Part 1

4.1K 23 0
                                    

Jika bersamamu itu artinya aku harus masuk neraka, maka akan ku lakukan. - bucin tolol.

***

"Celli! Lo gila ya check in lagi sama si Milo? gak ada kapoknya ya lo!" Aracelli atau yang biasa disapa Celli ini hanya meringis mendengar teriakan sahabatnya yang menggema diseluruh kafe.

"Geya! Lo berisik banget sih! Kecilin suara lo." untungnya pelanggan disana hanya mereka berdua jadi ia tidak perlu meminta maaf kepada pelanggan lain akibat sahabatnya berteriak tadi.

"Lo bilang lo gak mau lagi check in-check in sama si Milo tapi mana anjing lo masih aja ngewe sama tuh laki."

"Ya abis gimana ya Gey, lo tau sendiri gue gak pernah bisa nolak ajakan si Milo. Lagian gue juga lagi pengen kemarin terus kebetulan si Milo ngajak jadi yaudah deh." Geya, sahabatnya itu hanya bisa menghela nafas lelah mendengar jawaban dongo dari sahabatnya ini.

Geya tidak habis pikir kenapa sahabatnya ini mau terjebak dalam hubungan anak remaja jaman sekarang yang sebenarnya sangat tidak menguntungkan dan lebih terkesan merugikan.

Dari sekian banyak laki-laki yang mendekati wanita itu, sahabatnya malah lebih memilih laki-laki yang jelas-jelas tidak menginginkan adanya hubungan lebih atau hubungan yang serius.

Celli malah lebih memilih laki-laki yang otaknya tidak jauh dari selangkangan dan selangkangan. Dongonya sahabatnya itu, dia malah menikmati hubungan haram ini. Bukannya lari menjauh, ia malah berlari kedalam pelukan laki-laki berotak selangkangan itu.

"Tapi Celli, Milo itu gak ada perasaan apapun sama lo. Dia juga gak cinta sama lo. Dia cuma mau badan lo doang dan gak lebih. Kenapa lo masih mau sih sama dia. Gue gak habis pikir, liat deh si Shaka yang udah lama ngejar lo tapi gak lo lirik dan lo gubris sedikitpun. Udah mah dia rajin sholat, rajin ibadah, pinter, baik, ganteng, sopan dan masih banyak hal baik lainnya dari Shaka dan lo malah maunya deket sama si Milo? Ibaratnya nih ya lo ditawarin surga tapi lo lebih milih neraka Cell. Ckckck.. gak habis pikir gue sama lo."

"Geya gue udah bilang juga sama lo berkali-kali kalau gue gak ada perasaan apapun sama si Shaka. Dan gue juga gak ada perasaan sama si Milo, ya kita hanya teman yang yaudah saling menguntungkan aja gitu. Dia ngasih gue kenikmatan ya gue nikmatin. Jadi anggap aja simbosis mutualisme, sama-sama menguntungkan. Dia enak, gue enak."

"Terus lo mau sampai kapan kayak gini? Umur lo makin bertambah Celli. Lo bukan lagi anak remaja yang hidupnya begini-begini aja. Emang lo gak mau nikah? Sama Milo gak terjamin masa depan lo Cell. You know what i mean kan? Emang bukan dalam hal materi tapi status hubungan kalian. Apalagi lo bilang si otak selangkangan itu lagi pdkt sama cewek lain. See? Lo yakin bakal terus ngekorin tuh laki? Gimana kalau seandainya mereka berdua jadian? Gak mungkin kan lo jadi orang ketiga dalam hubungan mereka?" Celli yang mendengar itu hanya diam.

"Stop Cell. Stop sebelum tubuh dan diri lo makin kecanduan sama dia. Jauhin dia dan buka hati lo untuk seseorang yang emang pantes buat dapetin lo."

Celli lagi-lagi terdiam mendengar ucapan sahabatnya itu. Apa yang dikatakan Geya benar bahwa tidak seharusnya dia terus berada dilubang kenikmatan haram seperti ini.

Sambil meraba dadanya, Celli mengakui bahwa hampir setahun bersama Milo menimbulkan perasaan tak biasa yang tidak seharusnya ia rasakan dalam hubungan pertemanan mereka. Ya, entah sejak kapan Celli jatuh cinta dengan laki-laki asal Jawa Barat itu.

Jika dibandingkan dengan Shaka, laki-laki yang sudah setengah tahun ini mengejarnya. Milo memang tidak sebanding ketampanannya dengan Shaka tapi entah kenapa Celli belum bisa jatuh cinta dengan Shaka. Mungkin karna Milo yang terlebih dahulu berlabuh di hatinya, oleh sebab itu tidak ada tempat lagi untuk laki-laki lain.

Friends With BarokahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang