11

194 30 2
                                    


Don't forget to support

Sorry for typo hehe

Ruang makan terasa sepi kini, memang selalu bertiga di meja makan itu tapi tetap saja hari-hari biasanya akan ramai dengan ocehan Yujin yang mengeluh dengan tugas akhir SMA nya, tapi kali ini tidak, mereka makan dengan damai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang makan terasa sepi kini, memang selalu bertiga di meja makan itu tapi tetap saja hari-hari biasanya akan ramai dengan ocehan Yujin yang mengeluh dengan tugas akhir SMA nya, tapi kali ini tidak, mereka makan dengan damai

"boys? Kalian gapapa? Kalo ada masalah cerita sama ayah" ucapan ayahnya membuat Hanbin dan Yujin yang dari tadi hanya diam saja mendongak

"hehe, gapapa kok ayah Yujin hanya mengantuk" jawab Yujin

"siapa suruh tidur jam 2 pagi" saut Hanbin

"loh? Adek ngapain tidur jam segitu?" ayahnya mulai sedikit serius sekarang

Satu pukulan ringan mengenai lengan Hanbin

"ih abang apaansih, nggak ayah adek udah tidur kok terus kebangun ga bisa tidur lagi"

"kamu masih harus sekolah loh dek, jangan suka tidur kemaleman nanti kalo di sekolah ngantuk gimana? Kan adek sendiri yang repot, terus Abang kok bisa tahu adek tidur jam segitu?"

"jam 12 lebih yah Yujin ke kamarku, katanya ga bisa tidur pas itu aku juga masih ngerjain data dari Jeju" jawab Hanbin

"masih belum selesai?" tanya sang ayah

"udah kok yah, tinggal ngecek-ngecek aja takutnya ada yang salah"

"maafin ayah ya bang, pasti Abang ga tidur semalam, Abang kalo ada apa-apa bisa bilang ke ayah oke, jangan sungkan-sungkan"

Hanbin tersenyum dan mengangguk, dulu dia benar-benar tidak menyukai melakukan kegiatan ini, tapi sekarang dia melakukannya dengan senang hati

"oh iya bang, Keyu masih nawarin ayah buat jodohin anaknya sama kamu, ayah agak gaenak sama dia tapi ayah bakal berusaha nolak terus kok buat kamu, nanti kalo ketemu sama Keyu kamu tolak aja gapapa, Abang punya hak untuk itu" ucap ayahnya

Gila sudah hampir 3 tahun tapi si gila Keyu itu masih membahas tentang perjodohan??

Namun ucapan ayahnya membuat Hanbin tersenyum manis kini, melihat keluarga kecil sang sangat ia harapkan "baik ayah" jawabnya

. . .

"terimakasih paman" ucap Hanbin lalu menjabat tangan yang lebih tua dan sedikit keriput itu

"tentu, pekerjaanmu jauh lebih baik sekarang" Keyu menepuk pundak Hanbin

Hanbin hanya tersenyum kikuk ia ingin kabur sekarang juga rasanya malas menanggapi

"bagaimana dengan tawaran paman tadi? Beneran gamau nih? Anak paman cakep loh" nah kan dari tadi Hanbin menghindar dari ini

"nanti di pikir dulu paman" senyum palsu itu lagi

Handphone Keyu berdering, berbincang sebentar dan

"sini nak" panggil Keyu

Hanbin menoleh ke arah belakang, disana sosok yang sangat tidak asing di matanya

"Lee Jeonghyeon?" panggil Hanbin, benar laki-laki itu Lee Jeonghyeon yang sama dengan adek kelasnya dulu

"loh udah kenal? Ini anak paman" pernyataan Keyu membuat Hanbin kaget jadi ini yang akan di jodohkan dengannya? Amit-amit ya tuhan

Perbincangan kecil terjalin, Jeonghyeon juga menolak perjodohan itu lagi pula dia masih memiliki Matthew dalam hidupnya, setelah membicarakan hal ini bersama Zhou Keyu akhirnya mengerti dan menyerah untuk menjodohkan anaknya dengan anak rekannya itu, padahal sejujurnya Keyu benar-benar menginginkan hubungan perjodohan ini

Ps. Lee Jeonghyeon ikut marga Korea kakeknya, Zhou Keyu mengikuti marga ibunya tidak ayahnya

Melelahkan

Hanbin memilih untuk menikmati kopi di salah satu cafe sepi dekat sana, tetap saja Hanbin masih menyukai tempat sepi, rasa urusan belakangan yang penting tempatnya sepi dan nyaman

Ia duduk di samping jendela, melihat ke arah cafe depan sana, cafe itu lebih rame dari desain saja sudah beda dengan cafe yang ia kunjungi ini, tak heran cafe ini jauh lebih sepi dan cafe itu lebih rame, Hanbin bingung bagaimana bisa orang-orang menyukai ketenaran itu

Hanbin melamun sambil memandangi cafe yang ramai itu, ah ia baru sadar di depan cafe itu terdapat poster pertunjukan musik pantas saja ramainya 2x lipat dari biasanya, tapi Hanbin tak peduli ia hanya ingin kedamaian

Hahaha bohong suara drum itu terdengar sampai telinganya, tapi tak apa Hanbin menyukai musik, kapan lagi bisa mendengarkan musik live sambil bersantai hahaha
Suara sorakan itu tak buruk juga rupanya

Hanbin masih menyesap kopinya pelan, beberapa lagu sudah dimainkan, tak ada niatan Hanbin untuk kembali ia terlalu malas untuk beranjak

Tiba-tiba sorakan keramaian itu berhenti, oh sudah berakhir mungkin pikir Hanbin

Suara geseran biola terdengar, semua diam sunyi membuat alunan alat musik melodis itu terdengar keras

Hanbin terpaku, tubuhnya menegang

Play:

Tatoo from Loreen

https://open.spotify.com/track/1DmW5Ep6ywYwxc2HMT5BG6?si=3qNYRBOuSTqybqS2pT-hcw&utm_source=copy-link

Done?

Hanbin menatap lurus ke depan, air matanya tiba-tiba turun begitu saja Hanbin tidak tahu, tolong apa yang sedang terjadi Hanbin bingung

Bintang bersinar terang di atas sana, melebihi sinar sang bulan

Hatinya menjadi arogan, berdetak tak karuan

Hanbin menatap ke samping

Disana

Dia berlari entah apa yang terjadi biarkan dia berlari menghiraukan air matanya yang masih terjatuh, memisah kerumunan itu sekarang juga, mendorong keras memberontak memeluk sang violinis di depan sana

Hanbin memeluk erat tubuh itu, erat sangat rasanya Hanbin tidak akan melepaskannya sampai kapanpun

Sesuatu di dadanya terasa sakit dan panas, serasa sesuatu terukir disana

Hanbin menemukan dirinya yang seharusnya melekat erat padanya

Seperti tatoo

"separuh diriku"




TBC

Membingungkan bukan? Maafkan aku

Letak Sraddha || Binhao E.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang