Tak terasa setahun pun berlalu. Kini Jian sudah berumur 6 tahun. Hobinya adalah menganggu ketiga kakaknya dan ayahnya saat bekerja.
Makanan favoritnya menu yang berunsur strawberry. Pokoknya jika ada strawberrynya itu punya Jian!
Kini baby Jian sedang menggambar ditemani oleh Namjoon, tangan kanan ayahnya. Mereka berada di ruang kerja Yoongi, karena Jian bosan, jadi ia meminta pada paman Namjoon untuk menemaninya menggambar. Sedangkan Yoongi tetap fokus pada pekerjaannya, walau sesekali melirik Jian.
“Paman lihat, ini Ji, ini kak Reas, kak Tian dengan kak Ian. Kalau yang besar ini paman Joon, lalu ini Ayah!” Jian menjelaskan dengan semangat. Ia menunjuk satu persatu orang yang ia gambar.
Sedangkan Namjoon hanya tersenyum menanggapi. Pangeran kecil ini sungguh menggemaskan. Suasana istana yang tadinya suram menjadi lebih cerah sejak kedatangan pangeran kecil ini kembali.
“Lalu wanita yang memegang tangan Yang Mulia ini adalah Permaisuri?” Tanya Namjoon saat melihat ada satu gambar yang tidak di sebut.
“Iya, ini ibu...” Jian berucap lirih. Tak lama matanya berkaca-kaca. “hiks—ibuuu!” Dan tumpah.
Yoongi yang mendengar anaknya menangis pun langsung bangkit dari duduknya. Mengabaikan retetan pekerjaan yang tidak berguna. Karena saat ini prioritasnya adalah sang anak.
Langsung saja ia menggendong Jian. Membawanya keluar setelah memerintahkan Namjoon untuk melanjutkan pekerjaannya.
“Ssh, tidak boleh menangis, hm? Nanti ibu di atas sana akan sedih jika baby menangis.” Ucap Yoongi. Ia berusaha menenangkan anaknya.
“hiks—ayaah, rin—hiks du ibuu.”
“Iya, kita akan kunjungi ibu nanti. Sekarang baby berhenti menangis. Kita lihat ketiga kakakmu sedang apa, oke?”
Jian mengangguk. Ia menyandarkan pipi gemuknya pada pundak sang ayah. Tangannya bermain-main di tali menjuntai di baju milik Yoongi.
.
.
.
.
“Lihat, ketiga kakakmu sedang berdebat.” Ucap Yoongi seraya menunjuk pada ketiga anak tertuanya yang sedang berdebat. Yoongi berucap dengan muka datarnya.
“Ugh, kenapa berdebat? Mereka bertengkar?”
“Tidak bertengkar. Mereka sudah biasa berdebat, baby.”
sementara itu para ketiga pangeran;
“Enak saja! Aku yang paling Jian sayang! Aku yang paling dekat dengan baby!” Ucap Ian.
“Aku yang sering tidur dengannya! Kalian berdua tidak ada apa-apanya!” Ucap Tian tak mau kalah.
“Aku yang paling hebat! Aku yang paling di sayang oleh Baby!” Sahut Reas setelahnya.
“Aku panglima perang!”
“AKU BISA SIHIR!!”
“AKU CALON KAISAR!!! PUAS KALIAN?! AKU YANG MENANG!”
.
“Ayah, kenapa kakak kakak berteriak.” Tanya Jian heran pada ayahnya. Pasalnya ketiga kakaknya itu saling berteriak satu sama lain. Menyebut nyebut namanya pula.
“Mereka sedang simulasi menjadi monyet. Biarkan saja. Ayah menyesal membiarkanmu menyaksikan ini. Ayo kita ke kebun strawberry.” Jawab Yoongi, ia membawa serta Jian dalam gendongannya untuk berlalu dari sana.
“Ayoooo!”
end.
yup benar cintah, The Last son of Emperor akhirnya end jugaa 👏👏
hehe ini sebagai thr dari gueee 🤙
gue juga mau dong thr dari kalian, isi secreto yang ada di bio yaah, kalian bisa isi sesuka hati kalian. Menerima krisar koook, atau unek-unek kalian sama gue yang jarang updet dan pelupa ini hehew :D
see u in the next chapter bebii, babaii!
KAMU SEDANG MEMBACA
Little! Taetae ><
Short StoryBerisi kumpulan cerita-cerita Taehyung kecil sama para hyung-hyungnya! Child! Tae Old! All