14.

231 22 3
                                    

14.

"Itu Bukan Salahmu. Kamu Hanya Terlalu Panik Karena Ingin Menolongnya." Ucap Qingheng-Jun Mencoba Membujuk Wei Wuxian Agar Tidak Terlalu Merasa Bersalah.
"Benar Adik Wei, Kamu Tidak Salah. Kamu Juga Sudah Mencoba Yang Terbaik Untuk Menolongnya." Bujuk Lan Xichen Pada Wei Wuxian. Wei Wuxian Menatap Ayahnya, Wei Changze Mengangguk Pelan Mengiyakan Ucapan Qingheng-Jun Dan Lan Xichen. Wei Wuxian Menghela Nafas Kemudian Dia Menatao Wen Ning Dan Wen Qing.
"Wei Gongzi, Anda Tidak Salah. Saya Sangat Berterima Kasih Karena Menyelamatkan A-Ning Walaupun Dia Sudah Menjadi Mayat Ganas. Setidaknya Dia Masih Hidup Memiliki Akal Dan Pikiran Itu Sudah Cukup." Ucap Wen Qing Pada Wei Wuxian.

=========================
.
.
.
.
.  

   Setelah Percakapan Yang Sangat-Sangat Panjang, Akhirnya Wei Wuxian Mengizinkan Wen Bersaudara Untuk Tinggal Di Rumahnya. Karena Dia Merasa Kalau Wen Qing Bisa Membantu Wei Wuxian Untuk Menjaga A-Yuan. Lan Xichen Dan Qingheng-Jun Sudah Kembali Ke Gusu Karena Tidak Ingin Ada Yang Mengetahui Kemana Mereka Berdua Pergi. Sedangkan Wei Changze, Dia Masih Berada Di Sana Alasannya Adalah Ingin Menjaga Cucunya.

=========================

"Ada Apa Memanggilku?. Tanya Seorang Pemuda Yang Memiliki Wajah Manis,Memakai Ikat Kepala Berwarna Hitam Dan Membawa Sebuah Kipas Di Tangan Kanannya Dengan Wajah Datarnya.
"Kemarilah, Ada Yang Ingin Bertemu Denganmu." Ucap Seorang Pria Tampan Yang Terlihat Lebih Tua Dan Sebelah Matanya Tertutupi Penutup Mata.
"Siapa,Dan Ada Perlu Apa Mencariku??Mengganggu Waktuku Untuk Bermain Dengan Adik Kecil.Huh!" Ucap Pemuda Itu Sambil Mendengus.

Pria Yang Lebih Tua Memanggil Seseorang, Dan Keluarlah Seorang Pemuda Yang Memakai Pakaian Berwarna Merah. Salah Satu Matanya Juga Tertutup Oleh Penutup Mata. Penampilan Pemuda Itu Hampir Sama Dengan Pria Yang Lebih Tua, Hanya Saja Wajah Pemuda Ini Sedikit Lebih Manis Dari Yang Lebih Tua. Pemuda Yang Memakai Ikat Dahi Memicingkan Matanya.
"Siapa Dia, Kenapa Sekilas Wajahnya Mirip Dengan Ibu??." Tanya Pemuda Yang Memakai Ikat Dahi Hitam Sambil Menatap Pemuda Yang Memakai Pakaian Berwarna Merah Sedang Berjalan Ke Arahnya.

Pemuda Yang Lebih Tua Menyentil Pelan Dahi Pemuda Yang Lebih Muda. Hal Itu Tak Luput Dari Pandangan Pria Yang Lebih Tua Yang Sedang Duduk Menyilangkan Kaki Di Singgasananya.
"Tentu Saja Mirip, Karena Aku Juga Putranya." Ucap Pemuda Yang Lebih Tua Sambil Menyilangkan Tangan Di Depan Dada.
"Apa Maksudnya, Ayah??." Tanya Pemuda Yang Lebih Muda Pada Sang Ayah Yang Masih Menatap Mereka Dari Singgasananya.

Pria Yang Lebih Tua Berjalan Pelan Ke Arah Kedua Pemuda Itu. Dia Menepuk Pelan Pundak Yang Lebih Muda.
"Zhang Junda Namanya.Dia Adalah Kakakmu." Ucap Pria Yang Lebih Tua Pada Yang Lebih Muda. Hal Itu Membuat Yang Lebih Muda Sangat Terkejut. Dia Memutar Otak Memikirkan Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi Sekarang.
"Bukankah Aku Yang Pertama??." Tanya Yang Lebih Muda Kepada Dua Orang Yang Sama-Sama Memakai Penutup Mata.

Pemuda Yang Lebih Tua Menggeleng Kecil Kemudian Menjelaskannya.
"Tidak.Kamu Bukan Yang Pertama, Kamu Adalah Yang Kedua." Ucap Pemuda Yang Lebih Tua Pada Pemuda Yang Lebih Muda.
"Kenapa Aku Tidak Pernah Melihatmu?."
"Karena Selama Ini Aku Berada Di Pengasingan Untuk Memperkuat Kekuatanku." Ucap Pemuda Yang Lebih Tua.
Pemuda Yang Lebih Muda Menganggukkan Kepalanya Pelan. Kemudian Dia Mendongak Menatap Wajah Pemuda Yang Lebih Tinggi Darinya Yang Saat Ini Berstatus Sebagai Kakak Kandungnya.

"Ada Apa, Apakah Kau Tidak Senang Jika Memiliki Saudara?." Tanya Pemuda Yang Sedang Di Tatap.
"Tidak,Tidak. Bukan Begitu, Hanya Saja Aku Merasa Sangat Senang Karena Ternyata Bukan Aku Yang Paling Tua." Ucap Pemuda Yang Lebih Pendek.
"Hua Rui Kau Sangat Lucu."
"Hei,Aku Tidak Lucu!. Benarkan Ayah?." Tanya Hua Rui Pada Ayahnya Dengan Wajah Cemberutnya.
Hua Cheng Hanya Mengangguk Pelan, Sedangkan Zhang Junda Dia Mengelus Pelan Kepala Hua Rui.

My life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang