Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVENOW TELAH berkembang dengan pesat, mulai dari popularitas series nya hingga ke seluruh pemainnya. Namun ada satu orang yang terus berjalan pada tempatnya, dia terus-menerus melangkah maju, namun ketika dia menoleh tidak ada perubahan apapun.
Keringat membasahi seluruh tubuhnya, namun itu tidak menghalanginya untuk terus bergerak. Kertas pada tangannya telah kusut karena begitu banyak kekuatan yang telah dia tumpahkan.
Kaki dan tangannya terus bergerak mengikuti suaranya, semua usaha dia keluarkan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Handuk pada bangku telah diambilnya untuk mengusap keringat serta tas yang dia gantungkan di bahunya.
Gadis bersurai biru keunguan itu mengusap keringat pada keningnya seraya berjalan ke ruangan manajernya. Matanya menemukan pintu ruangan yang telah dikenali olehnya selama bertahun-tahun.
"Pak manajer, ini kunci studionya─!"
"APA KAU INGIN DIPECAT HA?"
Akane, gadi itu tersentak kaget melihat pemandangan di hadapannya. Dirinya segera membalikkan badan dan bersembunyi di balik dinding, dengan diam dia mendengar setiap celotehan yang diterima oleh manajernya.
"Aku mendengar Akane telah populer di Dating Reality Show jadi aku menontonnya, namun apa ini?! Bahkan tidak sampai 10 menit dia disorot oleh kamera!"
Manajernya menundukkan kepala begitu dalam kepada orang yang derajatnya lebih tinggi daripada dirinya sebagai bentuk permintaan maaf.
"Kau bilang ini kesempatan terbaik untuknya, tapi nyatanya dia tidak mengerti sedikitpun! Apa maumu sebagai manajer kalau membimbingnya saja tidak bisa??"
"Maaf, Pak Presedir .. Akane sudah memberikan yang terba─"
Kata demi kata telah dipotong oleh Presedir itu, orang tua yang tidak menerima proses dan hanya menerima hasil yang menurutnya menakjubkan.
Akane menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, tidak kuat mendengar semua perkataan yang harus diterima manajernya karena dirinya. Apa yang harus dia lakukan?
Bunyi langkah kaki yang semakin mendekat membuat Akane menurunkan kedua telapak tangannya dari wajahnya. "Maafkan aku, Pak Manajer .."
Lelaki tua itu terkejut melihat anak didiknya berdiri di samping pintu ruangannya, terlebih ketika dirinya mengetahui bahwa Akane telah mendengar semua hinaan itu.
"Apa .. apa kau mendengarnya?" Manajer itu mengukir sebuah senyum tulus kepada dirinya, "Akane sudah melakukan yang terbaik, tidak perlu dipikirkan atas perkataan Presedir. Aku pasti akan melindungimu."
Akane menyaksikan manajernya menjauh dari tempatnya berdiri. Air mata telah menggenang di matanya yang terancam akan jatuh, tubuhnya merosot di dinding dengan tangisan diamnya.
