Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KANA TAK habis pikir, mengapa dirinya menerima tawaran dari Ruby untuk menjadi salah satu anggota membernya dalam menjalani dunia idol ini?
Seharusnya sedari awal Kana menolak saja tawaran Aqua untuk menemui dirinya bila tau bahwa Ruby ternyata menawarkan sebuah pekerjaan.
Gadis bersurai merah itu mengerti bahwa ada sebuah perasaan yang mengganjal di hatinya untuk Aqua. Tetapi meskipun begitu, mana mungkin hanya karena itu Kana luluh dengan permohonan seorang Aqua?
Dasar manipulatif!
Kana mengangkat stempel miliknya dengan enggan di atas lembar berlabel Strawberry Productions. Jemarinya bergetar dan pandangannya menjadi kosong di atas lembaran itu.
"Selamat datang di Strawberry Productions .."
Miyako tersenyum dengan kaku ke arah Kana yang masih saja tenggelam dalam pikirannya. Gadis itu masih saja merenungi nasib yang akan dirinya lalui setelah ini.
"Kenapa aku selalu saja masuk di situasi begini sih!!" Kedua tangannya mengacak surai merahnya dengan kesal membuat topi baret yang berada di kepalanya tergeser. Hidungnya mendengus dengan sedih dan bahunya menurun.
Kalo kayak begini kan jadinya Kana harus menjalani kehidupannya dengan kedua karirnya secara bersamaan. Yang dalam satu waktu menjadi seorang aktris dan diwaktu lain menjadi seorang idol.
Sudah sibuk malah tambah sibuk lagi ..
Di samping rasa frustasi Kana, Ruby justru menyambut dirinya dengan semangat. Sedikit terbesit rasa bersalah di dalam hatinya karena memaksa Kana untuk masuk ke dalam company nya, tapi bagaimanapun juga ini salah satu cara agar Ruby bisa debut secepat mungkin.
Gadis bermata ruby itu mengangkat tangannya ke atas, "Ayo kita berjuang bersama, senpai! "
"HUAAA NOO!!"
Miyako menghela napas dengan keringat di pelipisnya, bola matanya bergulir untuk melihat kembaran Ruby di sampingnya. "Aku masih tak percaya bahwa kau berhasil membujuknya. Apa yang kau lakukan sampai berhasil begini?"
"Apa ya? Aku hanya berbicara kepadanya saja. Tapi yang membuat ini berpengaruh adalah Kana sendiri, dia merupakan orang yang memiliki rasa empatik yang besar. Jadi aku pikir ketika berbicara kepadanya dengan air mata akan cukup efektif .. tapi ternyata itu memang berhasil."
Miyako menghela napasnya seraya menutup kelopak matanya. Kedua tangannya terlipat di depan dada dan wanita dewasa ini tidak habis pikir dengan kelakuan bocah asuhannya. Sejak kapan bayi manis ini menjadi mengerikan?
"Aku hanya bisa bilang, berhati-hatilah. Suatu saat nanti takutnya kamu akan mengalami hal yang sama."
Bola aqua itu menatap kedua gadis yang sedang berbincang, yang satunya merasa tertekan dan satunya lagi merasa bahagia.
