"Dia hanya seorang mahasiswa biasa, dari keluarga biasa dibesarkan tanpa orang tua. Namanya Huang Renjun, kau bodoh sekali salah menangkap targetmu Nathan"
Suara dari sebrang telpon genggamnya membuat Nathan nama lain dari Jaemin Na memukul keras setir mobilnya" sial bodohnya aku, harusnya aku tak gegabah langsung menargetkan bocah itu" kesalnya pada diri sendiri yang bisa bisanya ceroboh.
Tiga jam sebelumnya ---
pertemuan Nathan dan Ken"William dia kembali berulah"
Jaemin yang baru ingin duduk di kursi plastik itu langsung terhenti, ia menatap orang dibalik topeng itu dengan tajam " bagaimana mungkin?" Tanyanya tak percaya, langsung ia duduk menghadap orang didepannya.
" Tuan Liu telah menjadi tahananku beberapa hari ini, mungkin itu bukan dia" ucap Jaemin memperhatikan gerak gerik ken yang terus mengetuk jam tangannya.
" Kau yakin tuan Liu menjadi tahanan mu? Lantas orang ini siapa?" Selembar foto siluet seseorang masuk kedalam sebuah truk ditunjukkan kepadanya.
Jaemin menatap lekat foto yang diambil dengan kasar , pandangannya bergantian menatap foto dan Ken yang duduk di hadapannya. Detik berikutnya Jaemin menghela nafas panjang.
" Nathan tak biasanya kau ceroboh seperti ini " kursi itu didorong kebelakang, badannya ia bawa berjalan mengelilingi Nathan dan berhenti tepat dibelakang pemuda Leo itu, jari jemari terbalut sarung tangan miliknya ia tepuk pelan di bahu Jaemin yang sedang meremas erat foto yang masih ada di telapak tangannya sambil mengumpat didalam hati, wajah itu seketika mengeras.
----
Setelah pertemuannya dengan Ken, Nathan langsung menghubungi partner alias temannya Jovan untuk membantu menyelidiki tentang pemuda yang telah ia culik. Beribu umpatan terus Jaemin ucapkan setelah mengetahui fakta jika ia salah menculik target.
Lagi setir mobil Jaemin pukul untuk kesekian kalinya, lelaki itu memijat tulang hidungnya, seketika suara memohon dari orang yang ia tahan berputar dalam pikirannya" aku Huang. Bukan Liu " kembali ia pukul setir mobil hitam itu" ah sial dia berkata jujur" ucap Jaemin yang frustasi.
Kepala yang tadinya berdengung terasa bertambah karena partner nya terus memberikan ocehan tak berguna dan memberikan kata-kata mutiara yang sangat enak didengar.
" Diam lah Jovan mulut busuk mu terlalu banyak mengoceh, kau tahu saat itu aku termakan emosi dan langsung pergi ketempat SIM card itu diaktifkan" jelas pemuda Leo itu membela diri.
" Ya itulah kau si bodoh yang suka ceroboh jika sudah tersulut emosi" balas Jovan dari sebrang telpon dengan nada mengejek.
" Lalu apa yang harus aku lakukan pada bocah Huang itu Lee?" Tanya Jaemin.
" Bunuh saja atau jual lumayan bisa mendapatkan uang "
/Pip
Langsung Jaemin matikan alat komunikasi tersebut, kemudian menaruh nya kedalam saku baju dengan kasar.
" Uang saja pikiran brengsek itu tapi aku pun sama dengannya" ujarnya diakhiri tawa pelan.
Kunci mobil ia putar menghidupkan mesin beroda empat itu, dengan cepat ia menancapkan gas pergi dari tempat yang sunyi oleh orang-orang.
" Kau beruntung Liu William. Awas saja jika langsung bertemu, ku pastikan kau sengsara sebelum mati" ujarnya datar melaju membelah jalanan.
- SIM - CARD -
" Hey bangun " pipi gembil itu ia tepuk pelan membangunkan pemuda mungil yang tertidur dilantai yang dingin.
"A-aku Huang. Aku Huang Renjun, aku bukan orang yang kau maksud " tangis itu pecah saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIM CARD | JAEMREN
FanfictionBermula dari Renjun yang meminjam kartu SIM milik temannya berakhir menjadi tahanan seorang penjahat bernama Jaemin. ------------------------------------------------------------------------ Jaemren story BXB Written by jungrenjunie