"Okasan, Ai mau ambil susu boleh ya?" tanya Ai.
Saat itu, Shiho, Ai dan Yukiko sedang belanja di supermarket.
"Boleh," Shiho mengijinkan. Kemudian sambil mendorong troli iya melihat sayuran segar di etalase berpendingin.
"Lama tak bertemu Sherry," kata suara seorang pria.
Shiho terkesiap dengan suara yang terdengar familiar tersebut.
"Tidak perlu berbalik badan," kata Bourbon yang berada di balik etalase rak barang belakang Shiho.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Shiho dengan suara rendah bersiaga.
"Mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku?"
"Bourbon, aku tak pernah menjadi milikmu. Kita hanya sama-sama anggota. Itu saja," kata Shiho.
"Oh ya? Sejak kecil kita bersama-sama sampai mereka mengirimmu ke Amerika,"
"Ya dan tidak lebih dari itu, tidak pernah,"
"Lalu kau anggap apa aku selama ini?"
"Kau temanku, itu saja,"
"Tapi kau begitu mudahnya jatuh cinta pada detektif itu? Detektif yang telah membuatmu menderita hingga mati?"
Shiho menunduk, "bagaimana pun juga aku memang bersalah padanya,"
"Bukan salahmu kalau kekasihnya tewas,"
"Itu sudah masa lalu, kau bisa lihat sekarang kami bahagia,"
"Dia tidak pantas untukmu,"
"Rei please..." Shiho memohon.
"Jangan coba untuk menghentikanku Sherry, lagi pula kau berhutang nyawa padaku..."
"Hutang nyawa? Apa maksud..." saat Shiho menoleh ke belakang rak, sosok Bourbon sudah tidak ada. Ia menghela napas resah.
"Ai-Chan jangan lari-lari nanti jatuh!" terdengar suara Yukiko saat memperingatkan cucunya.
"Ini susunya, Okasan," Ai meletakkanya dua karton susu di keranjang.
"Ap? Oh eh..." Shiho menanggapi putrinya dengan kikuk.
"Kau kenapa Shiho? Tidak enak badan?" tanya Yukiko.
Shiho menggeleng seraya memberi senyuman menenangkan pada ibu mertuanya, "tidak apa-apa. Anoo... bila sudah semuanya kita bayar saja..."
"Eh," sahut Yukiko seraya membantu Shiho mendorong troli.
Sesampainya di rumah, Shiho melewati waktu makan malam dengan lebih banyak diam. Shinichi jadi bingung sendiri, biasanya Shiho uring-uringan. Tapi sekarang dirinya seperti menyimpan beban. Shinichi memeluknya dari belakang saat Shiho sedang berdiri menatap jendela, mengawasi di seberang jalan berharap Bourbon tidak memata-matai keluarganya.
"Kau kenapa Shiho?" tanya Shinichi seraya menghirup dalam-dalam rambut Shiho.
"Tidak apa-apa," Shiho menutup jendela dengan tirai tebal berusaha mengenyahkan bayangan Bourbon.
"Jangan menyembunyikannya dariku," Shinichi tahu istrinya menyimpan masalah.
Shiho berbalik menghadapinya, "kemarin kau tiba-tiba menanyakan Bourbon. Aku sampai lupa kenapa kau mendadak menanyakannya gara-gara kita bertengkar,"
"Oh, karena dia salah satu member yang lolos dan berhasil membangun kerajaannya sendiri. Dia sukses sebagai mafia di Itali dan kudengar dia sudah kembali ke Jepang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rise of The Scientist
FanfictionFF kali ini masih merupakan alternatif lain dari novel Dark Princessnya Pipi Tembam. Jadi bagi yang sudah baca Dark Scientist, ini anggaplah awalannya sama aja. Ran meninggal gak sengaja ketembak karena dikira komplotan dia itu Sherry. Lalu Sherry n...