09

188 32 6
                                    

Please support me hehe

"lalu apa yang kamu lakukan sekarang Hanbin?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Zale, mereka masih di mobil sekarang, tenang itu mobil Hanbin sendiri, ia membelinya ketika mendapatkan uang hasil memenangkan olimpiade saat kelas 1 dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"lalu apa yang kamu lakukan sekarang Hanbin?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Zale, mereka masih di mobil sekarang, tenang itu mobil Hanbin sendiri, ia membelinya ketika mendapatkan uang hasil memenangkan olimpiade saat kelas 1 dulu

Mobilnya ia tepikan, Hanbin menyandarkan punggungnya, belum ada niatan menjawab jawaban Zale, dia sedang berfikir sekarang

"aku masih mau makan ayam di toko besar itu, aku masih mau makan ice cream di mall itu, aku juga masih mau jajan di alun-alun kota menghabiskan uangmu, tapi sekarang kau tak punya uang! Bagaimana ini" Zale mempoutkan mulutnya sambil mengelus perutnya, Hanbin sontak terkekeh bisa-bisanya pacarnya itu lebih mementingkan makanan nya
Tapi benar, Zale makannya banyak sekali

"Tenanglah aku masih kaya kak, aku memiliki usaha kecil-kecilan di dekat sini, hasilnya juga lumayan bahkan lebih dari cukup" ucap Hanbin ia mengusak rambut Zale

Hanbin kembali menjalankan mobilnya dan berhenti di sebuah toko kue, toko itu luas dan terlihat sangat elegan, seperti toko-toko kue orang kaya yang kue kecil saja harganya bisa sampai puluhan juta

"Hanbin mau membujukku dengan membelikan kue? Huftt tidak akan mempan! Tapi baiklah aku mau kue itu" Hanbin kembali terkekeh, rasanya ia merasa lega sepertinya ia memilih pilihan yang benar

"oh tuan Hanbin, selamat datang"

Seorang karyawan disana menyambut Hanbin, Zale bingung apakah Hanbin sering memesan kue disini? Sampai-sampai karyawannya saja mengenalnya? Oh! Atau....

"Ambilkan aku kue itu, antar ke inti, siapkan juga kue-kue kecil di sampingnya, bawa semua" Hanbin menunjuk kue yang tadi Zale inginkan, ia menggandeng Zale untuk masuk ke sebuah ruangan di dalam sana, ruangan yang Hanbin sebut inti tadi, ruangan itu seperti kantor bos, terdapat sofa juga disana, dimana Hanbin mengajak Zale untuk duduk disana

"usaha kecil-kecilan yang aku maksud tadi itu ini, toko kue ini milik ku" ucap Hanbin

"Hanbin bisa bikin kue?"

"hahaha tidak sayang, aku tidak bisa membuat kue, aku hanya mengolah saja, menyisakan uangku untuk membangun bangunan ini, lalu aku membuka lowongan kerja untuk patissier, tentu aku tes mereka terlebih dahulu, lalu berjalan lah bisnis ini" terang Hanbin, Zale hanya membuka mulutnya o seakan faham

"tapi kenapa Hanbin tidak pernah mengajakku kesini?" tanya Zale lagi

"hanya saja, aku ga mau usaha ini di ketahui orang lain, karyawan disini juga aku perintahkan untuk tidak mengenalku, kecuali aku di dalam toko ini sendirian"

Jadi jikapun Hanbin terpaksa ke toko kue ini bersama Phanbin, para karyawan akan tetap pura-pura tidak mengenal Hanbin begitupun ketika bertemu Hanbin di luar, entah apa alasannya hanya saja Hanbin ingin menyembunyikan bisnis ini dari semua orang, berjaga-jaga jika tiba-tiba ayahnya bangkrut, sedikit kurang ajar memang, tapi Hanbin tidak pernah berfikir bahwa kejadian ini akan terjadi, namun ia beruntung telah membangun usaha ini

Letak Sraddha || Binhao E.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang