10

207 31 4
                                    

Don't forget to support

Sorry for typo hehe

Phanbin meletakkan nampan berisi beberapa gelas teh hangat di meja rumahnya itu, menatanya satu persatu di dekat kursi yang terdudukiMereka ber empat berada di rumah Phanbin kini, Gyuvin yang menyarankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Phanbin meletakkan nampan berisi beberapa gelas teh hangat di meja rumahnya itu, menatanya satu persatu di dekat kursi yang terduduki
Mereka ber empat berada di rumah Phanbin kini, Gyuvin yang menyarankan

“maaf” lirih Hanbin

Yujin sudah menceritakan semuanya tadi

“kenapa?” tanya Phanbin

“aku gila Han! aku gila!” ucap Hanbin
Dirinya hanya diam sedari tadi, hanya Yujin yang menjawab semua pertanyaan dari Gyuvin dan Phanbin

Melihat sahabatnya begitu rapuh Phanbin tak kuasa, ia ikut menangis terisak dalam diam, ia kecewa, ia rasa dirinya adalah rumah penginapan terbaik Hanbin, dimana ia akan menjadi segalanya untuk Hanbin, ia selalu menganggap Hanbin nomor satunya, sahabat terbaiknya namun apa? Sepertinya Hanbin tidak menganggapnya, Hanbin harus tinggal di toko rotinya padahal rumahnya terbuka untuknya

Phanbin mendekati Hanbin, menggenggam tangan dingin Hanbin
“ayo Hanbin, aku akan mengurus semuanya kamu ga sendiri disini” definisi teman terbaik

Hanbin menatap mata Phanbin, juga menoleh pada dua sejoli yang duduk berdampingan itu, benar, Hanbin tidak sendiri.


. . .


Psikiater Check routine 2 Minggu sekali

Phanbin keluar dari mobilnya lalu melambaikan tangannya pada Hanbin yang kebetulan baru saja keluar dari pintu rumah sakit itu

“Hanbin aaaaaa” panggilnya

Hanbin tersenyum dan mendekat

“gimana?” tanya Phanbin

“aman” jawab Hanbin

“mau ngapain?” giliran Hanbin yang bertanya

“gabut aja sih, lewat tadi terus lihat notif email pemeriksaanmu, yaudah mampir, lagian mau ngikut pulang ke rumahmu, kangen sugar daddy” jawab Phanbin girang

Hanbin menyentil dahi Phanbin

Mereka pulang bersama ke rumah Hanbin, benar rumah Hanbin bukan lagi toko kue Hanbin ataupun apartemen Hanbin

Sudah 2 tahun berlalu

Waktu begitu cepat berlalu tapi begitu lama pula bagi Hanbin, semua terjadi begitu saja, juga tentang dirinya yang sudah berbaikan dengan sang ayah, entah kapan pastinya yang penting sekarang hubungan mereka baik, ayahnya berubah 180° lebih ramah, tidak ada lagi bentakan ataupun pukulan, hanya sapaan ramah dan jokes bapak-bapaknya, hingga teman-temannya sudah dengan kurang ajar memanggilnya sugar Daddy

Pintu terbuka, disana ayahnya sedang duduk di meja makan berhadapan dengan Yujin dan Gyuvin di sampingnya, Ayahnya menoleh menyadari pintu terbuka, ia tersenyum, Sedangkan Phanbin di sampingnya langsung ngacir masuk rumah dan duduk di sambil ayahnya, melempar lelucon dan tertawa berdua

Letak Sraddha || Binhao E.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang