Promise✔️

16.

୨୧ ┈┈ °☆♡☆° ┈┈ ୨୧

"Capek banget." gumam Delvin, kini Dirinya sedang bersama Yohan ditaman dekat sekolah.

"Adek mnya Kak Yohan capek ya? Mau di beliin ice cream nggak?" tawar Yohan sambil mengelus rambut Delvin, ia tersenyum tipis.

"He'em!" Delvin mengangguk lucu.

"Yuk beli." Yohan menggandeng tangan Delvin agar Adik kesayangannya itu tidak pergi kemana-mana.

Tidak di ketahui oleh mereka berdua bahwa ada yang melihat mereka sedari tadi.

'Kak Yohan beneran berubah ya sekarang?' batin Seseorang yang kini sedang bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar.

"Fian kangen Kak Yohan yang dulu..." gumam Harfian sembari duduk dikursi taman.

Semenjak Harfian dijauhi oleh Yohan dirinya merasa sangat kesepian sekali, bukan berati ia tidak menganggap Kak Mahesa dan Areksa, rasanya seperti ada yang kurang saja.

Karena Harfian lebih sering dekat dengan Yohan di saat mereka belum berada di rumah barunya.

Harfian tidak membenci Delvin tetapi kenapa Delvin harus memisahkan Yohan dan Harfian? Salah Harfian apa? Batin Harfian terus saja bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, ia tidak berani bilang langsung.

"Bu...Kak Yohan kenapa berubah?" tanya Harfian sambil menatap langit yang sudah mulai mendung.

Tes
Tes

"Harfian lemah banget sih, dikit-dikit nangis!" bentak Harfian kepada dirinya sendiri.

Tiba-tiba saja ada yang menghampiri Harfian entah dari mana.

"Halo! Kamu kok nangis?" tanya Gadis tersebut, sepertinya seumuran dengan Harfian.

"Eh enggak kok..." dengan segera Harfian mengelap air matanya yang berjatuhan.

Gadis itu duduk disebelah Harfian.

"Dari pada nangis terus kita kenalan saja Yuk!" Gadis itu menepuk pundak Harfian.

"Kenalin nama Aku Senja." Senja tersenyum sembari menatap Harfian, lalu di angguki oleh Harfian.

"Aku Harfian." balas Harfian lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Senja.