01

1K 53 1
                                    

please support me hehe.

.

“Hanbin, di cariin Bu Yeon tadi tumben banget bolos”Dia Hanbin iya namanya sama dengan yang di panggil, hanya beda marga saja, mari kita bedakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hanbin, di cariin Bu Yeon tadi tumben banget bolos”
Dia Hanbin iya namanya sama dengan yang di panggil, hanya beda marga saja, mari kita bedakan

Lelaki yang memanggil tadi Park Hanbin, anak-anak yang lain sering memanggilnya Phanbib dan yang di panggil Sung Hanbin panggil Hanbin saja seperti biasa atau mungkin Shinebin? Hahaha benar dia anak yang benar-benar bersinar

“males aja” Jawab Hanbin singkat sambil kembali melihat ke arah danau yang tak jauh dari belakang sekolah mereka, tempat ini nyaman, sepi dari hiruk pikuk ramainya anak-anak SMA namun jarang sekali yang mau kesini, tentu anak jaman sekarang lebih suka menaikkan ketenaran mereka dari pada kesehatan mental mereka sendiri

Phanbin menarik sketchbook yang berada pada pangkuan Hanbin, Hanbin ingin mencegah namun tak sempat Phanbin bergerak terlalu cepat kini ia sudah membuka gambar yang baru saja Hanbin gambar

“masih mimpiin dia?” tanyanya yang hanya di jawab anggukan oleh Hanbin

“udah 2 bulan loh bin, udah kali gausah di pikirin, itu cuma bunga tidur bin" remehnya

“ga bisa han, disini.....
Rasanya sakit banget han, tiap malem gua mau mati sesak nafas rasanya” jawab Hanbin dengan meremat seragam pas bagian dadanya

“oke fine, aku ga tau gimana rasanya but i hope kamu ga ninggalin kewajibanmu gara-gara mimpi yang kamu sendiri ga tau, aku tau kemaren bokapmu pulang kan”

Phanbin berucap sambil menatap ke depan fokus ke arah danau yang dari tadi menjadi fokus Hanbin, padahal detik ini Hanbin sedang menghadap kearahnya

Mereka sudah berteman dari kecil, Phanbin tau bagaimana perlakuan keras ayah Hanbin padanya, Hanbin di lahirkan untuk menjadi sempurna, berbagai tuntutan untuk menjadi yang terbaik selalu Hanbin terima bahkan semenjak dirinya di kandungan sang ibu yang sayangnya sudah meninggalkannya

. . .

Perbatasan kota adalah tujuannya kini, hanya untuk membeli sketchbook saja, tidak ada alasan khusus hanya saja dia sangat menyukai buku dari merek ini, sayangnya mereknya tidak terkenal dan sangat susah untuk mendapatkannya di toko sekitar rumahnya, lagian perbatasan kotanya dan kota sebelah tak jauh dari halaman rumahnya hanya butuh waktu sekitar 40 menit mengendarai mobil tapi kini ia membawa motor besar miliknya yang hanya menempuh sekitar 25-30 menit saja

*Kring*
Bel di pintu itu berbunyi kala ia membuka pintu
Aroma kayu yang menenangkan, ia menyukai toko dengan gaya kuno ini
Toko ini memang menjual barang-barang modern untuk kesenian seperti berbagai alat untuk melukis, membuat patung dan lainnya
Tapi jangan salahkan pemiliknya yang memiliki jiwa seni berlebihan itu, ia sangat menyukai barang-barang yang indah dan cantik menurutnya, apalagi barang-barang lawas maka tak heran terdapat beberapa pajangan barang kuno disini

Letak Sraddha || Binhao E.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang