Shiho dibawa ke rumah sakit Tokyo untuk diteliti lebih lanjut. Setelah sadar, ia menjadi agresifnya bukan main. Ia tidak kenal siapapun termasuk dirinya sendiri. Ia mengamuk dan membanting semua barang yang dilihatnya. Para tim medis terpaksa harus membiusnya dan mengikatnya di tempat tidur.
"Kami sudah memeriksa sampel darahnya," kata Araide Sensei.
Saat itu di ruangan hanya ada Shinichi dan Miwako Sato.
"Di tubuhnya terdapat formula asing dosis tinggi. Kami sudah mempelajari juga data-data Profesor Orochi. Formula itu APTX4869,"
Shinichi mengangguk, "ya, itu formula ciptaan Shiho sendiri,"
"Formula ini meregenerasi sel-sel, sehingga bisa menghidupkan sel-sel yang telah mati selama jenasah tersebut belum melebihi 48 jam. Namun efek sampingnya ini berdampak ketagihan seperti ketagihan morfin, karena itu Shiho-San jadi agresif dan tidak mengenal dirinya sendiri,"
"Lalu bagaimana Sensei? Apa harus di-euthanasia dan meninggal lagi? Karena secara teknis dia sudah meninggal," tanya Sato.
Shinichi mengernyit mendengar ide tersebut, "karena dia sudah terlanjur hidup, sebisa mungkin buat dia tetap hidup,"
"Tapi bukankah lebih kejam rasanya bila membiarkannya tetap hidup dengan kondisi seperti itu? Ia lebih seperti hewan buas daripada manusia," Sato mendebat.
"Sabar sabar," Araide menengahi dengan tenang, "jangan langsung dieuthanasia, aku lebih setuju kata Kudo-Kun, dia sudah terlanjur hidup maka kita akan coba semaksimal mungkin agar dia tetap hidup. Biarkan kami melakukan observasi terlebih dahulu. Kami akan berusaha membuat penawar dari APTX4869 untuk menetralisir tubuh Shiho-San. Setelah itu kita akan lihat, dia kembali seperti dirinya yang dulu atau tidak," jelas Araide.
Shinichi dan Sato pun menerima jalan keluar tersebut.
***
Seminggu pertama sungguh menyiksa bagi tim medis untuk mengendalikan Shiho. Shinichi terus memantau kondisinya dari jendela kamar. Dalam hatinya timbul secercah harapan Shiho dapat kembali seperti Shiho yang semula. Ia tidak ingin Shiho disuntik mati lagi bila kondisinya tidak terkendali seperti ini.
Minggu kedua, Shiho sudah tidak terlalu agresif lagi. Ia hanya diam saja dengan mata kosong saat para tim medis masuk untuk menggantikan cairan infus pengganti makanan. Ia semakin tidak peduli dengan petugas kesehatan yang bergonta-ganti keluar masuk. Kemudian pada minggu ketiga, tim medis memberanikan diri membuka ikatan Shiho di ranjang dan melakukan observasi lagi. Shiho sudah tidak mengamuk. Dari tampilan monitor CCTV kamarnya, wanita itu hanya bolak balik dari jendela ke ranjang untuk melamun.
"Kudo-Kun cepat ke rumah sakit sekarang!" kata Sato di ponselnya suatu siang seraya buru-buru beranjak dari meja kerjanya untuk menuju rumah sakit.
"Kenapa? Apa yang terjadi pada Shiho?" tanya Shinichi yang juga beranjak dari meja kerjanya.
"Dokter bilang dia sudah bisa mengingat!"
Shinichi dan Sato melesat cepat menuju rumah sakit. Sampai sana, Araide Sensei mencegat mereka di koridor.
"Tahan sebentar! Jangan buru-buru," kata Araide.
"Bagaimana Sensei?" tanya Shinichi.
"Dia memang sudah bisa mengingat. Sebaiknya dia diajak bicara dulu oleh pihak yang netral," Araide memandang Shinichi, "aku takut pertemuannya denganmu akan mengguncang emosinya,"
"Aku saja kalau begitu," kata Sato.
Araide pun mempersilakannya masuk ke kamar.
Saat Sato masuk, Shiho sedang duduk memeluk lututnya di sofa dekat jendela kamar yang menghadap balkon. Perlahan Sato menghampirinya dan duduk di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rise of The Scientist
FanfictionFF kali ini masih merupakan alternatif lain dari novel Dark Princessnya Pipi Tembam. Jadi bagi yang sudah baca Dark Scientist, ini anggaplah awalannya sama aja. Ran meninggal gak sengaja ketembak karena dikira komplotan dia itu Sherry. Lalu Sherry n...