Target pertama : Jun (2)

377 43 10
                                    

Masih ketawa ketiwi gara gara bahagianya hoshi sama seokmin ngerjain adik bungsunya di happy ending, kopi pesenannya mereka dateng. Dan karna dianter langsung sama ownernya, mereka jadi keinget sama realita. Ya realita apa lagi selain mereka kesini tuh sebenernya bukan sembarangan mau ngopi haha hihi kayak anak ABG yang males pulang ke rumah. 

"Nah... Ini dia kopi special untuk tamu special saya juga. Makasih loh, seokmin. Sudah mampir lagi malah bawa temen kesini" - paman wen

"Hehe saya sangat amat terhormat bisa mampir kesini, paman" - hoshi

"Anak ini penasaran banget paman, pengen kesini. Abis kemaren pas kesini ini orang semacam pejabat, paman. Pria panggilan, sibuk bener." - seok

"SEMBARANGAN" - hosh

"Hahahaha, berarti sudah sukses lah ya?" - paman wen

"Ah, masih suksesan minghao lah paman, saya belom ada apa apanya" - Hoshi

Hoshi dengan sedikit gestur malu malu meong izin ke paman wen buat nyobain kopi yang dibawain sama beliau. Ya dibolehin lah soalnya kan emang dibuatin untuk mereka. Semuanya hening sejenak, tapi matanya hoshi sama seokmin saling kayak ngomong telepati. 

"Eum..... Paman, keliatannya lagi sibuk ya? Hari ini ramai sekali" - seok

Paman wen menolehkan pandangannya, liat ke sekitarnya yang berdatangan satu per satu pelanggan buat ngopi di tempatnya. Dia tersenyum lalu kembali melihat ke arah hoshi dan seokmin bergantian. Kayaknya dia tuh seolah tau apa yang jadi tujuan utama anak berdua ini kesini. 

"Yaaaa, lumayan lah ya seok, untuk pegangan di hari tua. Tapi kalian ga akan ganggu saya kok kalo mau ngobrol lebih lama" - paman wen

Hoshi dan seokmin langsung liat liatan masing masing. Kayaknya ini anak berdua keliatan banget kayak bingung. Tapi masalahnya ga ada yang tau apa yang ada di pikiran mereka. 

Paman wen ketawa ngakak banget gara gara respon kedua temen keponakannya ini justru diluar dugaannya. Beliau buka apron yang dia pake terus gantungin di senderan kursi yang didudukin sama dia. Terus dia kembali natap kedua bocah di depannya dengan tatapan yang dibuat santai. Mungkin biar ga tegang kayak disidang mertua. 

"Sepertinya kalian sadar ya?" - paman wen

"eh? Maksudnya gimana ya paman?" - seok

"Iya. Kalian sadar kalo informasi yang waktu itu saya kasih belum semua saya bicarakan?" - paman wen

"Hehe kok paman berpikir begitu?" - seok

"Karna kalo informasi itu cukup, kalian ga akan kembali secepat ini" - paman wen 

Situasi jadi terasa sedikit lebih serius. Semuanya menjeda ucapan masing masing. Hoshi dan seokmin kehabisan kata kata. Bagi mereka, antara ini akan mempermudah urusan mereka atau sebaliknya, kemungkinan yang dipertanyakan seokmin bisa aja terjadi soal mereka kesini sia sia kan?

"Paman, maaf. saya mungkin cuma tau cerita semuanya dari kawan kawan saya aja. Tapi, jujur saja keadaan sekarang semakin sulit untuk kami" - hosh

"Sulit? Apa yang terjadi nak siapa tadi namanya?" - paman wen

"Hoshi, paman" - hosh

"Oiya, nak hoshi" - paman wen

"Kami bertemu dengan Joshua. Sebenernya Joshua dan saya memang punya hubungan, tapi dia baru bertemu dengan beberapa teman kami beberapa hari lalu. Dan kami dibuat bingung dengan sikapnya" - seok

"/mengangguk/ Joshua ini bilang kalau ayahnya dibunuh oleh ayahnya Jeonghan. Yang kami tau ayah Jeonghan itu berhubungan dekat dengan ayah Jun kan, paman?" - hoshi menambahkan

SEQUEL! Masa depan (SEVENTEEN STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang