Aku tidak tahu bahwa berjauhan denganmu membuatku sekarat. Kembali by, aku merindukanmu. - Aracelli Deolinda.
Sudah sebulan Celli dan Milo tidak bertemu semenjak pertemuan terakhir mereka di pameran Art lalu. Milo saat ini sedang sibuk membucin bersama kekasih barunya, Asha.
Terakhir Milo mengirim pesan untuknya 4 minggu yang lalu hanya untuk memberitahu bahwa dia sudah jadian dengan Asha. Tentu saja sebagai teman yang baik Celli memberikan ucapan selamat kepadanya, walaupun nyatanya ia hanya bisa menangis tersedu-sedu seorang diri di kamar tanpa ada yang mengetahui. Apalagi Milo sekarang tidak segan memamerkan kemesraan mereka berdua di sosial media. Sedangkan saat bersamanya, tidak pernah sekali pun Celli masuk ke dalam postingan story laki-laki itu.
Hubungan mereka sudah mulai renggang akhir-akhir ini. Milo yang sibuk membucin, sedangkan Celli ? sibuk mengobati hatinya yang terluka. Apalagi Celli tidak mempunyai teman untuk bercerita tentang perasaannya saat ini. Walaupun Shaka selalu berusaha menghiburnya dan menawarkan bantuan serta perhatiannya yang tidak ada habisnya kepada Celli, tapi sering kali tidak Celli gubris.
Celli tidak ingin merepotkan laki-laki yang sudah lama mengejarnya itu. Ia hanya tidak ingin Shaka berpikir bahwa Celli sudah mulai bisa membuka hatinya untuk Shaka. Karna nyatanya saat ini ia terluka melihat kebersamaan Milo dan Asha. Harusnya Celli yang merasakan bukan gadis lain.
Harusnya Celli yang Milo peluk, harusnya Celli yang Milo cium, harusnya Celli yang saat ini sedang tertawa bahagia, bukan gadis lain.
Semenjak jadiannya hubungan Milo dan Asha, Celli yang awalnya ceria kini menjadi gadis pemurung, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar dengan menyetel lagu galau dibandingkan jalan main keluar rumah. Bahkan untuk sekedar keluar kamar kalau tidak kebelet pup dan pipis pun tidak ia lakukan. Untuk makan saja mama nya yang membawakannya ke kamar. Celli benar-benar patah hati berat.
Benar yang sahabatnya katakan bahwa setelah Milo sibuk dengan kekasihnya, Celli baru menyadari bahwa dirinya sudah terlalu dalam kecanduan dengan laki-laki brengsek itu.
Flashback On
"Gue liat-liat dari postingannya si kunyuk, dia udah jadian ya sama gebetannya?" Celli yang berusaha biasa saja mengangguk. Walaupun tidak bisa menutupi wajah lelah dan kurang tidurnya.
"Poor my bestie. Gue bilang juga apa Cell, Cell. Dari awal tuh laki-laki udah redflags parah, dia itu gak ada niatan buat serius sama lu. Dari awal si kunyuk itu gak mau sama lo Aracelli Deolinda, dia cuma mau badan lo doang. Dia nafsu sama lo bukan cinta. Stop jadi goblok Celli. Lo masih aja terus pertahanin dia. Liat nih muka lo sekarang, makin kayak zombie anjir, udah kecanduan banget lo sama si kunyuk. Ckck.. setelah dia udah nemuin tambatan hatinya lo dibuang deh begitu aja. Hadeh.. udah bener sama si Shaka, masih aja ngewe sama si kunyuk. Menguntungkan, menguntungkan pala lo peyang." Geya menoyor kepala Celli. "Rugi bandar kan lo. Batu sih di bilanginnya."
"Huft.. gue gak tau Gey."
"Masih aja gak tau anak dongo ini. Lo tau kan dan harusnya ya jing lo udah sadar nih, kalo yang dia mau itu bukan lo. Terus apa lagi yang mau lo harapin dari dia tot. Jangan bilang lo jatuh cinta sama dia? Lo bilang ngga ya jing. Awas aja kalo ternyata lo sebenernya udah bucin tolol tingkat akut." Geya dan Milo memang mulut sama 11 12, toxic.
"Gak tau Gey. Gue seneng aja kalo lagi sama dia. Ngobrol sama dia selalu bikin gue happy. Nerima pesan dari dia bikin gue ketawa mulu. Bisa di bilang kita satu frekuensi. Dari awal tau sisi buruk dan brengseknya dia gue tau kalo dia emang cowok redflags parah tapi ya gitu tololnya gue, gue malah nyaman sama dia." Celli menghela nafas dan menunduk. "Huftt.. gue tau gak seharusnya gue begitu."
"Ya, ya, ya. Akhirnya lo mengakui perasaan lo yang selama ini lo denial itu. Ya, walaupun secara gak langsung. Tai amat bilangnya, nggak gue cuma temenan sama dia. Gak mungkin lah gue jatuh cinta sama dia. Bla, bla, bla, bla... Kontol. Bullshit Cell. Mana ada cewek sama cowok temenan apalagi udah sering ngewe gak punya perasaan satu sama lain. Bullshit Cell. Lo aja yang sok-sok an denial. Padahal mah udah bucin akut kan lo sama si kunyuk. Ckck... tapi ya Cell kalo kata temen gue nih sebut aja FR, namanya laki brengsek emang gampang bikin nyaman bestie. Dan selamat, lo udah terjebak ke dalam lubang kenyamanan dan kenikmatan yang udah dia buat. Dan lo bakal sulit untuk keluar dari lubang itu. Selamat Cell, itu konsekuensi yang harus lo tanggung karna gak mau dengerin omongan dari sahabat lo yang cantik bin bahenol ini. Lo nikmatin aja sekarang hasilnya." Geya menepuk pundak Celli entah sebagai menyemangati atau malah mengejek.
Flashback Off
Celli memandangi satu foto yang dia ambil diam-diam saat Milo sedang tidur. Saat mereka bersama jarang sekali bermain handphone, Milo juga salah satu orang yang anti kamera. Makanya tidak banyak foto yang mereka ambil berdua. Perlahan air matanya jatuh kembali, Celli merindukan laki-laki ini.
Biasanya dengan entengnya ia mengirim pesan kepada laki-laki itu tapi kini untuk mengetik pesan saja rasanya terlalu berat. Walau pun mereka berteman cukup lama dan sering bertemu untuk hangout (Walau pun lebih banyak check in nya), Milo termasuk type orang yang susah di hubungi. Sosial medianya terlalu private. Milo juga bukan type orang yang suka memamerkan dirinya di publik, makanya untuk sekedar ngestalk akun laki-laki itu cukup sulit. Selain jarang update, ia juga jarang aktif.Tapi semenjak pacaran entah kenapa ia malah aktif terus dan sering pamer kebucinan. Huft.. itu salah satu yang membuat hati Celli berdenyut nyeri.
"By kapan kita bisa ketemu? Aku kangen kamu by, aku pengen denger suara kamu." lirih Celli.
Celli sudah berjanji bahwa jika salah satu dari mereka atau keduanya mempunyai pasangan, ia akan membuat jarak guna menjaga perasaan pasangan masing-masing. Tapi Celli tidak tahu bahwa berjauhan dengan Milo membuatnya sekarat.
Apalagi di umur Milo yang sudah menginjak usia 26 tahun dan sekarang sudah mempunyai pasangan. Sudah pasti laki-laki itu akan memikirkan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Ah.. hati Celli benar-benar terluka. Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana Milo harus bersanding dengan wanita lain di atas pelaminan. Bisa-bisa ia akan menyumbangkan lagu Armada-Harusnya aku yang disana, nanti sambil berderai air mata. Memalukan.
Tak henti-hentinya wanita itu menangis sambil memeluk dan menciumi foto Milo. Ia benar-benar merindukan laki-laki itu.
"By, aku kangen." dengan suara lirihnya Celli jatuh tertidur.
***
Sumpah ngetiknya sambil pengen nangis🥺 ikut banget berasa sakitnya jadi Celli. Ngeliat orang yang disayang harus bersanding dengan wanita lain😭 nangis bombai yang ada😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Barokah
ChickLitTeman yang baik adalah teman yang dapat membawamu kedalam kebaikan. Teman yang baik adalah teman yang selalu mengajarkanmu kedalam kebenaran. Lalu bagaimana dengan pertemanan anak remaja jaman sekarang? Apakah ia akan membawamu kedalam kebaikan ata...