Part 4

1.7K 11 0
                                    

"Cell bangun Cell." Milo mengguncang pelan tubuh Celli.

"Eunghh..."

"Cell bangun anjrt! malah tidur lagi."

"Berisik banget sih Mil. Masih pagi ini."

"Muka lo pagi. Ini udah jam 8 Aracelli." ujar Milo sambil memakai pakaian yang berserakan dilantai.

"Ya terus kenapa kalo masih jam 8? kan kita check out jam 12." Celli langsung terbangun melihat temannya itu sudah selesai mandi dan sedang memakai pakaian.

Aracelli yang masih setengah sadar dan sedang mengumpulkan nyawa menatap Milo heran. "Ngapain lo udah rapih begitu?"

"Kita check out sejam lagi. Nah sekarang cepet deh lo mandi." Milo melempar handuk yang baru saja ia kenakan.

"Loh? emang kenapa? kok tiba-tiba banget?" Celli masih heran, karna tidak biasanya Milo sangat terburu-buru seperti ini. Bahkan biasanya Milo akan meminta tambahan jam saat staycation bersama dirinya.

"Gue lupa kalo hari ini ada janji sama Asha. Hari ini dia libur dan gue janji bakal nemenin dia ke pameran Art gitu di daerah Jakarta Timur." Celli yang sudah sadar mengangkat sebelah alisnya, merasa heran dengan temannya itu. Milo bukan type laki-laki yang suka datang ke tempat seperti itu. Dibanding ketempat-tempat seperti itu dia lebih suka berduaan didalam kamar dan making love.

Celli menghela nafasnya lalu menunduk. Sepertinya temannya betulan suka dengan gadis beruntung itu, hingga rela melakukan apa yang tidak dirinya sendiri sukai untuk menarik perhatian gadis itu. 

"Pergilah. Gue tetep check out jam 12 nanti, gue masih ngantuk."

"Apaan? nggak, nggak. Lo harus pulang bareng gue. Gue kan yang bawa lo kesini. Dan juga gue gak mungkin ninggalin lo sendirian begitu. Ngga Cell. Ayo bangun." Milo menghampiri Celli dan menarik tangannya.

"Gue masih ngantuk Milo." karna tangannya ditarik oleh Milo, tubuh Celli otomatis kebangun, duduk.

"Tahan dulu, nanti lo lanjutin tidur di rumah. Cell ayo bangun. Ini nunggu lo sadar aja udah makan setengah jam Cell. Jam setengah 10 gue harus jemput Asha dirumahnya. Jarak dari sini ke rumah Asha jauh banget Cell. Ayo dong sayang. Ya, bangun ya." Celli yang menahan sesak di dadanya hanya bisa menglepaskan tangan Milo dari tangannya.

"Pergi. Pergi aja Mil, gue bakal tetep check out jam 12. Udah lo sekarang pergi aja, dibanding jemput tuh cewek telat. Nanti yang ada lo minus di mata dia. Gih pergi." Celli kembali tiduran. "Gak usah mikirin gue." sambungnya dengan suara pelan, menarik selimut dan kembali menutup mata.

"Gak bisa. Nanti lo balik sama siapa? lo pergi sama gue, ya lo tanggung jawab gue."

"Berisik Mil. Gue ngantuk banget. Nanti gampang gue bisa naik ojol atau gak minta tolong dijemput sama Shaka." Milo terdiam.

"Shaka? dia udah balik emang?"

"Hooh. Pesawatnya landing jam 5 subuh tadi."

"Lo tau darimana?"

"Gue sempet mendusin jam 6 tadi terus ada pesan masuk dari Shaka dan bilang kalo dia udah di Jakarta."

"Oh. Oke. Lo pulang naik ojol aja. Gak usah ngerepotin orang pakai minta jemput segala." Milo mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar uang lalu dikasih kan ke tangan Celli. "Nih buat nanti bayar ojolnya."

Celli merasa tersinggung dengan perlakuan Milo. Apa-apaan laki-laki ini, batinnya kesal.

"Gak usah. Gue masih punya uang sendiri buat bayar ojol dan lagi gue bukan lonte lu ya Mil, selesai di pake langsung dibayar terus ditinggal gitu aja." Milo yang mendengar itu terkejut.

Friends With BarokahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang