salah satu yang terbaik di kelas." Lan WangJi
"Tapi.. HWAK! Apa yang?!" Wei Ying sangat terkejut saat tiba tiba Lan WangJi mengendong nya.

Ia bahkan tidak tau, bagaimana bisa Lan WangJi menggendong nya dengan mudah seperti sekarang.

"Tidak belajar selama satu hari, tidak akan membuat nilai mu turun." Lan WangJi menidurkan Wei Ying di ranjang. Dan menyelimutinya.
"Cobalah untuk tidur. Aku akan tetap di sini sampai Wei Wuxian atau paman Wei kembali." Lan WangJi

Wei Ying tampak diam, ia menarik selimut sampai sebatas hidung nya.

'Jantungku, mengapa berdebar sekeras ini.' Wei Ying

"Kau juga bisa tidur jika kau mau." Wei Ying berbicara di balik selimut
"Setelah kau tidur." Lan WangJi mengelus lembut kepalanya.

Wei Ying agak menyimpitkan mata nya, dingin dari telapak tangan Lan WangJi membuat nya nyaman dan perlahan tertidur.

'Akhirnya... Dia tertidur.. Wajah tidurnya.. Sangat manis.' Lan WangJi mengelus lembut pipi Wei Ying

Ia akan tertawa kecil, menikmati pipi lembut Wei Ying dengan jari tangan nya.

"WangJi.." Suara seseorang setengah berbisik membuat nya menoleh.
"Oh, kau sudah pulang." Lan WangJi

"Ada apa dengan kakak ku?" Wei Wuxian
"Ku fikir dia kelelahan." Lan Wangji
"Begitu? Terimakasih sudah menjaga nya." Wei Wuxian
"Karna kau sudah kembali. Aku juga akan pulang." Lan WangJi
"Baiklah." Wei Wuxian

'Tadi.. Apa dia sedang memainkan pipi kakak ku? Memang benar sih, pipi kakak terlihat kenyal dan nyaman untuk di sentuh.' Wei Wuxian

'Tunggu dulu! Dia tidak menyukai kakak ku kan?!' Wei Wuxian

TBC !!!

HAI!! MAAF YA TELAT, KARNA KEASIKAN COSPLAY JADI PEMBACA, SAMPAI LUPA UPDATE.

SEBGINI DULU YAA, TIDAK ADA UPDATE SAMPAI HARI JUMAT YAA. KARNA SAYA ADA ACARA KELUARGA.

SELAMAT MEMBACA DAN SAMPAI KETEMU HARI JUMAT SEMUA NYA 😊😊

Menebus Kesalahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang