Chapter 12

556 43 1
                                    


Profesor Akeno terperangah ketika melihat pria tersebut menodongnya dengan pistol. Ia tak tahu kapan dan bagaimana pria asing ini masuk ke kediamannya. Ia juga tak mengerti apa yang diinginkan pria ini darinya. Ia tidak sedang dalam penelitian yang berpotensi menimbulkan perebutan hak paten dan seumur hidupnya, ia juga tak pernah punya musuh.

"Bila kau patuh, aku takkan menyakitimu," kata Bourbon yang didampingi oleh tiga penjaganya.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Profesor Akeno parau.

"Aku hanya ingin kau beritahu aku, materi pelajaran yang akan diberikan kepada Kudo Ai setiap harinya,"

"Eh?" Profesor Akeno mengerjap bingung.

***

"Ohayo gozaimasu Sensei," sambut Yukiko ketika membukakan pintu untuk Profesor Akeno, guru homeschooling Ai.

"Ohayo gozaimasu Kudo-San," balas Profesor Akeno dengan senyuman ramah.

"Silahkan masuk, Ai-Chan sebentar lagi selesai sarapan. Anda sudah sarapan?" tanya Yukiko.

"Sudah, terima kasih,"

"Tunggu sebentar, aku panggilkan Ai dulu,"

"Santai saja,"

Profesor Akeno alias Bourbon dalam penyamaran memandang berkeliling rumah keluarga Kudo tersebut. Matanya seketika terpancang pada pigura foto besar di ruang keluarga di atas perapian. Foto keluarga besar Kudo yang terdiri dari Yusaku-Yukiko, Shinichi-Shiho dan mereka semua mengapit si kecil Ai.

"Sensei!" panggil Ai bersemangat.

Bourbon tertegun sesaat ketika melihat gadis kecil itu secara langsung. Ia seperti melihat Sherry dalam versi kecil. Entah kenapa, hatinya mendadak bergetar, ia merasakan panggilan untuk melindungi anak itu. Menyayanginya hanya dalam sekali lihat.

"Ah, kau sudah selesai sarapan Ai-Chan?" tanya Bourbon, tentu saja menggunakan suara Profesor Akeno.

"Uhm," Ai mengangguk.

"Siap untuk belajar bahasa Prancis hari ini?"

"Tentu saja! Ai sudah hapal beberapa kosakatanya!" sahut Ai bersemangat.

Bourbon tersenyum, "Anak pintar,"

"Aduh kan sudah kubilang kau bedrest saja Shihooo, tak usah mengantarku... Ingat dulu kau lemah saat hamil..." terdengar gerutuan Shinichi yang baru keluar dari ruang makan. Shiho bersikeras mengantar Shinichi ke pintu.

"Aku merasa kali ini lebih kuat, mungkin karena formula sialan itu..." kata Shiho.

"Aku sudah sengaja mengantar sarapanmu ke atas supaya kau tidak naik-turun tangga, ini malah ikut turun..."

Bourbon mengernyit sedikit saat melihat adu mulut antara suami-istri tersebut. Rasa cemburu mengaliri nadi-nadinya.

Mata Shiho menyipit, "kau berlebihan, aku baik-baik saja..."

"Aku tidak mau tahu, besok pokoknya kamar kita pindah ke bawah untuk sementara. Aku yang panik jadinya,"

"Otosan... Okasan..." Ai menghampiri orang tuanya.

Shinichi menggendongnya, "mau sekolah ya?"

"Iyaaa..."

Bourbon pun memaksakan senyumannya saat suami-istri muda tersebut menghampirinya.

"Kuharap Ai tidak menyusahkan ya Sensei," kata Shinichi.

"Sama sekali tidak, Ai anak yang sangat pintar," ujar Bourbon berhasil mempertahankan nada suara yang ramah.

Rise of The ScientistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang