27.

634 40 6
                                    

୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈  ୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







୨୧ ┈┈ °♡☆° ┈┈  ୨୧





Hari semakin bertambah, keadaan Harfian semakin memburuk. Awalnya Yohan sempat mengajak Harfian untuk Ke rumah sakit tetapi Harfian tidak mau dengan alasan takut.

"Kak Mahesa! Hari ini Ayah pulang dari Jepang!" seru Delvin sambil lompat-lompat kecil ke arah Mahesa yang sedang memasak.

"Wah...Ayah nggak bilang ke Kakak tuh." balas Mahesa apa adanya, karena ia sedang fokus memasak.

"Haha kayaknya mau kejutan deh?" tebak Delvin dengan asal, lalu Mahesa terkekeh.

"Sudah lah Kita makan saja dulu, panggil semuanya gih." suruh Mahesa yang sedang menaruh makanan dimeja makan.

"Sama Anak Sialan itu...?"

Mahesa menggelengkan kepalanya.

"Nggak usah—Dia tidak diajak."

Senyum Delvin mengembang, dengan cepat Ia menurut lalu memanggil seluruh kakak-kakaknya satu persatu.

Tok
Tok
Tok

Ceklek.

"Kenapa Dek?" tanya Areksa yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Ihh Kak Areksa jelek!" wjek Delvin sambil menunjuk muka Sang Kakak.

"Yaelah bocah bukannya dijawab malah ngejek." gerutu Areksa merotasikan bola matanya malas.

"Tuh makan, Kak Mahesa sudah buat makanan." Delvin dengan segera pergi ke kamar Kakak pertamanya.

Tok
Tok
Tok

Tidak ada sahutan dari Sang Kakak.

Tok
Tok
Tok

'mana sih Kak Yohan?' batin Delvin bertanya.

Saat Delvin sedang mencari Yohan ia mendengar suara tawaan dari kamar Harfian, dan itu membuat perhatian Delvin ke arah kamar tersebut.

'Kayak nya disana? Coba dulu deh'.  Delvin berjalan menuju kamar Harfian.

Ceklek.

Promise✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang