Semua penolakan yang kamu lakukan padaku tidak juga membuatku tersadar bahwa seharusnya aku berhenti mengharapkanmu. - Aracelli Deolinda.
***
Drrrttt~ /dering telepon/
"Cui liat dah." ujar Celli pada teman semejanya.
"Milo?" Celli hanya mengangguk.
"Halo." ucap Celli menenangkan suaranya.
"Halo Assalamualaikum. Lo udah balik kerja Cell?" tanya Milo di ujung telepon.
"Kenapa?"
"Gue ada di Indomart deket kantor lo nih. Mau ketemu gak? buka dulu Whatsapp nya. Lagian pake di block-block segala." Celli terdiam menimang apakah ia harus bertemu dengan laki-laki itu atau tidak.
"Kalo gak mau ya gak papa." sambung Milo.
"Iya tunggu. Bentar lagi gue pulang."
"Oke. Yaudah, Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Setelah sambungan telepon terputus Celli beringsatan. "Aduh aduh aduh.. gimana ini deg-degan banget!! kok dia tiba-tiba mau ketemu gue sih! kok aneh banget anjing!!" gerutu Celli.
"Kan bener gak mungkin dia ngelepasin lo dengan begitu mudah. Udah sana ketemu. Kapan lagi kan."
"Tapi ini di luar ekspetasi aku Vi."
"Yaudah gak papa. Udah sana gih. Enjoy ya ngedatenya bestie!"
"Ngedate apaan!"
Celli yang pulang kerja seperti gembel membenarkan penampilannya sedikit sebelum bertemu pujaan hatinya.
Saat di luar gerbang kantor, Celli membuka blockan laki-laki itu.
"dmn." Celli hanya mengetik pesan singkat karna tangannya mendadak dingin. Jantungnya berdegub kencang. Ada rasa rindu yang membuncah di hatinya.
Walaupun bukan pertemuan pertama mereka tapi tetap saja, Celli selalu dibuat gugup setiap kali mereka akan bertemu atau hanya sekedar berbincang lewat telepon.
"Di Indomart." balas Milo.
Sebelum melangkahkan kaki bertemu Milo, Celli memantapkan lagi hatinya untuk biasa saja.
"Hanya Milo." bisik Celli pelan.
Dengan keadaan mata Celli yang minus, Celli mencari dimana laki-laki itu berada. Ah, ternyata dia baru keluar dari dalam Indomart.
"Gue pikir tuh cowok elu." ujar Celli membuka obrolan sesaat sudah dekat dengan Milo.
"Emang itu cowok ya?"
"Iya. Kata gue, kok motor lu ganti bukan NMAX lagi, apa udah ganti? eh ternyata bukan. Untung belum gue panggil."
"Gue aja gak tau kalo itu cowok. Emang ada cowoknya ya?"
"Itu cowok anjing."
"Oh gak liat gue. Nih minum." Milo memberikan Celli sekaleng kopi instan yang baru saja ia beli di Indomart.
"Tengkiuu."
Celli hanya melihat sekaleng kopi yang Milo berikan. Sepertinya tidak akan ia minum, akan ia simpan saja.
"Kok lo tau sih kantor gue? tau darimana? emang gue pernah kasih tau lo ya?" Celli mengerutkan alisnya heran.
"Tau lah gue kan hacker."
"Si paling hacker. Serius ih tau darimana?"
"Di bilang gue hacker." ujar Milo sambil menenggak kopi kalengan yang sama seperti Celli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Barokah
ChickLitTeman yang baik adalah teman yang dapat membawamu kedalam kebaikan. Teman yang baik adalah teman yang selalu mengajarkanmu kedalam kebenaran. Lalu bagaimana dengan pertemanan anak remaja jaman sekarang? Apakah ia akan membawamu kedalam kebaikan ata...