14

3.8K 358 4
                                    

Malam telah mampir menyelimuti langit yang dibawahnya dipenuhi gedung pencakar langit. Mobil yang tadinya ditumpangi oleh tiga orang berhenti tak jauh dari sebuah club yang tersembunyi dibalik toko penjual ikan.

Bagi penglihatan orang biasa, mereka akan berpikir itu adalah club kecil biasa biasa saja, tapi dibalik itu ada sesuatu yang menjadikannya istimewa. Tempat yang katanya biasa saja menyimpan bukti proses terjadinya pertukaran sesuatu yang bernilai tinggi.

Dia-Renjun menahan nafas ketika tangan besar mampir pada sisi tubuhnya. Renjun dengan wajah pasrah bergerak tak nyaman saat dirinya telah dipakai kan kemeja putih tipis berbalut celana hitam, rambutnya disisir sedemikian rupa hingga menampilkan wajah mungilnya yang manis.

"Kau terlalu banyak membuka kancing kemejanya", cetus Jaemin yang bersandar pada sisi mobil memandangi Renjun yang tak nyaman ketika kancing atas kemejanya dibuka oleh jisung hingga menampilkan lekuk tubuh atasnya.

" Makin banyak terekspos, semakin menggoda... dan semakin banyak kita mengetahui informasi" kata jisung sambil mengedipkan matanya sebelah pada Jaemin.

Jaemin mendengus pelan, apa hubungannya?. Jaemin hampiri dua orang berbeda usia dan ukuran tubuh didepannya, jika bukan karena keadaan Jaemin tak akan sudi membawa Renjun ikut menjalankan misi mereka ini.

" kau yakin dia bisa?" Jaemin bertanya, ia ragu menjadikan Renjun sebagai objek yang harus masuk kedalam club yang di penuhi oleh orang-orang yang bukan sembarang orang. Tapi jika bukan Renjun, siapa lagi?

Jaemin mana mau bertemu orang orang yang ada  disana begitu pula jisung yang identitasnya sudah dikenali, mereka akan menaruh rasa curiga. Jeno? entah mana muka lelaki itu.

" kalau tak bisa ya... paling dia akan mati," enteng jisung berucap tanpa tahu Renjun telah menahan takut sejak tadi.

" Andy..." panggil Jaemin menatap pemuda itu dengan raut wajah malasnya.

" Bercanda" jawab jisung menampilkan cengiran tak berdosanya.

" Dia hanya perlu masuk, mendekati Jordan lalu mendengarkan beberapa informasi yang memang bisa didengar, lalu pergi dan kembali kesini." Jelas jisung pada Jaemin yang lagi lagi mendengus dan mengangguk paham.

" Jangan meminum apapun yang ada disana," ingat jisung pada Renjun yang mengangguk paham. Usai memasang sesuatu pada telinga dan juga pada pakaian Renjun, tangan jisung turun menepuk pundak sang lelaki aries, ia menatap yakin Renjun yang tampak takut.

"Berhati-hatilah," kata jisung dan di jawab dengan anggukan oleh Renjun.

Lelaki Huang itu mulai berjalan meninggalkan jisung dan Jaemin, ia berjalan pergi menuju club yang ada dibalik tokoh penjual ikan.

Berlalu dari penglihatan, Renjun telah masuk kedalam tempat yang dituju. Jisung dan Jaemin juga pergi masuk kedalam mobil, kamera pengintai dan juga sebuah alat penghubung agar mereka bisa berkomunikasi dengan Renjun telah menyala.

" kau bisa mendengar suara ku kan?, Jawab dengan deheman atau apapun, yang terpenting tak membuat dirimu di curigai, mengerti" jisung memberi instruksi, matanya tak beralih menatap layar kecil yang ada didepan mata.

"mengerti," pelan Renjun masuk kedalam club yang tampaknya sepi oleh orang.

Renjun menyusuri kedalam, club kecil yang biasa biasa saja tak ada istimewanya. Tubuh Renjun hendak menghampiri sebuah meja kosong terlebih dahulu, tapi dicegah oleh suara dari alat elektronik yang terpasang ditelinga.

" Berhenti, kau langsung saja ke toilet, tempatnya ada dibelakang," jisung memerintah.

Renjun berbalik arah, ia memandangi beberapa orang yang tak henti melihat kearahnya dan hal itu membuat gugup lelaki aries. Sampai ditempat yang dimaksud jisung, Renjun berhenti didekat pintu masuk toilet.

SIM CARD | JAEMREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang