14.

418 35 14
                                    

୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈ ୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








୨୧ ┈┈ °♡☆° ┈┈ ୨୧





Hari sudah semakin Siang, Seharusnya Harfian sudah makan Siang, Tapi ia harus ingat hukuman dari Sang Ayah, Harfian tidak boleh makan selama seharian.

Menurut Harfian itu tidak apa-apa, toh sekalian Diet biar ia tidak makan terlalu banyak.

Sekarang semua penghuni rumah sedang di tengah ruang Santai sembari menonton Tv, yang lain makan camilannya Sambil menonton sedangkan Harfian ia hanya diam di bawah sofa sambil terus fokus menonton.

"Adek enggak Makan?" Tanya Mahesa kebingungan, tidak seperti biasanya Harfian seperti itu, karena kalau sudah soal Camilan atau makanan pasti Adiknya itu akan semangat.

"Eung? Emm..." Harfian menatap Sang Ayah yang kini juga sedang menatap dirinya tajam, dan itu membuat Harfian menunduk, ketakutan.

"Nggak kak, Fian sudah kenyang hehe..." balas Harfian melanjutkan Ucapannya, Mahesa pun hanya mengangguk lalu menonton kembali.

Areksa yang dari tadi melihat itu hanya bisa bergerutu didalam hatinya, ia benar-benar kesal kepada Ayah.

Tidak lama kemudian Harfian memegang perutnya, Karena perutnya terasa perih, entahlah itu datang secara tiba-tiba.

Harfian melihat sekitarnya biar tidak ada yang sadar bahwa ia sedang kesakitan, Harfian harus kuat di depan Mereka.

"Emm...Fian ke kamar dulu bentar." ujar Harfian lalu pergi ke lantai atas.

Areksa yang sadar pun langsung mengikuti Adiknya, baru saja ingin berjalan sudah di tahan oleh Yohan Kakaknya.

"Mau kemana?" tanya Yohan dengan nada dingin.

"Ke kamar mandi." Balas Areksa dengan tenang tanpa takut sedikit pun kepada Kakaknya.

"Kakak tahu kamu gak ke kamar mandi, melainkan menyusul Dia bukan?" bisik Yohan agar tidak mengganggu Ayah dan Bunda.

"Tetap disini." ketus Yohan, ya Areksa dengan terpaksa menurut jika tidak pasti akan menjadi masalah besar.

Sementara Harfian yang kini sedang berada di kamarnya, Pemuda itu sedang menahan rasa sakit diperutnya, sepertinya karena ia tidak makan?

"Hah...sakit..." lirih Harfian sembari memegang perutnya, ia meringkuk di pinggir kasur.

Semakin lama rasa sakitnya makin menambah, bahkan saking sakitnya Harfian sampai terduduk lemas di lantai.

Promise✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang