"Anak anak, ayo berkumpul untuk makan siang." Yu shen
"Baik guru!" para murid murid segera berkumpul dan menikmati makam siang yang telah di siap kan oleh kedua guru mereka."Setelah makan, kita akan membersihkan wilayah sekitar dari sampah sampah bekas makanan ringan kalian. Dan pastikan tidak ada sampah yang tertinggal." Xiao Xingchen
"Baik guru!" murid murid
Seperti ucapan Xiao Xingchen, semua murid segera membereskan sampah sampah yang berserakan. Mereka membersihkan sampah dengan saling bercanda satu sama lain. Dan setelah semua bersih mereka pun kembali.
"Akhir nya mereka semua tidur." Yu shen
"Hahah, kau benar. Terimakasih sudah membantu ku hari ini." Xiao Xingchen tersenyum manis."Aku juga guru mereka, tidak perlu ada ucapan terimakasih. Mereka pasti lelah setelah bermain main." Yu Shen tersenyum sambil memperhatikan para murid yang tertidur saling menyandar satu sama lain.
10 Tahun kemudian
Wei Ying tidak memperdulikan sekitar, ia berlari di lorong rumah sakit. Ia baru saja mendapat kabar dari Lu Lu jika nenek nya masuk rumah sakit.
"Kakak, apa yang terjadi." Wei Ying.
"Tuan muda.. Maafkan sayaa.." sambil menangis Lu Lu memegang kedua lengan Wei Ying. Anak mungil yang ia rawat 10 tahun lalu, telah menjadi rejama yang memiliki tinggi lebih dari nya."Ada apa? Jangan menakuti ku." rasa khawatir semakin menyelimuti Wei Ying
"N-nyonya.. Tidak selamat." Tangis Lu Lu semakin menjadi.
"Apa maksud kakak!" Berganti, Wei Ying lah yang memegangi kedua lengan Lu Lu. Namun Lu Lu hanya terus menangis.Karna tak kunjung mendapat jawaban, ia segera memasuki ruang rawat Wei Jia. Ia tersentak kaget saat melihat seseorang tertutupi kain putih rumah sakit. Tidak hanya itu, ia juga melihatnWei Changze dan Wei Wuxian ada di sekitar seseorang yang di tutupi kain putih itu.
"Nenek?" Wei Ying mendekat. Seketika kedua kaki Wei Ying terasa melemas saat melihat Wei Jia, dengan kedua mata terpejam dan wajah dan bibir pucat.
"Nenek.." air mata membasahi kedua pipi Wei Ying
"Nenek!" Wei Ying memeluk jasad Wei Jia yang mulai mendingin. Tangisan Wei Ying membuat Tao dan Lu Lu semakin merasa sedih dan bersalah.Wei Yang duduk terdiam di sofa ruang tenang, pemakaman Wei Jia baru saja selesai beberapa menit yang lalu.
Wei Changze perlahan berjalan mendekat. Ia ingin menghibur Wei Ying, namun ia tidak tau apa yang harus di katakan nya.
"Ying Ying?!" Nyonya Xue, Wei Ying mendongak. Ia segera memeluk Nyonya Xue setelah jarak mereka dekat.
"Bibi..." tangis nya kembali pecah. Nyonya Xue memeluk dan mengelus punggung nya dengan lembut. Tak lama tuan Xue muncul bersama dengan Xue Yang.
Wei Changze mengerutkan kening nya, ada rasa cemburu saat melihat anak nya sangat akrab dengan orang lain.
"Terimakasih sudah menjaga putra ku selama ini." Wei Changze mengajak Tuan Xue berbicara di teras belakang rumah. Saat Nyonya Xue masih menenangkan Wei Ying.
"Ying Ying anak yang sangat penurut. Tidak sulit menjaga nya." Tuan Xue menyeruput teh nya.
"Anda terdengar sangat akrab dengan nya." Wei Changze
"Kami saling mengenal selama 10 tahun. Kurasa, itu sudah cukup bagi ku untuk mengenali bagaimana sifat nya." Tuan Xue"Tapi, sekarang aku yang akan merawat nya kembali." Wei Changze
"Anda yakin bisa melakukan hal itu." Tuan Xue
"Apa maksud anda?" Wei Changze"Jika anda mampu untuk menjaga nya. Maka Nyonya Jia tidak akan membawa nya kemari." ucapan Tuan Xue membuat Wei Changze terdiam.
"Saya adalah ayah kandung nya." Wei Changze
"Hal itu tidak akan bisa di sangkal oleh siapa pun, tapi jika anda kembali mengulang perbuatan anda 10 tahun yang lalu, saya yang akan menuntut anda mengganti kan nyonya Jia." Tatapan serius Tuan Xue membuat Wei Changze terdiam."Wei Ying.. Jaga diri mu di ibu kota, aku akan segera menyusul mu." Xue Yang, ia tampak tidak rela saat Wei Changze akan membawa Wei Ying kembali ke ibu kota.
"Em, aku akan menunggu mu. Sampaikan salam ku kepada mereka. Maaf aku tidak bisa berpamitan." Wei Ying
"Jangan khawatir, aku akan mengurus nya." Xue Yang, Wei Ying mengangguk dan masuk kedalam mobil. Xue Yang menatap mobil tersebut sampai benar benar sudah tidak terlihat lagi.Langkah Wei Ying terhenti tepat di depan pintu rumah. Rumah yang telah ia tinggal kan selama 10 tahun tidak ia sangka, ia akan menginjak kan kaki nya di tempat ini lagi.
"Kau pasti lelah, Wu Xian tunjukan kamar untuk kakak mu." Wei Changze
"Baik, ayo aku akan mengantar mu." Wei WuxianWei Ying hanya diam dan mengikuti langkah Wei Wuxian. Sampai mereka berhenti di depan sebuah pintu kamar.
"Ini adalah kamar mu, dan ini adalah kamar ku. Akan mudah bagi kau untuk meminta bantuan ku jika kamar kita berdekatan." Wei wuxian mencoba mengajak Wei Ying berbicara secara akrab.
"Ya, terimakasih." Wei Ying segera masuk kedalam kamar nya.
"Anu.." Wei Wuxian
"Ya?" Wei Ying berhenti melangkah dan menoleh.
"Tidak, akan aku panggil saat makan siang telah siap." Wei Wuxian
"Ya." Wei Ying menutup pintu kamar nya."Huft... Ternyata ini sulit." Dengan lesu Wei Wuxian masuk kedalam kamar nya.
"Anak anak, hari ini kalian mendapat teman sekelas baru. Ia juga adalah saudara kembar dari Wei wuxian. Ayo perkenalkan diri mu." Guru
"Saya Wei Ying." Wei Ying
"Ee, hanya itu?" Guru, Wei Ying mengangguk.
"Baiklah, ayo duduk. Kau bisa duduk di sana." Guru tampak menunjuk meja kosong di samping seorang anak laki laki yang tampak sangat terkejut melihat nya."Sungguh, mereka sangat mirip." He Xuan
"Benar." Xie Lian'Wei Ying.....' Kedua bola mata Lan Wangji membola, saat melihat Wei Ying berdiri di depan kelas juga duduk di sebelah nya.
"Baik, mari mulai pelajaran nya. Kalian bisa berkenalan dengan nya setelah jam istirahat tiba." Guru memulai pelajaran
TBC !!!
Nenek 😭😭 kasian Wei Ying di tinggal sama Wei Jia 😥😥
KAMU SEDANG MEMBACA
Menebus Kesalahan
Short StoryLan WangJi yang di landa rasa bersalah, tentang kenangan masa kecil nya. Dimana ia hanya diam dan melihat teman masa kecilnya yang mendapatkan kekerasan di sekolah. Yang tanpa ia ketahui juga mendapat kekerasan di lingkungan keluarganya sendiri. 1...