"Janji ya selalu bersama?"
"Janji!"
Kisah empat Bersaudara yang saling menyayangi satu sama lain, apakah benar janji tersebut akan ditepati oleh mereka?
Start: 02-04-2023
End: 11-05-2023
~~~
Revisi : 18-03-2024
End Revisi : 21-03-2024
• RANK =
#2...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
୨୧┈┈ °☆♡☆° ┈┈୨୧
Tidak terasa Malam sudah tiba.
"Adek, makan dulu yuk..." ucap Mahesa dengan membawa nampan berisi makanan.
"Eungh...nggak mau makan..." Harfian menggelengkan kepalanya dan menutup mulutnya.
"Makan dulu, biar perut Harfian terisi kan besok mau Terapi..." bujuk Mahesa sembari menyuapi Harfian dengan Nasi dan Sayur.
"Fian nggak mau Kak..."
"Adnan Harfian-"
"Iya kak! Fian bakal makan, jangan pukul Fian lagi..." Harfian berusaha untuk menutupi Kepalanya.
Mahesa bingung, ia hanya mengucapkan nama Panjang Sang adik, tetapi kenapa Harfian berteriak ketakutan? Apakah ia sejahat itu?
"Nggak ada yang mukul Kamu Fian..." Mahesa mencoba mengelus rambut halus Harfian, agar Harfian tidak ketakutan.
"Enggak dipukul 'kan...?" tanya Harfian ragu sembari melihat wajah Mahesa. Lalu Mahesa menggelengkan kepalanya.
"Enggak kok, Yuk makan dulu—buka mulut nyaaa!"
Harfia dengan cepat membuka mulutnya dan makanan pun masuk ke dalam mulutnya.
"Enak nggak?" Mahesa tersebut sambil mengambilkan makanannya lagi, Harfian membalasnya dengan anggukan kecil.
Ceklek.
"Wihh Lagi makan apa nih?" tanya Yohan yang baru datang dengan Areksa dibelakangnya.
"Makan Nasi!" seru Harfian tersenyum.
"Astaga lucu sekali..." Areksa terkekeh, ia mulai mendekati Sang Adik.
"Nih buka mulutnya lagiii!" Mahesa menggerakkan sendoknya seperti pesawat terbang, layaknya menyuapi anak kecil.
"Fian sudah kenyang..." Harfian mengelus perutnya yang menandakan sudah kenyang.
"Eitsss—Fian harus makan kata Dokter." peringat Yohan, tetapi Harfian malah cemberut.
Semenjak Harfian terkena Kanker Lambung, berat badannya menjadi turun secara tiba-tiba dan nafsu makannya pun menjadi turun dan itu membuat Yohan semakin sedih melihat Wajah Harfian yang pucat, padahal Harfian adalah Anak yang ceria dan mukanya sangat bersinar seperti Matahari.
