20.

420 35 22
                                    

୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈ ୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






୨୧  ┈┈ °☆♡☆° ┈┈ ୨୧



Yohan terus menatap Harfian dengan penuh kecewa, semakin lama ia tidak sudi melihat wajah Sang Adik.

"Huh—rencanamu apa sebenarnya Adnan Harfiandra Biantara!" tegas Yohan, Harfian tidak berani menjawab, Sang Kakak kalau sedang marah sangat seram.

"Tatap Kakak, Harfiandra."

"B-bukan salahku..."

PLAK!

"Kau berbohong!" timpal Delvin yang membuat Yohan semakin emosi dengan Harfian.

"Bukan salah—"

PLAK!

Yohan pun menjambak Rambut Harfian hingga sebagian rambut Harfian rontok.

"Ka...kak—sakit..." ringis Harfian kesakitan, ia memegang kepalanya dengan erat agar rasa sakitnya sedikit berkurang.

BUGH!

Satu pukulan mendarat dibadan Harfian, pukulan itu lebih keras dari sebelumnya, bahkan yang memukulnya bukan Yohan, tetapi Mahesa.

"AKU MEMBENCIMU HARFIAN!"

BUGH!
BUGH!

Badan Harfian kini setengahnya sudah luka dan ada lebam, saat dipukul oleh Sang Kakak Harfian terus memohon kepada Tuhan untuk memberhentikan kejadian ini.

"Sudah waktunya Gue harus bawa Lo untuk masuk ke dalam Gudang yang sangat gelap itu..." Yohan tersenyum miring.

Harfian sangat tahu betul isi Gudang tersebut, ia dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Harfian takut dengan kegelapan.

"Bawa saja Kak! Gue sudah muak liat muka Dia" cetus Areksa sambil mengobati luka-luka Delvin.

"Kau benar." Yohan mulai menyeret Harfian untuk masuk ke dalam Gudang.

"Ti...tidak...jangan masuk ke Gudang itu!"

"Diam kau Sialan!" bentak Yohan yang membuat Harfian tidak berani mengeluarkan kata-kata lagi.

Ceklek.
BRUKH!

Promise✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang