The Last son of Emperor.

889 94 15
                                    

Kini keluarga inti kekaisaran ini tengah berada di ruang singgasana. Tampak wajah Yoongi mengeras. Pun begitu dengan kedua anaknya. Sedangkan Ian tengah mengulas senyum mengejek dengan sorot mata dingin.

“Jadi, siapa yang menyuruhmu?” Tanya Yoongi tenang. Walau tangan sudah gatal ingin memenggal kepala si pelayan yang berani sekali memberi makanan basi pada putra kecilnya.

“T-tidak ada Yang Mulia.” Pelayan itu tengah bersimpuh dengan masing-masing penjaga yang mengacungkan pedang kearahnya. Membuat pelayan itu gemetar dan keringat dingin bercucuran.

“Heh, lucu sekali. Mana lebih baik? Membunuhmu langsung atau membiarkanmu mati perlahan-lahan dengan sendirinya?” Ian menaikan sebelah alisnya. Lidahnya bermain dengan pipi dalamnya.

“M-maafkan s-saya Yang M-mulia.”

“Kakak, kenapa paman itu nangis?” Tanya Jian berbisik pada Reas. Sedangkan Pengaran Mahkota itu mengusap surai lembut adik manisnya. Dia mengecup pipi gembil itu lalu meletakkan telunjuk pada bibirnya. Tersenyum kecil mengisyaratkan agar bayi manis ini untuk diam dulu.

Jian hanya mengangguk. Lanjut asik pada dunianya sendiri tentang darimana asalnya? Apakah dewi bulan memberikannya pada Ibu dan Ayahnya? Kenapa ia tiba-tiba ada. Yah kira-kira begitulah.

“Tidak berguna. Singkirkan. Lalu beri pada Lay.” Ucap Mutlak sang Kaisar. Lay adalah Harimau putih miliknya.

“Y-yang Mulia, mohon ampuni saya. S-saya berjanji tidak akan m-mengulanginya.” Pelayan itu semakin bergetar. Tidak ingin berakhir disini.

“Kau tau, orang—ah maksudku binatang sepertimu membuang sia-sia oksigen di bumi.” Tian menatap sinis pada pelayan itu. Tangannya bergerak perlahan untuk memasukkan racun melalui sihirnya.

“Kalian boleh bermain-main dengannya. Ayah, tak perlu secepat itu untuk memulangkannya. Biarkan dia melihat bumi untuk terakhir kalinya.” Ucap Tian. Ia beranjak dari sana. Sangat malas melihat pemandangan seperti ini. Lebih baik ia tidur dengan adik manisnya.

“Jian? Ayo ikut kakak. Jian harus tidur siang.”

Jian mengangguk semangat. Akhirnya pergi dari sini juga. Ia sudah sangat bosan dan mengantuk. Lelah berfikir dari mana asalnya.

“Ayah, Kak Reas, Kak Ian papai!” Tangan mungilnya melambai lucu pada ketiga orang yang tertinggal itu. Membuat mereka tersenyum tipis pada si manis.

.

.

.













tbc or end?

wkwk shibal buntu sekali pikiran ini.

btw, DEAR, MIN YOONGI
LO KENAPA TIBA² KE INDO MAU KONSER ANJIR???! GUE GA ADA DUIT, MINIMAL TRANSFER 2 MILIYAR KEK 😭😭 STRES BANGET GUE, BELUM LAGI PB ME, MYSELF NYA, TRUS JUGA LO JIMIN YA, BISA² NYA MENAWARKAN SESUATU YANG MENGGODA IMAN DAN TAQWA, LO PIKIR GUE ADA UANG BUAT BELI ALBUM BIAR BISA VC AN SAMA LO?? KAGAK ADA ANJ 😭😭

sekian 🙏

Little! Taetae ><Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang