Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNYI MESIN yang dimatikan oleh sang pengemudi membuat dirimu melihat sekitar dan beralih menatap ibumu. Jarinya mengetuk pada setiran dengan ritme yang pas sebelum mata merahnya menatap dirimu.
"Mau Mama antar ke dalam?" Ibumu bersenandung pelan seraya matanya melirik ke bangunan di belakangmu.
"Eh? Gak perlu ma .. aku bisa sendiri kok."
Tanganmu bergerak melepaskan sabuk yang melilit tubuhmu di atas kursi sebelum meletakkan tangan di atas gagang pintu mobil. Bola mata merah mudamu melirik ke bawah sebelum menatap ibumu.
"Setelah ini .. kita langsung pergi ke Pantai?"
Ibumu meletakkan tangannya di atas kepalamu dan mengacak-acak nya dengan senyum di wajahnya. "Tentu saja!"
Kepalamu mengangguk dengan pelan dan mendorong pintu mobil hingga terbuka.
"Aku berangkat ma."
"Yang sukses syutingnya, my sunny!! "
Mobil melaju dengan kencang meninggalkan dirimu di depan bangunan yang menjadi tempat berkumpulnya para kru syuting sebelum membawa mereka ke lokasi. Tanganmu meraba tali tas yang tergantung di bahumu, mengotak-atik mereka untuk meredakan kegugupan.
Tenang .. mereka semua sudah pernah aku temui.
Kakimu melangkah maju masuk ke dalam gedung, membuka pintu dengan tangan mu yang lebih kecil. Kedua matamu melihat sekeliling sebelum menaiki tangga menuju lantai pertama.
Bunyi langkah kakimu terdengar di telingamu, menyebabkan dirimu terbawa suasana mencekam yang kamu ciptakan sendiri.
Secercah cahaya mulai muncul dari depan sebelum menyebar dengan cepat, membutakan matamu sesaat. Sorak-sorai mencapai telingamu ketika matamu kembali jernih.
Orang-orang yang berkeliaran dan para aktor-aktris yang sedang mengobrol menyambut pandanganmu yang gugup. Tanganmu mencengkram erat tali tas di bahumu, menggoyang kaki kesana-kemari sebelum berani melangkah maju.
Kepalamu bergoyang ke kanan dan kiri ketika melewati banyak orang, melihat mereka satu-persatu. Sebuah bayangan tangan yang melambai tercipta di sudut pengelihatanmu, menyebabkan dirimu menoleh perlahan ke arahnya.
Surai ungu dengan highlight birunya menyambut pandanganmu dengan senyuman tipis, tangannya melambai dengan pelan sebelum dirinya berlari menghampiri dirimu yang diam di tempat.
"[Nama]."
Kakinya berhenti tepat di hadapan dirimu sebelum mata birunya dengan cepat meneliti sekitar dan mengintip dari balik bahumu. Surai sebahunya bergoyang kesana-kemari dengan tangan yang terkepal erat di depan dadanya.
