Ruang Kenanga

344 45 16
                                    

Wen Junhui.

Lelaki muda itu berdiri terpaku di depan ruang kaca yang menyengat banget bau alkohol rumah sakitnya. Matanya ga berhenti netesin air mata sambil liat seorang pria paruh baya yang tertidur dengan banyak selang di badannya.

Di samping Jun, ada minghao. Mantan pacarnya yang cuma diem sambil elusin lengan Jun berulang kali tanpa berucap apa apa. Dia udah berdiri disitu sama Jun sekitar 15 menit. Matanya juga diarahin ke arah yang sama dengan Jun.

Kejadian di bus pas pulang dari Pekalongan beberapa waktu lalu ngebuat sedikit keributan di dalam bus. Seungcheol yang juga kebawa emosi gara gara sadar surat itu ditulis langsung pake tulisan tangan Jeonghan membuat semua anak anak happy ending jadi kepo semua.

Setelah itu, Seungcheol ga pikir panjang buat minta pak supir untuk langsung anter mereka semua ke rumah sakit yang ditulis sama Jeonghan di surat untuk Jun itu. Seungcheol ga marah kok, dia justru ikutan panik karna wonwoo ceritain soal ayah Jun yang hilang gatau kemana. Itu juga paman Wen Lao yang cerita pas mereka main ke cafenya dulu.

Dan bener aja.

Ruangan rumah sakit yang ditulis sama Jeonghan beneran berisikan ayahnya Jun yang terbaring di atas brankar. Menyisakan Jun yang ga bisa berpikir apapun, cuma bisa ngeliat ayahnya dari luar karna perawat tidak mengizinkannya masuk.

"haahh haahh...."

Suara deru nafas kasar seseorang yang kedengeran terengah karna berlari ngebuat Jun menoleh. Dia kaget dengan apa yang dia liat.

"Dokter........ Wang??" - jun

".....Junhui??!" - dokter wang

"......." - jun

"Bagaimana bisa— Kau— Kau bertemu Jeonghan?" - dokter Wang.

Tepat dugaan Jun. Nama itu disebut.

Jun berjalan mendekat pada lelaki paruh baya dengan seragam dokternya yang berwarna putih. Ekspresi wajah Jun seperti kaget dan ga percaya. Ada banyak pertanyaan di otaknya sekarang.

"Kenapa.... Kenapa dokter bisa ada disini?" - jun

"Tunggu, darimana kamu tau tempat ini, Jun? Jeonghan mana?" - dokter Wang

"Kenapa Jeonghan selalu kau sebut? Apa yang dia lakukan?" - Jun

"Jun?? Kamu—" - dokter wang

Langkah Jun terhenti tepat di depan dokter Wang. Sebenernya sih mukanya biasa aja, lebih ke kaget dan bingung gitu. Tapi Minghao yang ada disitu kayak takut takut ada baku hantam gitu deh. Auranya Jun udah jelek banget di mata dia. Jadi, dipegangin terus lah itu tangannya si Jun.

"ge...." - hao

"Dokter.... Selama ini.... Pelakunya itu.... Jeonghan?" - jun

Semua terdiam. Mata Jun telak menginterupsi sang dokter dengan dokter wang yang juga menatap kedua mata anak muda yang sedari kecil selalu berobat padanya. Minghao jadi cameo, yang cuma bisa diem tapi tetep disana buat temenin Jun. Dia khawatir.

Dokter Wang diem sangat lama. Entah gamau jawab pertanyaan Jun, entah gatau mau ngejawabnya gimana. Ada janji yang dia pegang dengan Jeonghan selama dia menangani ayah Jun di rumah sakit ini. Tadinya, beliau ragu untuk menceritakan, tapi dia sudah kepalang basah kepergok dengan Jun di depan matanya.

Tangan dokter Wang memegang sebuah papan jalan yang diselipkan kertas dan pulpen. Tangan itu terangkat, ngasih papan jalan yang dia bawa ke Jun. Belum diterima sama Jun, tapi diliat kok isi kertasnya.

Pemeriksaan berkala, minggu ke-25.

Begitulah judul kertasnya.

"Normal, gula darah konstan, tekanan darah mulai stabil, trombosit naik 3%" - dokter Wang.

SEQUEL! Masa depan (SEVENTEEN STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang