Don't forget to support
Sore for typo
Happy reading
“jadi? Siapa dirimu?” tanya lelaki ituYang di tanya hanya diam, dia masih sibuk menikmati wajah indah kekasihnya
Tunggu
“hei! Jawab anjing” lelaki itu menjentikkan jarinya di depan Hanbin
“aku pacarmu” jawab Hanbin
“Gila lu! Gausah ngaku-ngaku! gua kenal aja kagak”
“kita kenal! Kita menghabiskan banyak waktu bersama, kita tidur bersama”
Gila. Pikir orang di depan Hanbin ini, apa maksudnya, sudah menghancurkan acara musiknya sekarang malah mengaku-ngaku jadi pacarnya
“lu ngabisin waktu gua tau gak? Sial” kesal nya, violinis itu berdiri beranjak untuk pergi
“Zale!” panggil Hanbin
Lelaki itu merasakan sengatan pada kepalanya, kepalanya tiba-tiba sakit, semua gelap, kakinya melemas
Melihat Zale nya sempoyongan Hanbin bergegas mendekat dan merangkul Zale membantu lelaki itu berdiri
“Nama gua Zhang Hao bangsat! Lu salah orang! Gausah ganggu gua lagi” Zhang Hao? Bukan Zale? Dia menghempaskan tangan Hanbin dan bergegas pergi dari sana, kakinya melangkah lebar seakan-akan benar-benar ingin pergi dari sana
Hanbin memegang dadanya, rasanya sakit ngilu dan rindu bercampur jadi satu
Benarkah dia bukan Zale? Tidak Hanbin yakin hatinya tidak salah, hatinya menemukan separuhnya, tapi Zale tidak nyata......
Hanbin pulang dengan kaki gontai, menceritakan semua yang terjadi pada Yujin yang sedang menikmati cemilannya, Hanbin memiliki buku diary berupa manusia
Yujin sendiri antara percaya tidak percaya, sedikit mustahil tapi sedikit entah lah
“Yujinn” panggil Gyuvin, entah sejak kapan anak tengil itu muncul, bahkan tanpa sopan dirinya tidak mengetuk pintu langsung nyelonong masuk begitu saja
Hanbin muak melihatnya, ia beranjak kekamarnya
“bayi main yuk” setelah Hanbin beranjak Gyuvin menidurkan dirinya di sofa itu, dengan kepala berbantalkan paha Yujin
“kemana? Dingin” Yujin memainkan rambut Gyuvin
“aku bawa mobil ayok” entah kemana rasa sopan anak itu, tanpa aba-aba ia berdiri dan menyeret Yujin untuk keluar
Hanbin mendengar suara mobil Gyuvin yang menjauh, ia menggeleng tak heran, biarkan dia sejoli itu menikmati masa mudanya
Tidak seperti Hanbin yang sedang meratapi nasibnya iniHanbin memegang foto Zale zaman dulu, ia cetak, rasanya cantiknya tidak pernah luntur
Hanbin jadi memikirkan kejadian di cafe tadi sore, Hanbin yakin sungguh bahwa itu Zalenya
KAMU SEDANG MEMBACA
Letak Sraddha || Binhao E.
FanfictionKetika kita perlu menemukan keberanian untuk percaya bahwa segala sesuatu yang kita ambil adalah sesuai dengan arah tujuan hidup kita masing-masing "jangan bodoh hanya karena ku Hanbin" "aku tidak bodoh karenamu, tapi aku gila karenamu" "kita beda H...