16.🌸

1.5K 113 5
                                    

-RASA BERSALAH-

Kelopak mata Sasuke mengerjab menyesuaikan cahaya yang masuk dari selah selah jendela kamarnya. Rasa tak nyaman menusuk indra penciuman nya, bau alkohol menyeruak menyebar keseluruh penjuru kamar yang berasal dari tubuhnya. Ditambah kepalanya terasa sangat pening membuatnya meringis meremas rambutnya sendiri.

Terakhir yang ia ingat sebelum pingsan, asisten kepercayaan nya berteriak panik lantaran tubuhnya tiba-tiba tumbang.

"Sasuke-sama."

Sasuke menoleh. Juugo datang membawa sebuah nampan berisi sarapan paginya.

"Anda sudah bangun rupanya. "

"Hn." Hanya deheman singkat yang Sasuke berikan, ia beringsut dibantu Juugo

"Apa yang semalam terjadi? " Tanyanya setelah Juugo menaruh nampan disamping nakas

"Anda terlalu banyak minum semalam. "

Sasuke membenarkan posisinya agar duduk tegap, sempat meringis memegang rahangnya yang terasa linu. Tangannya mengusap bekas lebam yang berada di area rahangnya.

"Bisa jelaskan tentang ini? " Tunjuk Sasuke pada luka lebam nya

Juugo menelan salivanya kasar. Ia meringis mengingat kejadian tidak mengenakan semalam.

Sasuke berdecak Juugo tak kunjung membuka suara. Pria itu hanya menundukkan kepalanya takut.

"Aku berbicara padamu Juugo. " Sentak Sasuke

Giginya bergemelatuk, Juugo paham Sasuke kini sedang tidak ingin dibantah. Lantas kepalanya mendongkak menatap wajah datar Sasuke.

"Anda dipukul oleh istri Neji-san. " Ucap Juugo membuat Sasuke bingung

"Apa maksudmu? Apa yang terjadi dan bagaimana bisa? " Tuntut Sasuke

"Malam tadi seorang anak perempuan tak sengaja menabrak kaki anda. Namun karena efek alkohol yang anda konsumsi anda mabuk berat, dalam bayangan anda anak tersebut adalah Karina-san. "

Juugo meringis memutar kejadian semalam, kejadiannya terlalu cepat hingga Juugo sendiri tak dapat mencegahnya.

"Lalu? "

"Anda spontan menampar nya. " Lanjut Juugo membuat hati Sasuke seakan tercubit

"Anak tersebut adalah putri Neji-san, istri Neji-san tak Terima dan memukul wajah anda hingga pingsan. "

Sasuke menatap nanar telapak tangannya, rasa panas tiba-tiba menjalar dibekas ia menampar anak itu, Onyx nya berkaca-kaca siap menumpahkan cairan beningnya.

Ini aneh, tidak biasanya ia peduli pada orang lain. Apapun yang ia lakukan ntah merugikan atau sebaliknya ia hanya bersikap acuh. Tapi kini rasa sakit menelusup kedalam hati kecilnya.

"Maafkan saya karna tidak bisa mencegah hal itu terjadi. " Juugo menundukkan kepalanya penuh sesal

"Tidak perlu minta maaf, itu salahku. Aku akan minta maaf langsung dan menjelaskannya pada keluarga Hyuga Neji. "

We Don't Need DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang