"Junkyu, lepas dulu anjing. Gue mau ambil selimut, dingin banget ini."Haruto menghela napas panjang, sedari tadi dia membujuk Junkyu untuk melepas pelukannya. Untung saja hari ini kesabaran Haruto tebal, setebal isi dompetnya.
Junkyu yang memang sudah merasa kasihan kepada haruto karena sedari tadi dia memeluknya pun akhirnya melepaskan pelukannya.
Haruto tersenyum tipis kemudian mengusak rambut junkyu. Sekali-kali dia harus bersikap baik pada Junkyu, hanya hari ini.
Baru juga haruto bangkit dari tempat duduknya dan baru satu langkah ia berjalan, tiba-tiba saja bunyi petir terdengar kembali. Dari dalam Haruto dapat melihat kilatan cahaya di langit malam sana, melalui jendela dia dapat melihat kilat di langit.
"Bunda!!"Teriak junkyu sambil menutup telinganya takut. Dia memang sangat takut dengan petir, dia mungkin sangat; bahkan sangat-sangat menyukai hujan. Akan tetapi, dia tidak menyukai petir dan kilat, yang jelas-jelas ada hubungannya dengan hujan. Menurutnya, hujan itu menenangkan dan petir itu menakutkan.
Duagh
Kaki haruto tidak sengaja menabrak sesuatu sehingga mengakibatkan dirinya jatuh begitu saja di kasur. Yang tadi itu terjadi begitu saja dan tidak dapat dia cegah, ah, sialan.
"Sialan. Kaki gue nyut-nyutan."Umpat haruto lirih yang masih saja belum menyadari kondisi saat ini.
Junkyu berkali-kali mengedipkan matanya dengan mulut yang terbuka lebar karena terkejut, terkejut? Yaa tentu saja. Haruto terjatuh tepat di atasnya dengan kedua tangan pemuda tampan itu yang berada di kedua sisi bahunya.
Dan tanpa sengaja tangan junkyu memegang milik haruto, atau lebih tepatnya meremas miliknya karena junkyu menduga bahwa itu adalah selimut.
"Ahh argh,"desah haruto tanpa sadar.
Dapat junkyu rasakan kedua tangan haruto mengelus-elus perut ratanya dengan sensual. Untung saja saat ini sedang mati lampu jadi haruto tidak dapat melihat wajah nya yang memerah karena malu.
"H-haru kamu b-berat ish,"ujar junkyu susah payah karena haruto sedang tidur di atasnya.
Haruto terkekeh geli kemudian dengan sengaja dia malah menjilat leher putih junkyu.
"Eumhh h-haru,"desah junkyu sambil menjauhkan wajahnya dari wajah haruto.
"Haruto berhenti." Junkyu menepuk-nepuk punggung belakang haruto.
Mendengar tidak ada jawaban dari haruto membuat junkyu berkaca-kaca Karena takut jika saja haruto malah berbuat macam-macam padanya.
"Haruto iss!"panggil junkyu lagi.
"Apa sayang?"
Tentu saja junkyu langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang haruto sambil memukul-mukul punggung belakang haruto pelan.
"Awas. Kamu jangan macam-macam haruto!"
Haruto menganggukkan kepalanya walaupun itu tidak bisa dilihat oleh junkyu karena gelap.
"YAK HARUTO!" Teriak junkyu karena haruto tiba-tiba mengangkat tubuhnya dan mendudukkan nya pada pangkuan haruto.
"Diam junkyu, lu tau kan kalo gue gak suka di bantah?"
Junkyu sontak diam mendengar nada dingin dan datar haruto, lebih baik memilih diam daripada harus melihat haruto marah lagi pada dirinya.
Haruto membenamkan wajahnya di ceruk leher putih junkyu sambil memeluknya erat, kedua kaki junkyu melingkar sempurna di pinggang haruto.
"Kyu gue capek," lirih haruto.
Junkyu yang tidak tau harus berbuat apa sontak hanya mengelus-elus punggung belakang haruto dengan lembut.
"Ceritain aja, aku bakal dengerin kok," ujar junkyu.
"Belum saatnya kyu, kalo gue udah siap buat cerita pasti gue ceritain,"ujar haruto.
Junkyu menganggukkan kepalanya mengerti.
Tanpa disadari olehnya haruto menatap junkyu dengan intens kemudian tersenyum miring, siapa yang tau jika senyuman itu terkesan meremehkan junkyu.
"Haruto jangan pernah berkhianat pada seseorang, karma itu selalu ada. Ingatlah ini baik-baik,"ujar junkyu serius sambil menatap haruto di kegelapan.
Haruto hanya menganggukkan kepalanya walau dalam hati dia sedang berperang batin.
Junkyu bergerak sedikit untuk mencari tempat yang nyaman namun itu justru membuat dirinya dalam bahaya karena dia tidak sengaja menduduki milik haruto dan jangan lupakan desahan haruto yang kembali terdengar.
"Maaf haru, aku tidak sengaja,"ujar junkyu dengan cepat.
Namun sedetik kemudian junkyu membulatkan matanya terkejut menyadari bahwa milik haruto sudah tegang dan menusuk bokongnya yang masih terlapisi celana pendek dan tipis itu.
"H-haru are you ok-
"Kim junkyu, lu harus tanggung jawab," ujar haruto dengan dingin.
Belum sempat junkyu membalas perkataan nya, pemuda tampan itu malah menidurkan dirinya kembali di ranjang. Nafsu nya sudah di ujung tanduk.
"eumh,"
Haruto mencium bibir junkyu dengan ganas dan penuh nafsu. Kedua tangan nya mulai melancarkan aksinya dengan cara mengelus nipple junkyu.
Setelah puas menciumi bibir junkyu kini haruto berpindah ke leher putih junkyu, menghisapnya dengan rakus sehingga membuat bekas kemerahan di sana.
"Haru uhmm, g-gatal eunhg," ujar junkyu sambil mengarahkan tangan besar haruto pada bokongnya.
"Sebentar sayang, gue mau cicipin bagian atas dulu,"ujar haruto yang kini sudah berada tepat di nipple nya.
Siapa yang menduga jika keduanya sudah naked.
"H-haruh ini salah hiks." Junkyu mulai menangis tersedu-sedu.
Mendengar tangisan junkyu membuat akal sehat nya kembali, sungguh dia tidak bermaksud untuk melecehkan junkyu.
"Maaf sayang, maaf. Gue gak sadar," ujar haruto yang sudah bangkit dari ranjang.
Dirinya kembali memasangkan pakaian junkyu, setelah haruto pun langsung membawa junkyu kedalam pelukannya.
"Maaf kyu maaf, gue gak bermaksud. Maafin gue,"ujar haruto sambil mencium kening junkyu dengan penuh kasih.
Junkyu masih saja menangis, kali ini bukan karena kelakuan nakal haruto melainkan panggilan sayang dari haruto. Apalagi suara haruto terdengar sangat lembut dan halus. Dirinya memang merasa sangat bersalah atas perbuatannya pada junkyu.
"Udah dong nangisnya, gue benci ngeliat seseorang nangis,"ujar haruto sambil mengecup kedua kelopak matanya.
"Gak papa hiks. Haru kau kenapa sangat harum hiks?"
Haruto memalingkan wajahnya saat junkyu mengendus-endus dadanya.
"Gue pakai minyak wangi, kyu. Udah ah tidur, udah larut dalam ini,"
TBC
Di pilih Yee
Hiatus, gak di lanjut, di lanjut, atau di hapus aja?
Bnyak bngt yang pembaca gelap soalnya:(
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me||Harukyu {END}
FanfictionUdah tamat:) 2/10 gak pintar buat bikin deskripsi. jadi langsung baca aja kalau penasaran:) Jangan jadi sidears dong, berikan vote dan komen. Setidaknya untuk memberi semangat untuk tetap melanjutkan cerita ini. •Terima kasih banyak yang sudah mampi...