Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEBUAH TANGAN menyisir lembut rambutmu seraya menyelipkannya di belakang telinga. Senandung lembut nan indah di nyanyikan oleh ibumu.
Mesin mobil yang menyala itu di matikan olehnya setelah parkir di samping jalan tempat tujuan. Kedua bola matanya menatap secara lembut kepada fitur gugup dirimu yang masih kanak-kanak.
"Sudah siap pergi ke lokasi syuting?"
Kedua tangan yang saling menggenggam di atas paha itu saling menggosok berupaya menenangkan kegugupan. Kepalamu tertunduk ketika pikiran kecilmu melayang ke berbagai interaksi yang harus dilakukan selama syuting nanti.
Jika kamu ketika syuting salah bicara, bagaimana bila mereka akan mengusir mu dan mencabut peranmu di film layar lebar mereka nanti? Bagaimana bila kamu bereaksi berlebihan selama proses penyuntingan?
Pertanyaan bagaimana-jika berputar di kepalamu sampai sebuah tangan telah di letakan di atas tangan yang tanpa kamu sadari gemetar.
"Rileks sayang, lakukan seperti yang biasa kamu lakukan." Ibumu mengelus tanganmu yang mulai berkeringat dingin, menghitung satu sampai tiga untuk menormalkan pernapasan milikmu.
Mengikuti pola napasnya yang teratur hingga tidak merasakan sesak di dadamu, kepalamu terangkat untuk menatap bola mata ibumu.
"Tentu, ma. Terimakasih!!"
"Apapun untukmu sayangku <3"
Membuka pintu dan keluar dari kenyamanan kursi mobil, tangan ibumu yang lebih besar menggenggam erat tangan mungilmu. Dirinya membawamu berjalan menuju lokasi penyuntingan yang akan dilakukan.
Dengan tema horor misteri ini, film ini mencangkup beberapa aktor yang tergolong tidak mahal. Dan dirimu yang berusia 4 tahun ini termasuk ke dalam hal ini, entah apa yang dilihat oleh sutradara itu di dalam dirimu.
"Katanya hari ini ada aktor yang baru masuk ya? Siapa eh, namanya?"
Ibumu memulai percakapan seraya meletakkan tangannya yang bebas di bawah dagunya. Keningnya berkerut ketika dia berpikir dengan keras. "Hoshi .. Hoshino Ai? Kurasa itu namanya, tapi kalau seingat ibu sih Ai seorang Idol, kenapa mereka memasukkannya ke dalam film ya?"
"Mungkin .. mungkin Ai memang berbakat Mama. Tidak ada salahnya bukan bila idol ingin terjun ke dunia hiburan ..?"
Bibir ibumu terbuka terkejut sebelum dirinya menunduk dan merengkuhmu dengan erat. Kedua tangannya melingkari tubuhmu yang lebih kecil, memeluk dengan erat. "Oh my sunny, bagaimana bisa kamu berpikiran begitu dewasa di umur segini? Jangan cepat besar dong, tetap di umur 4 ya? ya? .."
Binar harapan di mata ibumu dan wajah memohonnya yang lucu membuat tawa kecil keluar dari mulutmu. Tawa itu menular ke wanita dewasa di hadapanmu, membuat kalian tertawa cekikikan bersama-sama.
