008

141 23 10
                                    

"Bagaimana kalian bisa melakukan sumpah sebelum berdiskusi dengan tetua kalian ini?! Apa kalian sudah tidak menganggap kami?!!!!" sergah Loro Bonggol, tetua Bhayangkara.

Di sisinya ada formasi lengkap tetua Pasukan Bhayangkara.

Tiga tetua yang terkenal.

Loro Bongol, Siji Basu, dan Papat Laut.

Sugiarti mengorek telinganya yang gatal. Matanya menatap datar isian yang basah pada jarinya.

Kata orang kotoran telinga basah itu enak, ga bakal bikin nyangkut.

Kata siapa?

Rasanya terus saja gatal.

"Memang anak ga tahu diri! Orang tua lagi bicara, terus saja bersikap tak sopan!!" gerutu Loro.

Sugiarti menatap malas si pria yang wajahnya sudah dipenuhi keriput.

Begitu banyak omong.

"Tidak bisa dipikirkan apa yang ada di otak Telu. Memberikan segel besar Bhayangkara pada tangan seorang pelacur," tambah Loro.

Sugiarti menekuk alisnya dengan tajam —ketika mendengar julukan yang tak mengenakan.

Mungkin benar raga ini sebelumnya menjadi seorang pelacur.

Dan juga benar kalau dia tidak ada sangkut pautnya dengan ini.

Dengan julukan ini.

Tapi tetap saja...!

"Ini cangkem ga bisa dijaga ya omongannya?!" geram Sugiarti.

Dia mencabut salah satu cunduk mentul di kepalanya dan memukulkannya ke mulut Loro.

Seketika tubuh itu terpental jauh.

Semua orang memekik tanpa suara melihat tetua yang mereka hormati telah melayang jauh.

Raga yang dipenuhi kekuatan alam, terbangun tanpa luka sedikit pun. Kendatipun pohon yang ditabraknya telah terbelah.

Wajahnya memerah. Dipenuhi amarah.

"Tangkap pengkhianat ini!!!" seru Loro.

Tidak ada satu pun orang yang tahu kegunaan cunduk mentul, kecuali beberapa orang saja.

Tentu termasuk dirinya, Loro, dan keempat murid mendiang Mahapatih lainnya.

Pasti Telu yang memberi tahu rahasia cunduk mentul pada wanita ini.

Dan wanita ini menggunakannya secara serampangan!

Padahal semua orang sudah diwanti-wanti untuk menutupi rahasia cunduk mentul —yang telah mereka kumpulkan dari tangan-tangan penjahat.

Sudah cukup kejadian mengerikan yang lalu, membuat mereka memutuskan bergerak merebut empat cunduk mentul Mahapatih dari tangan-tangan, yang menyerukan kekuasaan atas empat cunduk mentul buatan tangan Mahapatih.

Empat cunduk mentul yang merupakan empat buah segel kecil.

Yang tiap segelnya bisa menggerakkan lima prajurit tingkat rendah.

Yang mana satu prajurit Bhayangkara mampu mengalahkan seratus prajurit tingkatan rendah dan menengah.

Prajurit sebuah kerajaan.

Dan di tingkat menengah dan atas, prajurit Bhayangkara mampu dengan mudah mengalahkan prajurit pelindung Bhumi.

Awalnya, keempat cunduk mentul ini diberikan pada Putri Mahkota.

Siapa menyangka ada kelompok yang begitu berani mencurinya dari dalam lemari penyimpanan sang putri?

Membuat kerusuhan.

ArdhanareswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang