02

1K 156 4
                                    

Wei Jia melangkah tegas memasuki kantor anak nya, Wei Changze. Mengabaikan karyawan karyawan anak nya yang menyapa atau membungkuk sopan kearah nya.

"Ibu? Mengapa kau tiba tiba datang?" Wei Changze sangat terkejut dengan kedatangan tiba tiba ibu nya.

"Ibu akan mengambil alih hak asuh atas Wei Ying." Wei Jia
"Apa maksud ibu." Wei Changze tampak gusar di kursinya. Pasalnya, apa pun yang ia lakukan kepada Wei Ying. Ia lakukan tanpa sepengatahuan sang ibu.

"Mengapa?" Wei Jia mengeluarkan sebuah amplop coklat. Dan melemparkan nya ke atas meja.

Dengan gerakan kaku, Wei Changze membuka dan melihat isi amplop tersebut. Terdapat foto foto luka di tubuh Wei Ying, juga foto foto saat dirinya menganiyaya Wei Ying. Juga, foto foto perudungan yang di alami oleh Wei Ying di sekolah.

"Ibu! Kau mengawasi rumah ku?!" Wei Changze
"Apa kau punya hak untuk marah." Wei Jia menatap dengan tajam. Membuat Wei Changze diam seketika.

"Wei Changze, kau fikir apa yang telah kau lakukan kepada anak mu sendiri." Wei Jia
"Menganiyaya dirinya, menyalahkan nya atas apa yang tidak pernah ia lakukan. Apa kau sudah tidak waras." Wei Jia

"Ibu yakin, Sanren.. Sekarang sedang memaki mu." Wei Jia, ucapan Wei Jia membuat Wei Changze tersentak.
"Jika kau tidak bisa melindungi nya. Maka, aku yang akan melindungi nya." Wei Jia meninggal kan ruang kantor Wei Changze

"Sanren.. Maafkan aku.. Tolong maafkan aku..." Wei Changze menatap foto pernikahan nya dengan Cangse Sanren. Ibu dari Wei Ying dan Wei wuxian, wanita yang paling ia cintai.

"Nyoya Jia." seorang pelayan wanita, membungkuk sopan saat Wei Jia memasuki rumah Wei Changze
"Dimana cucu ku." Wei Jia memasuki rumah.
"Di sana nyonya, saya baru saja mengeluarkan nya dari gudang dan membaringkan nya di sana." Lu Lu pelayan wanita itu menjelaskan sambil menundukan kepalanya sopan.

"Tuan muda pertama, ia demam tinggi dan harus segera di bawa kerumah sakit." sambungnya.
"Kemasi semua barang barang Wei Ying. Dan segera kerumah sakit." Wei Jia
"Baik Nyonya." Lu Lu segera memanggil rekan lelaki nya. Mereka segera menuju rumah sakit dengan Lu Lu yang membereskan semua barang barang Wei Ying.

"Demamnya cukup parah, ia juga kekurangan cairan dan nutrisi. Tapi, ia akan segera baik baik saja setelah di rawat." jelas seorang dokter yang menangani Wei Ying
"Itu bagus.. Kau akan baik baik saja setelah ini, cucu ku." Wei Jia mengecup kening Wei Ying.

"Wei Wuxian, dimana kembaran mu? Mengapa ia tidak masuk sekolah. Kami jadi kekurangan uang jajan." Wang Lingjiou
"Apa kau miskin." Wei wuxian
"Apa kata mu?!" Wang Lingjiou

"Wu Xian, dia memang tidak setara dengan kita." Nie Huaisang
"Dia hanya terlihat kaya karna berteman dengan Jin Zixun." Nie Huaisang
"Kalian!" wajah Wang Lingjiou semakin memerah marah.

"Gadis bodoh." Jin Zixun
"Wei wuxian, apa kembaran mu itu bolos sekolah. Sangat tidak menyenangkan." Jin Zixun
"Kalian lah penyebab dirinya harus bolos sekolah. Kau fikir apa yang akan paman kebanggan mu itu lakukan jika tau keponakan bodohnya melakukan pedurungan di sekolah. Terlebih, korban nya adalah anak dari rekan bisnis nya sendiri." Wei Wuxian

"K-kau?!" Jin Zixun tidak berkutik. Jika Jin Guangshan, paman nya itu mengetahui perbuatan nya. Maka sudah dapat di pastikan ia akan di tendang keluar dari keluarga Jin. Jalinan kerjasama antara Jin dan Wei grup sangatlah kuat.

"N-nenek..." Suara serak Wei Ying menghentikan kegiatan membaca yang di lakukan oleh Wei Jia
"Ying Ying, cucu nenek kau sudah bangun?" Wei Jia segera mendekati nya.
"Apa yang kau butuhkan sayang?" Wei Jia
"Aku... Haus.." katanya dengan suara lemah. Dengan sigap Wei Jia memberinya sebotol air dan sedotan.

"Nenek, sejak kapan aku ada di sini?" Wei Ying
"Sejak kemarin, apa kau lapar? Sudah saatnya makan malam. Apa yang ingin kau makan?" Wei Jia
"Nek, aku kemarin bolos sekolah?" Wei Ying

"Wei Ying, setelah kau sembuh. Nenek akan membawamu ke kota Yiling. Walau kota Yiling adalah kota yang kecil. Kota itu cukup ramai dan segar." Wei Jia
"Nenek akan membawa ku kesana? Mengapa nek?" Wei Ying

"Nenek, akan mengakhiri penderitaan mu. Kau adalah cucu nenek." Wei Jia mengelus kepala Wei Ying dengan sayang.

"Nenek tau segalanya?" Wei Ying tampak kaget, dan semakin kaget saat Wei Jia mengangguk.
"Nenek juga akan mendatangi sekolah mu." Wei Jia
"Ying Ying kau mau kan tinggal bersama nenek di kota Yiling?" Wei Jia
"Em! Aku mau nek, bawa aku bersama mu." Wei Ying tampak berkaca kaca dan ingin menangis.
"Semua akan baik baik saja mulai dari sekarang." Wei Jia memeluk nya. Tangisan pilu Wei Ying mulai memenuhi ruangan.




Wei wuxian tampak heran dan bingung, sejak ia pulang sekolah ia tidak melihat Wei Ying. Awalnya ia berfikir jika Wei Ying masih di dalam gudang, namun saat ia melihat gudang. Pintu gudang telah terbuka dan tidak ada Wei Ying di dalam nya.

"Ayah, dimana Wei Ying? Sejak tadi aku tidak melihat nya." Karan tidak tahan, Wei Wuxian akhirnya bertanya. Terlebih, sikap ayah nya juga cukup aneh hari ini.

"Nenek mu membawa nya." Wei Changze
"Membawa nya?" Wei Wuxian
"Mungkin, untuk sementara waktu. Kalian tidak akan saling bertemu lagi." Wei Changze
"Maafkan ayah Wu xian, ayah telah menyebarkan kebencian yang membuat mu ikut membenci kakak kembar mu sendiri." Wei Changze menunduk dalam.


Wei wuxian terdiam saat mendengar pembicaraan antara guru dan seorang wanita yang ia yakini adalah neneknya.
Dari balik pintu ruang guru, Wei wuxian dapat mendengar bagaimana marahnya sang nenek saat mengetahui jika Wei Ying kakak kembar nya mengalami intimidasi di sekolah dan sedang mengurus kepindahan nya.

"N-nyonya, itu adalah kesalahan saya. Saya meminta maaf untuk hal itu." Guru Lin tampak bergetar. Ia sangat ketakutan. Bagaimana jika setelah ini ia akan di berhenti kan.

"Benar, itu adalah kesalahan mu. Bagaimana orang seperti mu bisa menjadi seorang guru." Wei Jia

"N-nyonya, tolong fikirkan lagi. Apakah anda sungguh akan menindahkan Wei Ying? Sebentar lagi kenaikan kelas. Akan sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan bsrut." Guru Lin

"Kau tidak perlu memikirkan hal itu, lalukan saja seperti sebelum nya dimana kau tidak pernah perduli dengan cucu ku." Wei Jia

Lagi lagi Guru Lin memucat. Wei Jia sepertinya akan menghancurkan karir nya sebagai seorang guru. Guru guru lain di dalam ruangan hanya diam dan pura pura menyibukan diri mereka dengan kertas kertas lembar kerja siswa atau dengan komputer mereka.

"Segera urus kepindahan cucuku, selagi aku masih memiliki rasa kasihan kepada mu." Wei Jia 
"A-akan segera saya urus nyonya..." Guru Lin menunduk dalam.


"N-nenek tunggu." Wei Wuxian mengejar langkah nenek nya setelah ia menyerahkan lembar kerja siswa teman teman sekelas nya.

"Nenek, apa Wei Ying akan pergi dari kota ini?" Wei wuxian
"Ya." Jawab Wei Jia singkat

"Apa aku tidak bisa melihat nya lagi?" Wei wuxian
"Bukan kah kau tidak senang melihat nya? Seperti dia." Wei Jia

(Dia yang di maksud oleh Wei Jia adalah Wei Changze)

"A-aku.." Wei wuxian menggigit bibir bawah nya.
"Tidak perlu membuat alasan. Kau dan kakak kembar mu hanyalah korban kebodohan ayah mu. Tapi, aku tidak akan membiarkan nya menderita lebih lama lagi." Wei Jia melangkah pergi.

"Apa sekarang ... Nenek membenci ku karna ayah membenci Wei Ying..." Wei wuxian menatap punggung Wei Jia yang semakin menjauh.

TBC !!!! 

Menebus Kesalahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang