Tubuh kecil itu digendong melewati pepohonan dan juga jalanan hutan yang licin sebab lembab tak terkena sinar matahari.
Renjun mengencangkan pelukannya pada leher Jaemin yang membawa dirinya entah kemana bersama seorang pemuda sipit mirip Samoyed. Dia Jovan alias Jeno Lee partner Jaemin yang datang menjemput.
" Ku kira kau adalah para aparat negara itu" kata Jaemin mengangkat tubuh Renjun keatas, pegangannya pada tubuh mungil itu melonggar saat badannya harus bertumpu pada pohon untuk melewati bebatuan yang berada di tanah miring ini.
"Apa karena itu kau tak membuka pintu saat aku mengetuk tadi?" Jovan berucap sementara matanya menatap lelaki kecil yang digendong oleh sang teman, pasti sangat repot membawa beban melewati jalur yang licin sulit terlewati terlebih mereka harus bergegas pergi sebelum tertangkap oleh para aparat negara yang telah mengendus tempat persembunyian Nathan.
"Ya kau pikir saja, kata Andy tempat ku akan segera disergap oleh mereka jadinya aku was was dan juga tak biasanya kau mengetuk pintu " ucap Jaemin yang sedang memperhatikan setiap langkah yang ia bawa, tak hati hati sedikit saja bisa bisa dirinya dan pemuda Aries yang ia bawa bisa terjerembab dan jatuh berguling dan dapat dipastikan akhirnya mereka akan terluka.
"Aku hanya ingin mencoba hal baru" kata Jovan mendahului Jaemin yang gerakannya sudah melambat.
" Brengsek " umpat Nathan sedikit menyunggingkan senyumnya melirik Jovan yang telah lebih dulu didepannya.
Kini tiga orang itu sampai ditepian batu besar dibawahnya ada aliran sungai kecil setinggi lutut, Jaemin menurunkan Renjun dari gendongannya membiarkan lelaki aries duduk sendirian diatas bebatuan sementara dirinya mendekat kearah air, menggapai benda cair tersebut membasuh muka menyegarkan wajahnya yang lelah.
" Apa tadi aku mengganggu kegiatanmu?" Celetuk Jeno yang telah berada disamping pemuda Leo, lelaki seperti Samoyed itu ikut menggapai aliran air dan membasuh muka disana.
Dahi Jaemin langsung berkerut, "Hah apa maksud mu?" tanya Jaemin tak paham.
"Lupakan " kata Jeno berlalu pergi menjauh dari sana meninggalkan Jaemin yang pergi menghampiri Renjun.
Jeno duduk dari jarak yang tak jauh dari dua insan yang jika dilihat dari sisi lain seperti orang ciuman, padahal aslinya Jaemin hanya sedang berusaha mengangkat Renjun dalam gendongannya. Jeno memandang lamat Jaemin yang membantu Renjun mengambil air di aliran sungai kecil lalu membasuh wajah mungil itu menggunakan tangan besarnya.
"Kita beristirahat disini sebentar " kata Jeno sedikit berteriak mengalihkan pandangan Jaemin dan Renjun, pemuda Leo itu mengangguk sebagai jawaban.
"Kekasih mu?" Kata Jeno mendongak menatap Jaemin yang datang kepadanya, pemuda Agustus itu kini beranjak ikut duduk disebelah si April meninggalkan lelaki mungil dengan kegiatan bermain airnya.
Alis Jaemin terangkat mendengar ucapan sang teman, bibirnya tertukik tak menyangka temannya bisa berfikir demikian,"Menurutmu dia seperti kekasihku?"
Jeno tak menjawab ia diam. Dengan tangan menyodorkan sebungkus rokok yang telah ringan isinya pada orang disamping. Pemantik yang berada disaku ia keluarkan lalu ia patik membakar ujung rokok yang mengeluarkan asap ketika disesap.
Bibir tipis si Agustus perlahan menghembuskan asap rokok, matanya tertuju pada pemuda Maret yang masih sibuk dengan air sungai yang mengalir. Kemudian Jaemin berujar, "Dia orang yang aku kira si William"
Jeno terhenyak mendengar kalimat tersebut, jadi pemuda itu orangnya? Jeno pikir Jaemin akan membunuhnya.
" Owh...kenapa tak kau bunuh saja? Repot sekali jadinya " kata jeno melirik bergantian Jaemin yang fokus menatap Renjun dan Renjun yang fokus dengan air sungai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIM CARD | JAEMREN
FanfictionBermula dari Renjun yang meminjam kartu SIM milik temannya berakhir menjadi tahanan seorang penjahat bernama Jaemin. ------------------------------------------------------------------------ Jaemren story BXB Written by jungrenjunie