21.

404 31 26
                                    

୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈ ୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







୨୧  ┈┈ °♡☆° ┈┈ ୨୧





Semenjak Harfian dituduh oleh Delvin, ketiga kakaknya semakin membenci dengan Harfian.

Hari pun mulai berganti.

"Eugh..." Harfian terbangun, tetapi saat dirinya mencoba duduk ia merasakan Pusing dan sakit yang sangat hebat.

"S-sakit..." lirih Harfian sembari memegang kepalanya kuat-kuat, Harfian berusaha untuk tidak berteriak karena jika ia berteriak, mungkin Harfian akan mendapatkan pukulan yang lebih banyak lagi.

Ceklek.

"BANGUN! BUATKAN KAMI SARAPAN!" bentak Mahesa yang membuat Harfian ketakutan.

"Iya Kak..."

"Lama banget sih!" Mahesa menarik tubuh Harfian lalu mendorongnya kedalam kamar mandi.

DUGH!

Saking kerasnya Mahesa mendorong, kepala Harfian sampai terbentur tembok dengan keras, bahkan suaranya nyaring sekali.

"Sshh...Kak Mahesa sudah—Fian enggak kuat..." lirih Harfian lagi sembari memegang kepalanya.

Mahesa terdiam, terlihat sekali dari raut wajahnya, tidak ada rasa menyesal sama sekali.

"Lemah!"

BRUKH!

Mahesa membanting pintu kamar mandi Harfian, sepertinya lama-lama pintu kamar Harfian akan segera rusak.

'Cobaan apa lagi ini?'

Setelah Harfian bersiap-siap, dirinya langsung kebawah untuk membuat sarapan untuk Saudaranya dan juga Ayah.

"Masak yang Gampang dulu deh..." monolog Harfian dengan kedua tangan yang sedang mengambil bahan-bahan makanan.

Pada Akhirnya Harfian memilih Nasi goreng.



~o0OO0o~



Sarapan pun selesai dibuatkan, dengan segera Harfian membawa Nasi Goreng tersebut ke Meja makan.

"Ini sarapannya..." Harfian menaruh Nasi Gorengnya dengan hati-hati, lalu semuanya pun sarapan dengan tenang, hanya ada terdengar dentingan dari sendok atau garpu.

Promise✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang