Coffee shop dan permasalahannya

390 48 3
                                    

Pembicaraan mereka terakhir kali memang terlampau serius. Tapi dari sana, mereka dapat banyak informasi dari paman wen. terutama soal hubungan antara Jeonghan dan Jun. Setelah 2 foto lawas yang dikasih liat sama paman wen ke mereka. mantan wartawan sekolah jadi buka sesi tanya jawab sama narasumbernya. 

dari sana mereka bisa paham bahwa hubungan orang tua jeonghan dan orang tua jun memang tidak sesederhana itu. bahkan ketika jun dan hao mengunjungi rumah hao di daerah, ternyata ayah hao juga mengenal ayah jun. mereka bertiga dulunya adalah teman satu sekolah di sma. 

awalnya hao menganggap itu hal yang baik karna dengan begitu mereka bisa mulus bagai jalan tol masalah percintaan. namun setelah tau masalah pelik antara keluarga jun dan keluarga jeonghan, ayah hao jadi menentang hubungan mereka yang terlampau sudah hitungan tahun berjalan. 

"tapi.... perusahaan ayah jun sekarang masih berjalan?" - kwan 

"hmmm setau gue, ayah gege gak kerja lagi sih. dan sekarang gatau mereka pindah kemana." - hao 

berjam jam mereka udah ada di dalem cafe itu, lama lama cafenya jadi rame. ga enak lah mereka kalo bahas bahasan kayak gitu disana. terlebih itu juga cafenya pamannya jun kan. alhasillah mereka mutusin buat ngobrol sambil jalan aja. cari tempat lain gitu yang enak.

"gue ga menyangka ternyata masa lalu orang tua kalian tuh bisa kenal gitu ya hao" - kyeom

"sebenernya orang tua gue sama gyu juga, saling kenal. tapi ga cerita sih gimana bisa kenal" - woo

"lah sempit amat dunia" - kyeom

"kok bisa saling kenal gitu?" - uji

"gue belom smpet kenalan sama keluarganya shua. karna mereka lama tinggal di amerika." - kyeom 

"heheheh sebenernya papa gue sama papanya hansol juga kenal lama, temen sekolah sih bilangnya. " - kwan 

"sumpah ini kalian kenapa wkwkwkwkw" - woo

saling adu nasib terus terjadi sampe mereka di parkiran cafe. ga ada tujuannya sebenernya, tapi mungkin mampir ke rumah uji yang ga jauh dari sana bukan ide yang buruk. mingyu bilang kesananya naik mobil dia aja. ya walau ga muat ya dimuat muatin aja kalo perlu pangku pangkuan. dibanding harus misah misah ye kan? 

cuma disaat mereka baru absen ke jok mobilnya si mingyu, handphone milik hao bunyi. semua nengok tapi ngasih kesempatan hao buat angkat teleponnya. sebenrnya boleh aja kalo angkat di dalam mobil, tapi yang telpon ini sekretaris ayahnya. jadi pasti soal kerjaan kan? makanya hao permisi dulu buat keluar sebentar. ga jauh kok dari mobil mingyu. 

"HAH? GIMANA? GAUSAH BERCANDA!" 

teriakan hao yang keliatan marah itu ngebuat semua teman temannya di dalam mobil jadi nengok berbarengan ke arah dia. yang diliat masih asik berbincang di telponnya sampai dia nengok ke belakang tepat ke arah pak sopir.

ya, mingyu. 

"gyu!"

sautan itu ga terlalu kencang tapi ekspresi wajah hao yang setengah panik dan kesal ngebuat mingyu jadi dibuat bingung versi serius. orangnya keluar dari mobil terus nyamperin hao disana. mereka keliatan ngomongin sesuatu tapi akhirnya mingyu yang balik ke mobil sendirian.

"tutup pintunya" - gyu

"lah gyu? hao gimana? - kyeom

"gue anter kalian ke rumah kak uji, nanti hao gue jemput. ada masalah lagi" - gyu

tegas, dan datar. Yah, si mingyu lagi ga keliatan bercanda. memberikan kode kepada minghao dengan tangan kemudian melesat pergi (tetap dengan hati hati) menuju jalan yang ditunjukin sama uji yang punya rumah.

semuanya terdiam. ga ada yang angkat bicara sampe di rumahnya uji. turun ya turun aja. kecuali wonwoo lah ya yang ngomong sebentar sama mingyu sebelum akhirnya mingyu pamit ke semuanya buat balik ke hao. 

semakin rumit. ada aja kejadiannya. 




















di belahan dunia lain.......


















seorang lelaki berambut agak panjang terlihat duduk diatas sebuah ayunan kayu yang terpasang pada dahanpohon besar di tepi bukit yang entah ada dimana. jika diliat dari view pria ini, banyak pematang sawah dan luasnya lautan di ujungnya. 

ayunan itu bergoyang perlahan. entah itu karna dorongan kaki sang penumpang atau semilir angin yang memang berhembus meniup untaian rambutnya yang indah itu. sepertinya pria ini melamun. terdiam mendengar berbagai suara suara pengisi latar belakang di otaknya. 

"gila, yoon jeonghan! gue kecewa!" 

ayunan itu berayun lebih cepat lagi. tapi ini ga mengubah apapun dari sang pria yang masih dengan posisi dan lamunan yang lama. hembusan angin masih menyapa namun awan mendung kini juga ikut bersua.

"papa cuma bisa bilang maaf, tapi lebih baik kamu gausah lanjutkan hubunganmu dengan seungcheol, demi papa"

wwwuuushhhh~

rambutnya yang bergerak terkena angin kini menutupi pandangan wajahnya. kakinya menapak membuat ayunan yang ditumpanginya berhenti bergerak. 

"gue sejak awal cuma mau menangin kontes aja. lagian, pacaran sama lo ternyata membosankan"

jari jemari pria itu menyapa wajahnya. jari itu mencoba menyingkap rambut yang menghalangi pandangannya. matanya masih lurus menatap ke depan, tapi bulir air mata kini ia bubuhkan pada pandangannya itu. 

ketenangan yang ia dapatkan di kehidupannya sekarang memang jauh lebih baik dibanding hiruk pikuk yang dia lalui di tempat yang lama. namun pikirannya tetap seramai ibu kota. yang menjerit kesana kemari, mengingatkan dia dengan apa saya yang dia lalui ke belakang. dirinya merasa......................................... sepasrah itu. 



- TBC_

MAAPKAN AKOH BARU BISA UPDATE KARENA WIFIKU MINTA DIAJAKIN DUEL WUSHU! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

SEQUEL! Masa depan (SEVENTEEN STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang