Don't forget to support
Sorry for typo hehe
Phanbin meletakkan nampan berisi beberapa gelas teh hangat di meja rumahnya itu, menatanya satu persatu di dekat kursi yang terduduki
Mereka ber empat berada di rumah Phanbin kini, Gyuvin yang menyarankan“maaf” lirih Hanbin
Yujin sudah menceritakan semuanya tadi
“kenapa?” tanya Phanbin
“aku gila Han! aku gila!” ucap Hanbin
Dirinya hanya diam sedari tadi, hanya Yujin yang menjawab semua pertanyaan dari Gyuvin dan PhanbinMelihat sahabatnya begitu rapuh Phanbin tak kuasa, ia ikut menangis terisak dalam diam, ia kecewa, ia rasa dirinya adalah rumah penginapan terbaik Hanbin, dimana ia akan menjadi segalanya untuk Hanbin, ia selalu menganggap Hanbin nomor satunya, sahabat terbaiknya namun apa? Sepertinya Hanbin tidak menganggapnya, Hanbin harus tinggal di toko rotinya padahal rumahnya terbuka untuknya
Phanbin mendekati Hanbin, menggenggam tangan dingin Hanbin
“ayo Hanbin, aku akan mengurus semuanya kamu ga sendiri disini” definisi teman terbaikHanbin menatap mata Phanbin, juga menoleh pada dua sejoli yang duduk berdampingan itu, benar, Hanbin tidak sendiri.
. . .
Psikiater Check routine 2 Minggu sekali
Phanbin keluar dari mobilnya lalu melambaikan tangannya pada Hanbin yang kebetulan baru saja keluar dari pintu rumah sakit itu
“Hanbin aaaaaa” panggilnya
Hanbin tersenyum dan mendekat
“gimana?” tanya Phanbin
“aman” jawab Hanbin
“mau ngapain?” giliran Hanbin yang bertanya
“gabut aja sih, lewat tadi terus lihat notif email pemeriksaanmu, yaudah mampir, lagian mau ngikut pulang ke rumahmu, kangen sugar daddy” jawab Phanbin girang
Hanbin menyentil dahi Phanbin
Mereka pulang bersama ke rumah Hanbin, benar rumah Hanbin bukan lagi toko kue Hanbin ataupun apartemen Hanbin
Sudah 2 tahun berlalu
Waktu begitu cepat berlalu tapi begitu lama pula bagi Hanbin, semua terjadi begitu saja, juga tentang dirinya yang sudah berbaikan dengan sang ayah, entah kapan pastinya yang penting sekarang hubungan mereka baik, ayahnya berubah 180° lebih ramah, tidak ada lagi bentakan ataupun pukulan, hanya sapaan ramah dan jokes bapak-bapaknya, hingga teman-temannya sudah dengan kurang ajar memanggilnya sugar Daddy
Pintu terbuka, disana ayahnya sedang duduk di meja makan berhadapan dengan Yujin dan Gyuvin di sampingnya, Ayahnya menoleh menyadari pintu terbuka, ia tersenyum, Sedangkan Phanbin di sampingnya langsung ngacir masuk rumah dan duduk di sambil ayahnya, melempar lelucon dan tertawa berdua
KAMU SEDANG MEMBACA
Letak Sraddha || Binhao E.
FanfictionKetika kita perlu menemukan keberanian untuk percaya bahwa segala sesuatu yang kita ambil adalah sesuai dengan arah tujuan hidup kita masing-masing "jangan bodoh hanya karena ku Hanbin" "aku tidak bodoh karenamu, tapi aku gila karenamu" "kita beda H...