05

234 31 21
                                    

Please support me hehe






“gak satu dua kali bin kaya gini, barang-barang antik itu mahal harganya pasti ada ceritanya bin”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“gak satu dua kali bin kaya gini, barang-barang antik itu mahal harganya pasti ada ceritanya bin”

Pakdhe menaruh segelas teh hangat di meja dan duduk di depan Hanbin

“ga mungkin kamu yang ga pernah lihat begituan tiba-tiba bisa lihat, pasti ada alasannya, entah berhubungan sama kamu atau orang terdekatmu, kamera dari pakdhe kemaren juga pasti ada hubungannya, kemaren pakdhe udah bilang toh, kamu harus usaha, pesan pakdhe percaya sama apa yang kamu lakukan le, masalah akhirnya seperti apa gausah di pikir dulu yang penting ga ada penyesalan, kaya kata-kata di fesbuk lebih baik menyesal melakukan daripada menyesal tidak melakukan”

“bukannya lebih baik menyesal membeli dari pada menyesal tidak membeli yah pakdhe?” goda Hanbin

“loh iya tah? Sejak kapan? Wes lah pokok e intine gitu le, kamu ini kok”

Hanbin terkekeh lalu tiba-tiba terdiam

“ada apa lagi?”

Hanbin melirik ke arah jendela, di luar sana Zale sedang berbicara kepada kelinci peliharaan pakdhe yang berada di dalam kandang, entah apa yang ia bicarakan tapi terlihat sangat seru, bibirnya maju-maju kala bercerita kelincinya juga hanya diam melihat Zale berbicara, seolah faham

“anaknya lucu pakdhe, manis, apa lagi kalau ketawa

(Hanbin tersenyum)

Rasanya Hanbin lega, Hanbin mau dia tetep ketawa kaya gitu pakdhe, Hanbin mau dia bahagia, selama hidup Hanbin, Hanbin ga pernah ngerasain hal ini pakdhe, selama ini Hanbin ga punya semangat untuk hidup, Hanbin cuman bisa ngelakuin hal-hal yang sudah di siapkan, tapi kali ini nggak pakdhe, rasanya aneh tapi Hanbin nyaman” Hanbin berhenti sejenak

“Hanbin emang ga punya pengalaman pakdhe, tapi bukan berarti Hanbin ga tau perasaan Hanbin” Hanbin menunduk melihat tangannya yang memegang gelas, segala gerak gerik Hanbin juga tak lepas dari perhatian pakdhe

“kamu suka sama dia toh le?” tanya pakdhe tanpa basa-basi

“Hanbin ga bisa bohong pakdhe, Hanbin tau perasaan Hanbin ini salah, kita beda pakdhe kita bukan dari dunia yang sama, seharusnya dia berada di atas sana, tapi pakdhe....” kembali terdiam

“gapapa le, yang penting kamu sadar itu bukan perasaan yang wajar, tapi semua berasal dari kamu sendiri le, semua berdasar pada kepercayaanmu! pakdhe ga bisa kasih saran, tanya pada dirimu sendiri maunya gimana”

Pertemuan itu berakhir kini, rasanya semakin bingung apa yang harus Hanbin lakukan, Hanbin tau ia gila karena jatuh cinta pada sosok yang tidak nyata bahkan hanya dalam waktu 4 hari, tapi mau bagaimana lagi? Itu yang Hanbin rasakan, salahkan hantu itu! bahkan sudah mati saja pesonanya tak main-main bayangkan kalau dia hidup, pasti lebih di luar nalar lagi

Letak Sraddha || Binhao E.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang