Don't forget to support
Sorry for typo
Happy reading
“aku ga ada nyihir, guna-guna atau apalah itu sama kamu, aku sendiri masih nyari jawabannya” ucap Hanbin
“jawaban?” bingung Zhang Hao
“iya, jawaban dari semua ini, gimana Dejavu yang kamu alamin bisa terjadi, gimana aku bisa ketemu kamu, gimana kamu dan zale..”
“akhhh stop, jangan sebut nama itu, kepalaku pusing” belum selesai Hanbin berbicara di panikan dengan Zhang Hao yang memegang erat kepalanya
Semua tak masuk akal
Banyak sekali teka-teki
Jam berganti, hari pun ikut berganti, bahkan bulan tak mau kalah, beberapa bulan ini Hanbin tetap mencari jawabannya, mendatangi semua tempat yang berhubungan dengan semua ini, tak ada jawaban namun saat ia mau menyerah beberapa kali merasa mulai dejavu membuatnya tidak bisa berhenti
Ia merindukan Zalenya lagi
Hubungannya dengan Zhang Hao juga semakin dekat, mungkin efek Hanbin sangat mengenal bagaimana Zhang Hao membuat Zhang Hao merasa dimengerti, beberapa kali Zhang Hao juga ikut Hanbin untuk mendatangi tempat-tempat yang membuatnya pusing itu, walau jadwal pentasnya padat Zhang Hao tetap sesekali menyempatkan waktunya untuk itu
Beberapa Minggu berlalu jawaban yang mereka cari masih belum menampakkan diri, hanya sesekali melewati mimpi Zhang Hao
Mengecualikan hal itu, Zhang Hao semakin dekat dengan Hanbin, bagaimana Hanbin memperlakukan dia dengan baik, Zhang Hao menyukai itu, nyaman? Itu lah yang ia rasakan, bagaimana tidak Hanbin memperlakukannya seperti princess
Seperti saat ini, dua manusia itu sedang berjalan santai di dalam mall dengan Zhang Hao yang membawa 1 gelas minuman dan Hanbin yang membawa dua tas, 1 miliknya sendiri dan tentu saja 1 nya milik lelaki manis yang badannya lebih kecil yang berjalan di sampingnya, bukan Zhang Hao yang meminta tapi seakan harus Hanbin melakukannya
Tujuan mereka adalah menonton film hari ini, keinginan siapa lagi kalau bukan tuan putri Zhang Hao nya itu, Zhang Hao habis tampil pagi tadi menyempatkan diri untuk tetap menonton film sore ini, film yang sudah ia tunggu tayangnya, bohong dia bahkan baru tahu film itu kemaren malam
Zhang Hao duduk di dalam studio, iklan" terus berputar pada layar lebar itu, kakinya ia bawa naik keatas kursi entah dia belum menemukan posisi yang nyaman, tiba-tiba lampu bioskop mati tanda film akan segera dimulai
Hanbin tersenyum melihat Zhang Hao, persetan dengan jawaban, dia sudah tak peduli yang ia pedulikan sekarang hanyalah pria mungil jiplakan zale itu
Hanbin meraih kedua kaki Zhang Hao, Zhang Hao sedikit kaget, dengan ringan Hanbin mengangkat kedua kakinya dan menaruhnya di kedua pahanya,untung saja penyangga tangan di antara kursi" itu tidak terlalu tinggi jadi tetap nyaman, tangan Hanbin menyentuh kaki Zhang Hao yang tidak tertutup kaos kaki, ah itu hangat, tentu saja dengan atmosfer bioskop yang sangat dingin dengan telapak tangan Hanbin itu terasa nyaman, Zhang Hao sudah menemukan posisi nyamannya, sekarang dia tinggal menonton film dan menikmati pop corn di pelukannya
Film dengan genre kehidupan itu berdurasi 2 jam namun baru 80 menit lelaki di samping Hanbin itu sudah tak sadarkan diri, mungkin filmnya membosankan karena hanya menceritakan kehidupan sehari"? Entah tapi bagi Hanbin sekarang pemandangan Zhang Hao yang tertidur di remang"nya lampu dengan wadah popcorn nya yang hampir jatuh itu lebih menarik bagi Hanbin, ia tak kuasa, Zhang hao terlalu lucu dalam keadaan apapun
Hanbin mengambil alih popcorn Zhang Hao untuk ia taruh di tempat popcorn di kanan Zhang Hao, lalu pelan" ia bawa kepala Zhang Hao untuk menyandar di bahunya, yah ia rasa posisi itu lebih nyaman
Film berakhir, lampu yang silau itu tak membangunkan Zhang Hao, ia masih nyaman dengan posisinya, beberapa orang sudah mulai keluar, Hanbin menurunkan kaki Zhang Hao perlahan, membalikan kepala Zhang Hao untuk bersandar pada kursi kembali, ia melakukannya dengan benar" pelan tetap menjaga agar anak itu tak bangun
Hanbin memakai salah satu tali tasnya di tangan pundak kanannya, lalu tas Zhang Hao di pundak kirinya, memasukan plastik popcorn dan minuman Zhang Hao yang masih terbilang banyak itu, ia dengan perlahan memposisikan tangannya pada belakang lutut dan belakang leher Zhang Hao
Benar, Hanbin mengendong Zhang Hao ala bridal style, Hanbin tak pernah menyangka bahwa berat badan Zhang Hao benar" seringan ituuuuu??? Bahkan mungkin tak beda jauh dengan zale yang tidak memiliki berat badan
Tapi tak heran pula, mau berat dari mana, lihat saja pinggangnya yang kecil itu, bahkan akan tenggelam jika Hanbin merangkulnyaAkhirnya Hanbin benar" mengendong Zhang Hao sampai mobil Zhang Hao, disana sudah ada supirnya, Hanbin kembali menata posisi Zhang Hao untuk tidur, mobil Zhang Hao itu sudah sering Zhang Hao bawa kemana" tak jarang pula pria itu ribet dengan jadwalnya dan hanya bisa tertidur di mobil, jadi model mobil Zhang Hao bagian kursi belakang itu di tata seperti kasur jadi zhang hao bisa tidur nyenyak disana
“sudah mas Hanbin?” tanya supir Zhang Hao, yah gimana ga kenal kemana-mana Zhang Hao pergi sama Hanbin kan dia yang nganter
“oh iya udah, tas nya aku taruh depan aja yah, sama ini mas minuman Zhang Hao tadi, takutnya bangun tidur nyariin nanti kasih aja yah pak” titah Hanbin
“oh siap mas aman”
Setelah berucap seperti itu, Tony supir Zhang Hao masuk mobil
“eh sebentar pak ton” sanggah Hanbin, ia kembali masuk mobil, mendekati Zhang Hao
Perlahan Hanbin mengecup dahi, pucuk hidung juga dagu Zhang Hao, hahaha kapan lagi kan
Hanbin tersenyum lalu berbisik
“tidur yang nyenyak yah princessku”Hanbin mengusap pelan rambut Zhang Hao
“maaf membuatmu pusing, kita akan segera mengetahui jawabannya, aku yakin itu”TBC
SO HI GYUSS I KAMBEEKKK, MAAF YAH NUNGGU LAMAAAAAAA BANGET, TAPI TENANG MULAI HARI INI AKU BAKAL FOKUS BUAT BOOK INI, JADI KALIAN JANGAN LUPA PANTAU TERUS YAH, JANGAN LUPA LIKE DAN COMENT NYA JUGA!!!
JUJUR AKU SUKA BACAIN KOMENTAR HEHE
KAMU SEDANG MEMBACA
Letak Sraddha || Binhao E.
FanfictionKetika kita perlu menemukan keberanian untuk percaya bahwa segala sesuatu yang kita ambil adalah sesuai dengan arah tujuan hidup kita masing-masing "jangan bodoh hanya karena ku Hanbin" "aku tidak bodoh karenamu, tapi aku gila karenamu" "kita beda H...