15.

392 36 0
                                    

୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈ ୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







୨୧  ┈┈ °♡☆° ┈┈ ୨୧





"Huft...bosan." celetuk Delvin sambil Mengetuk-ngetuk meja belajarnya, hari ini adalah hari minggu, besok ia akan mulai sekolah lagi.

"Ada tugas lagi." tambah Delvin, Moodnya semakin turun.

Delvin pun mengambil buku tulisnya lalu pergi keluar kamar.

Ceklek.

"Woi! Kerjain tugas Gue dong!" sahut Delvin sembari melemparkan Buku tulisnya ke arah Harfian.

"Kamu kan bisa ngerjain sendiri?" tanya Harfian menatap Delvin, bingung.

"Haish—kerjain saja elah banyak bacot!" gerutu Delvin lalu keluar dari kamar Harfian, Sedangkan yang di suruh hanya menghela napas, sabar.

"Sabar Fian...kata Kak Ibu harus sabar!" seru Harfian menasihati dirinya sendiri.

Flashback On.

"Hush enggak boleh begitu Fian harus jadi anak yang sabar, biar orang mau temenan sama Fian..." nasihat Sang ibu kepada Anaknya.

"Eungg tapi Arisnya bikin Fian kesal!"

"Enggak boleh begitu, entar kalau Aris nggak mau temenan sama Fian lagi gimana?" tanya Ibu sembari mengelus rambut sang Anak.

"Entar Fian nggak ada teman.."

"Nah makanya jadi anak yang sabar biar semua orang mau temenan sama Fian."

"Oke Fian nggak jadi marah sama Aris deh."

"Anak pintar, jadi anak yang selalu sabar ya..."

"Siap Ibu!"

Flashback Off.

Harfian tersenyum mengingat kejadian dimana ia sedang marah kepada temannya dulu, lalu dinasihati oleh Ibunya, itu benar-benar kenangan yang tidak akan terlupakan dimemori Harfian.

"Fian." panggil Seseorang yang kini sudah duduk di sebelahnya, Harfian terkejut karena suaranya sangat kecil sekali.

"Kagetin saja deh kak Mahesa!" komentar Harfian sambil memukul kecil tangan Mahesa.

Promise✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang