⚠️ 17+
Renjun terbangun dengan nafas memburu, susah payah ia menegak ludahnya sendiri melewati tenggorokan yang kering dan kemudian lelaki Maret itu berucap syukur didalam hati ketika hal yang ia alami hanyalah sebuah mimpi buruk. Akan tetapi langit langit ruangan yang begitu asing membuatnya berpikir keras, waktu itu juga Renjun tersadar dan langsung bangkit dari tidurnya diatas kasur menjadi duduk.
"Sudah bangun."
Suara itu langsung mengalihkan perhatian Renjun yang awalnya tak sadar jika ada orang lain di ruangannya terbangun ini. Nanar Renjun memperhatikan tubuh toples yang membelakanginya itu, Tampak jelas bagi Renjun ketika satu tangan besar lelaki jangkung didepannya sedang menari nari diatas banyaknya benda tajam, menyebabkan Renjun ngeri bukan main sampai beringsut mundur ke sisi kasur.
Tubuh Jaemin berbalik menghadap Renjun, tangannya membawa benda tajam "Kau tertidur sangat lama sekali, aku jadi bosan menunggumu bangun " dengan nada ceria ia tersenyum manis berjalan pelan pada Renjun yang ketakutan.
Senyum ceria yang hadir tak memberikan Renjun kesenangan melainkan air mata yang bercucuran. Jalan Jaemin yang pelan telah sampai ke sisi lain kasur yang Renjun tempati, tatapan dan wajah yang tadinya manis berubah.
Pisau yang ada di udara dengan cepat Jaemin tancapkan pada kasur, ia memandang Renjun yang menyembunyikan wajahnya dibalik telapak tangan. Lelaki Leo itu mendengus kasar ia tarik rantai yang terikat di kaki kasur yang rupanya tanpa Renjun sadari terhubung pada pergelangan kakinya. Tarikan kuat dipergelangan kakinya membuat anak Huang itu berteriak keras karena kaget dan terlentang diatas kasur dengan kaki menjuntai kebawah, kemudian Jaemin injak rantai tersebut dengan kakinya supaya Renjun tak bisa beranjak dari posisi terlentang.
"JANGAN!JANGAN!" Renjun berteriak panik saat pisau yang tertancap pada kasur diambil kembali oleh Jaemin, kaki Renjun yang tertahan oleh rantai bergerak liar mencoba untuk lepas tapi yang ia dapatkan rasa perih dari kulitnya yang beradu dengan besi itu.
"S-sakit. Nathan...sakit" lirih Renjun memanggil nama lain Jaemin disela tangisnya yang menatap penuh kabur lelaki yang tertunduk melihat kearahnya.
Jaemin terhenyak mendengar namanya dipanggil, ia berhenti menginjak rantai yang melilit kaki Renjun, pisau yang tadinya ia genggam ia buang ke sudut ruangan lalu ia beralih duduk ditepian kasur membawa Renjun yang terlentang duduk diatas pangkuan menghadap dirinya.
Tubuh kecil Renjun yang sudah lemas dan basah oleh keringat serta air mata, Jaemin usap pelan dengan satu tangannya yang tersisa. Wajah sembab Renjun yang terus sesenggukan hanya dipandang tanpa rasa bersalah oleh Jaemin.
Kini Jaemin merapihkan anak rambut Renjun yang telah lepek oleh keringat, lalu tangannya berhenti pada tengkuk Renjun mengusap pelan kulit lembab lelaki huang yang masih sesenggukan, "Bagaimana rasanya? Menyakitkan? Lebih sakit mana jika aku memotong kakimu ini?" Pertanyaan Jaemin dijawab gelengan keras oleh Renjun.
"T-TIDAK...TIDAK... JANGAN" Renjun bersuara lantang ia mendongak menatap Jaemin, berharap si lelaki Leo iba padanya tapi yang terlihat hanyalah wajah datar bak tembok.
"Aku ingin bersikap baik padamu tapi sepertinya hal tersebut tidak ada gunanya" Jaemin menyentuh bibir kering Renjun dengan ibu jarinya, ia teringat bagaimana bibir ini lebih dulu menyesap bibir lelaki lain.
Jaemin menggeram tak terima, jadi tanpa basa basi langsung saja ia memiringkan kepalanya menyesap kuat bibir Renjun secara bergantian atas dan bawah. Tak sedikitpun celah si Leo berikan pada Renjun, lelaki Agustus tak segan mengigit ketika orang di pangkuannya ini memberontak. Jaemin tak bisa menahan diri ketika dihantui oleh adegan Renjun yang bercumbu dengan lelaki lain, perasaan dikhianati begitu dalam hingga ia tak sadar jika larut terlalu dalam.
Puas dengan posisi kiri-Jaemin akan beralih ke posisi kanan, lelaki itu terus bergerak liar ketika menyesap kuat lidah Renjun hingga anak itu tersedak akibat liur Jaemin yang banjir didalam mulutnya. Sekedar bernapas pun tak Jaemin berikan pada Renjun, malahan ia mendorong tubuh Renjun agar semakin menempel padanya dan Lelaki kelahiran Agustus ini semakin gencar melakukan aktivitasnya sampai tak sadar jika pukulan pelan dari lelaki mungil didepannya yang menandakan sangat membutuhkan oksigen.
Jaemin melepas tautannya beberapa menit setelah Renjun terus menerus tersedak disaat mereka sedang berciuman, lelaki huang begitu kacau dengan untaian benang saliva yang menjalar dari bibirnya yang terhubung pada bibir lainnya.
Bibir Renjun yang bengkak dan merah terbuka lebar dengan keadaan bergetar, berusaha meraup sebanyak banyaknya udara yang ada hingga tersedak lagi karena begitu rakusnya mengambil napas, sementara itu si pelaku malah tersenyum tipis melihat hasil yang ia perbuat pada objek mungil didepannya dan memberikan kecupan manis disudut bibir Renjun yang sedikit terluka.
Masih dengan posisi memangku tubuh Renjun-Jaemin mengusap wajah mungil kelelahan yang masih menikmati oksigen dengan mata tertutup. Jaemin melihat pemandangan tersebut merasa tak tahan dan langsung menyergap bibir bawah Renjun kembali, mengakibatkan belah Cherry lelaki Huang mengeluarkan cairan merah akibat gemasnya gigitan dari si Leo.
- SIM - CARD -
Jam berapa sekarang tak ada yang peduli begitu pun dengan Jaemin yang berada diatas kasur dengan Renjun yang masih diatas pangkuannya namun kali ini keadaan mereka berdua berbeda dengan sebelumnya.
Leher jenjang Renjun yang tak lagi bersih kembali Jaemin sesap meninggalkan bekas gigitan serta warna merah yang mencolok disana, lelaki Leo itu menggeram nikmat ketika tubuh orang yang ada diatas pangkuannya membalas gerakan yang ia perbuat, walaupun pelan dan terkesan seperti malu malu mampu memberikan kenikmatan pada mereka berdua.Wajah mungil yang telah memerah menahan gejolak dan rasa nikmat yang kembali datang, langsung bertumpu pada pundak lelaki Leo didepannya, desahan prustasi dari Renjun begitu memekakkan telinga Nathan yang merasa gerakan lelaki mungil didekatnya ini terasa belum cukup.
"Bukan seperti itu, tapi seperti ini" Jaemin menarik pinggang Renjun dengan satu tangan menyebabkan hentakan kuat hingga dirinya masuk lebih dalam ke tubuh Renjun sampai anak Huang itu berteriak karena kaget dan seluruh tubuhnya menegang karena nikmat.
"Angh..hng...mn-Nath...hah...han..angh-hiks"
Renjun menangis dengan tangan mencengkram kuat rambut belakang Jaemin, wajah lelaki Maret itu penuh oleh keringat yang telah bercampur air mata, liur lelaki tinggi didepannya serta cairan kental lainnya." Pelan...angh..mn terlalu dalam" pinta Renjun yang sama sekali tak mengubah apapun, malahan Jaemin semakin gencar dengan aksinya untuk membuat Renjun lemas tak berdaya oleh kenikmatan yang ia berikan.
"aku pernah memperingati mu kan. Jika kabur dariku, aku akan membuat tulang kaki mu terpisah. Tapi kali ini berbeda, tak hanya kabur kau malah bersembunyi pada pria lain. Aku akan membuat sesuatu yang lebih menyakitkan dari rasa terpisahnya tulang kakimu"
"Mn-angh... hiks, m-maaf na-anghs terlalu banyak hiks. Keluarkan.... disana sangat penuh, itu tak nyaman " Renjun meracau ketika Jaemin membiarkan seluruh miliknya memenuhi Renjun dan mengisi lelaki itu.
- SIM - CARD -
Wleo wleo part 2 cuy💀
KAMU SEDANG MEMBACA
SIM CARD | JAEMREN
FanfictionBermula dari Renjun yang meminjam kartu SIM milik temannya berakhir menjadi tahanan seorang penjahat bernama Jaemin. ------------------------------------------------------------------------ Jaemren story BXB Written by jungrenjunie