17.

378 35 3
                                    

୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈ ୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






୨୧ ┈┈ °♡☆° ┈┈ ୨୧



Tidak lama kemudian Ambulance datang, dengan segera Bunda langsung diangkat menuju mobil, dan disitulah tangis Delvin semakin mengeras saat melihat Bunda dengan kondisi yang parah seperti itu.

Kejadian menyakitkan itu akan selalu teringat dalam pikiran Delvin.

Saat sampai di rumah sakit, Bunda langsung di bawa oleh perawat yang ada disana, sedangkan Delvin, Harfian dan yang lain mengikuti kemana arah Suster tersebut.

"Kak...Bunda bakal selamat kan?" tanya Delvin, ia benar-benar tidak percaya bakal kejadian seperti itu.

"Kita tunggu kabar dari Dokter ya..." Yohan memeluk Delvin agar sedikit tenang.

"Kak Mahesa..." panggil Harfian mulai mendekati Mahesa, tetapi dengan cepat Mahesa mendorong Sang Adik.

"Jauh-jauh dari Gue." ketus Mahesa.

Tidak lama kemudian ada Pria yang berlari dilorong rumah sakit, sehingga Harfian dan yang lain melihat ke arah sumber suara itu.

"Yohan! Keadaan Bunda gimana!?" tanya Ayah panik, ia baru saja ingin memulai rapatnya di kantor, tetapi Yohan menelfon Dirinya sehingga membuat Ayah membatalkan Rapat tersebut.

Yohan menggeleng
"Dokternya belum keluar."

"Ayah...Ibu bakal sembuh kan?" Delvin langsung berdiri dari duduknya untuk memeluk Sang Ayah.

Ayah masih sangat Shock.

Ceklek.

Pintu terbuka, sontak semuanya pun berdiri untuk mendengarkan kondisi Bunda dari Dokter.

"Apakah anda keluarga dari Pasien?" tanya Dokter, dengan segera Ayah mengangguk.

"Ya Saya Suaminya..."

"Mari ikut Saya sejenak." Dokter berjalan lebih dulu memasuki ruangan lalu diikuti oleh Ayah.

"Maaf sebelumnya Pak..."

Ayah menatap Dokter, berharap Bunda baik-baik saja.

Dokter menghela napasnya dalam-dalam, lalu kembali berbicara.

"Kepala Bu Ratna terbentur sangat keras, bahkan darah yang keluar sangat banyak sehingga..."

Promise✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang