Chapter 8- Best Eonnie

297 27 1
                                    

(Note: cerita ini hanya fiktif belaka semua kejadian hanya imajinasi Author saja)
Happy Reading LiVelly

Jennie Pov

Aku membaca setiap lembar kertas yang Lisa lempar kepadaku. aku tak percaya fakta bahwa aku adalah target dari Abel untuk konten dewasa yang dia kelola. Hanya karena rasa ingin melarikan diri dari masalah aku membawa diriku sendiri ke segerombolan orang yang akan memanfaatkanku dan aku mendukung mereka dengan oufit yang aku gunakan sekarang. Betapa bodohnya aku.

Kuulang kembali rekaman yang lisa berikan padaku, Rasa takut yang aku rasakan karena syok melihat abel yang di pukuli oleh Lisa membuat rasa mabuk ku menghilang seketika. Aku bahkan tak pernah melihat Lisa semarah itu. Lisa adalah type orang yang sangat tenang dan tak banyak bertingkah tapi apa yang dia lakukan tadi dia hampir membunuh seseorang untuk melindungiku. Tapi apa yang aku lakukan aku malah menamparnya dengan keras.

Aku menangis dan mengutuk diriku atas kebodohan yang aku lakukan. Harusnya aku bersyukur karena Lisa datang di waktu yang tepat. Tapi aku juga takut dengan perasaanku sendiri, aku takut orang akan membenciku karena bersamannya, aku takut orang akan menganggapku aneh, aku takut appa akan marah, Aku takut aku akan lebih menyukainya dengan semua perlakuannya. Aku sangat takut.

Aku memukul dasboard mobil karena frustasi dengan semua yang ada dipikiranku. Aku tak bisa bersamannya tapi aku tak suka melihatnya bersama orang lain. Aku tak ingin mencintainya tapi dia selalu membuatku lebih menyukainya. Lisa kenapa kau seperti ini?

Aku mengatur nafasku yang mulai sesak karena isak. Lama aku berada di dalam mobil untuk menenangkan diriku sendiri. Keluarga Tesfaye adalah orang kaya di new Zealand, mereka pasti akan mencari siapa yang telah memukuli anak pewaris semua club elit di Aucland. Lisa pasti akan berada dalam masalah besar hanya karena ingin melindungiku.

Kulihat dia yang diam menatap kedepan sambil mendudukan bokongnya di kap mobil. Dia pasti sangat marah padaku dengan apa yang aku utarakan tadi. Belum rasa sakit yang tangan ku ini berikan. Aku menghela nafas untuk membuatku jauh lebih tenang.

Dengan ragu aku keluar dari dalam mobil untuk menhampiri Lisa, aku menyadari tak seharusnya aku melakukan itu padannya. Dia meliriku setelah mendengar aku menutup pintu mobil.

"Sudah lebih tenang?" Lisa memakaikanku jaket yang dia pakai sesaat setelah aku duduk di sebelahnya. Kenapa kau masih bisa semanis ini setelah aku menyakitimu Lisa.

Kuarahkan tangan kananku memeggang pipi yang tadi aku tampar, aku juga melihat darah yang mengering di ujung bibirnya mungkin itu karena pukulan abel. "Apa ini sakit?" Aku sedikit khawatir dan sangat menyesal dengan apa yang kulakukan tadi.

"Pukulan Abel tak seberapa tapi tangan kecilmu ini sangat sakit J" dia menambil tanganku yang ada di pipi dan menurunkannya. Ini membuatku merasa semakin bersalah.

"Maafkan aku Lisa" Aku sangat malu padanya harusnya kata terimakasih yang aku ucapkan tapi aku harus mengucapkan kata maaf padanya.

"It's okay J, mungkin kau memang benar, aku terlihat seperti tak normal" Kata kata yang  keluar darinya membuatku semakin tak nyaman belum, expresi kecewanya yang menatap lurus kedepan.

"Aku tak bermaksud seperti itu Li" aku menatap side face wajah Lisa dengan menyesal.

"Tapi dengar J, aku memang menyukaimu tapi aku belum mencintaimu. Dan jika nanti aku mencintaimupun kupastikan kau tak akan pernah tau J. Karena aku menghargaimu dan semua pilihanmu. Setiap orang tak berhak melarang yang lain untuk mencintai bukan? Aku juga tak memintamu membalas itu. Jadi tenanglah J" dia berbalik menghadapku saat mengatakan itu aku melihat ketulusan dalam tatapnnya. Kenapa kau seperti ini Lisa? Kenapa aku terlalu takut?

it's about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang