"Wah indah sekali!" kata Ai saat melihat taman bunga warna-warni di pekarangan istana Bourbon di Itali. Padang rumput yang luas dengan danau buatan, bunga-bunga, kupu-kupu dan kelinci.
Bourbon membeli sebuah kastil tua dan memugarnya. Ia membangun kerajaannya sendiri di Itali. Di istananya semua lengkap dengan fasilitas pengamanan berteknologi tinggi dan super ketat. Setiap sudutnya berjaga para bodyguard terlatih. Fasilitas kesehatan juga komplit. Henri orang kepercayaannya merupakan ilmuwan. Stock APTX 4869 untuk Shiho aman di sana berkat Henri.
"Kupu-kupu!" Ai menunjuk dengan jari mungilnya. Pagi hari itu Bourbon dan Henri mengajaknya jalan-jalan.
"Ai suka tempat ini?" tanya Bourbon.
"Suka!" sahut Ai riang.
Bourbon tersenyum, "Ai mau tinggal di sini selamanya?"
"Mau,"
Senyum Bourbon semakin lebar.
"Nanti Ai juga mau ajak Otosan ke sini!" tambah Ai ceria.
Senyum Bourbon langsung redup.
Henri melihat Shiho mendatangi mereka dari belakang punggung Bourbon, ia langsung mengajak Ai main, "Ai-Chan mau lihat kelinci?"
"Mau!"
"Ayo," Henri mengulurkan tangannya.
Ai menyambut uluran tangan itu dan lari mengikuti Henri. Pria ilmuwan berwajah ramah dan menyenangkan.
"Bagaimana pun juga seorang anak hanya menginginkan ayah kandungnya sendiri. Kau takkan bisa membelinya dengan istanamu," kata Shiho dingin.
Bourbon mendengus kesal, "apa sih yang kau lihat dari detektif itu?"
Shiho mengedikkan bahu, "terus terang saja, aku juga tidak tahu,"
"Nani?" Bourbon memandangnya tak mengerti.
"Tapi toh, tidak memerlukan alasan untuk menyayangi seseorang bukan?"
"Aku tidak suka kalimat pujangga,"
"Mungkin Shinichi adalah gerbang pertamaku yang bersentuhan dengan emosi," Shiho memandang menerawang ke arah bunga-bunga, "sejak kecil aku menjalani kehidupan sesuai perintah dan protokol organisasi, hingga tak sempat memiliki perasaan. Tiba-tiba saja, entah mengapa saat melihatnya menangis memeluk jenasah Ran-San, untuk pertama kalinya aku memiliki emosi. Untuk pertama kalinya muncul pertanyaan-pertanyaan dalam benakku yang tadinya tidak pernah kupikirkan,"
"Pertanyaan?"
"Eh. Seperti, apa itu cinta? Apa itu sedih? Apa itu kehilangan? Dan bilamana aku mati, apakah ada yang akan menangis untukku? Pada akhirnya, Shinichi mengingatkanku bahwa aku masih manusia. Dia penopang hidupku agar aku tetap waras. Dia fondasiku agar jiwaku tidak melayang kembali ke dimensi yang menyesatkan,"
"Dia mengabaikanmu saat kau dipenjara. Dia juga mengabaikan surat-suratmu,"
"Dia berhak untuk marah atas segala yang kulakukan. Aku mungkin juga akan begitu bila berada di posisinya. Tapi pada akhirnya, dia pria berjiwa paling besar yang pernah kukenal," Shiho menatap Bourbon, "bila kau yang berada di posisinya, katakan lah aku tewas tanpa sengaja oleh seorang wanita. Apakah kau akan memaafkan wanita itu? Apakah mungkin kau mencintainya?"
Bourbon menyahut dengan mantap, "aku akan membunuh wanita itu,"
Shiho mengangguk, "itulah bedanya antara dirimu dan Shinichi. Mungkin terdengar sepele, tapi penerimaan yang dilakukan Shinichi itu tidak mudah,"
"Seandainya Sherry..."
"Uhm?"
"Seandainya peristiwa itu tidak terjadi dan kau tidak bertemu Shinichi. Apakah kau akan mencintaiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rise of The Scientist
FanfictionFF kali ini masih merupakan alternatif lain dari novel Dark Princessnya Pipi Tembam. Jadi bagi yang sudah baca Dark Scientist, ini anggaplah awalannya sama aja. Ran meninggal gak sengaja ketembak karena dikira komplotan dia itu Sherry. Lalu Sherry n...