2006, (y/n) berusia 5 tahun.
Hari itu sama seperti saat ini. Kepergian adik kecil kesayangan ditengah badai salju yang turun menutupi jalanan. Berlari kecil ditemani dua anjing husky kembar berwarna hitam dengan corak putih. (Y/n) menyusuri taman dimana dia dan sang adik selalu bermain bersama.
Wajah bulat yang memerah, telinga mendingin karena suhu rendah, juga nafas yang kian sulit. Pandangannya sesekali tertutupi salju. Abai pada peringatan kedua orang tuanya dan terus saja berlari menuju satu-satunya tempat yang disukai sang adik.
Ayunan besi tertumpuk salju begitupun dengan seluncuran beton yang ada di tengah-tengah taman.
Suara isakan kecil memancing pendengaran. Langkah kaki pendek berjalan cepat menemukan sesosok berambut hijau tua tengah bergulung memeluk lutut didalam permainan terowongan.
"Adik!"
Binar senang di hati terasa membuncah. Bocah berusia empat tahun di hadapannya mengerjap bingung. Tidak mengerti kenapa dia di panggil adik oleh sesosok asing.
"Adik! Ayo kita pulang! Mama dan papa menunggu dirumah!"
Itoshi Rin yang kala itu tersesat dan berpisah tanpa sengaja dari sang kakak asli kini dibawa serta oleh perempuan kecil dengan dua anjing berusia kisaran satu tahun.
"Onee-chan mau bawa aku kemana?"
Suaranya sedikit cadel, namun itu tidak mengusik sama sekali. Masih bisa terdengar dengan jelas apa yang ingin dia sampaikan.
"Pulang tentu saja! Kenapa kau diluar? Kita sudah janji untuk membuat kue bersama mama untuk Natal nanti."
Manik teal kian bingung, siapa yang berjanji? Keduanya baru saja bertemu hari ini.
"Mama siapa? Onee-chan ini bukan rumahku."
Suara Itoshi Rin terdengar tercekat melihat banyaknya pengunjung berpakaian yukata hitam serta jas. Tampaknya baru saja diadakan pemakaman disini.
"Aku takut disini, onee-chan." Bisik Rin mengiba. Kedua manik siap menumpahkan air mata.
(Y/n) kecil yang melihat itu terenyuh lalu tersenyum, "kalau begitu ayo kita pergi. Disini terlalu banyak orang asing. Aku tidak menyukai suasananya."
Sekali lagi, keduanya bersama sepasang anjing husky yang turut mengekor jalan di tengah salju yang turun tanpa henti. Berlindung kembali di taman, keduanya duduk berdempetan. Mencoba mencari kehangatan satu sama lain.
Sesekali (y/n) mengusap kedua telapak tangannya dan meletakkannya di pipi gembul Rin.
"Bagaimana? Hangat bukan?" Tanya (y/n) ceria. Gadis manis itu mencoba terus membuat Rin nyaman. Bahkan meletakkan kedua anjing husky nya dipangkuan Rin.
Hanya demi Rin, rasa dingin tidak menjadi masalah baginya.
"Kalau begini kau tidak akan merasakan dingin lagi. Onee-chan pasti tidak akan membiarkanmu kedinginan."
(Y/n) memeluk tubuh Rin yang kini bersender di pahanya. Mengusap surai hijau tua itu dan memberikan kelembutan. Membuai Rin menutup mata sejenak.
"RIN!"
Sebuah suara menyentak keduanya. Itoshi Rin bangun dan mencoba turun dari dalam terowongan.
"Nii-chan!" Rin terlihat senang melihat kedatangan bocah berambut coklat. Disampingnya beberapa orang dewasa turut hadir.
"(Y/N)!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Different Side [I. Sae x Reader]
Fanfiction🅂🄸🄳🄴 🄿🅁🄾🄹🄴🄲🅃 🄱🅈 🅂🄰🄽 🄱🄻🅄🄴 🄻🄾🄲🄺 🄲🄷🄰🅁🄰🅂 . . . "Dia berubah..." Sae yang aku kenal sudah tidak ada lagi. Hanya ada sebatas orang asing yang tidak suka dibantah dan tidak lagi menatap seperti dulu. . . . . . . Sinc...